16. Apa Kau Menggodaku ?

3.2K 67 4
                                    

Seperti biasa vote dulu sebelum baca ya

Terimakasih atas dukungan nya

***

"your smile means my world"

Sandra mengerjapkan matanya beberapa kali. Kesadarannya belum seutuhnya kembali namun aroma yang tidak asing baginya langsung masuk ke indra penciumannya. Aroma tubuh seseorang yang sangat ia kenal tapi tidak dengan si pemilik aroma tubuh ini. Aroma tubuh suaminya tapi entah dia bisa menyebut lelaki yang ada di depan matanya ini suaminya atau tidak. Dalam samar, Sandra menyunggingkan bibirnya membentuk garis lengkung.

Namun seketika kesadarannya telah berkumpul. Betapa terkejutnya ia saat ini melihat dirinya sedang memeluk Abraham. Kepalanya berada di dada bidang Abraham. Kadang-kadang terdengar suara lenguhan dari bibir Abraham. Sepertinya Abraham merasa kaku di badannya karena menahan berat tubuh Sandra. Langsung saja Sandra beranjak dari atas tubuh Abraham. Mencoba untuk menjauh dan turun dari kasur. Sesaat akan hampir berhasil sebuah lengan yang kekar menarik tubuhnya kembali kedalam pelukan tadi. Pelukan Abraham. 'apa dia semalam pulang dalam keadaan mabuk ?'. Hanya itu yang terlintas di pikiran Sandra saat mencium aroma yang keluar dari mulut Abraham.

Sandra kembali mencoba menjauh dari Abraham, mengangkat lengan Abraham yang kini berada di perutnya. Tapi percuma, lengan itu begitu kuat memeluknya. Wajah Abraham tepat berada di depan wajah Sandra. Diam-diam Sandra memperhatikan raut wajah Abraham. Dalam tidurnya Abraham tampak begitu tenang. Tidak ada wajah dingin yang selama ini Sandra lihat pada Abraham. Tidak ada mata yang selalu menatap Sandra dengan tatapan tajam. Wajah Abraham saat ini apakah ini wajahnya yang asli atau sebaliknya ?.

Setelah berhasil menjauh dari Abraham dan turun dari kasur Sandra keluar dari kamar Abraham dan melihat meja makan yang sangat berantakan. Piring dan gelas-gelas yang Sandra siapkan untuk makan semalam masih ada disana tapi tidak dengan makanannya. Kemana makanannya ? Apa seseorang memakannya ? Dan dia baru saja teringat bahwa semalam dirinya tertidur di atas meja makan ini saat melihat tabletnya masih berada di atas sana. Bagaimana dia bisa berada di kamar Abraham ?. Begitu banyak pertanyaan yang ada di kepala Sandra namun dia lebih memilih untuk segera membersihkan semuanya, dan menyiapkan sarapan untuk Abraham juga. Untuk pertama kalinya, sekali lagi, Sandra menyiapkan sarapan untuk Abraham setelah jangka waktu yang lama.

.

Abraham terbangun dari tidurnya, kepalanya mencoba mengingat apa yang terjadi tadi malam. Setelah ia mengingatnya, Abraham mengusap wajahnya dengan kasar. Bagaimana bisa dia salah meletakkan Sandra dan malah membawa Sandra ke kamarnya sendiri. Tapi wanita yang ia gendong tadi malam itu sudah tidak ada di sampingnya. Abraham turun dari kasur dan keluar dari kamarnya, sungguh perutnya terasa sangat tidak nyaman saat ini. Tadi malam ia begitu banyak meneguk alkohol. Lebih banyak dari biasanya.

"selamat pagi"

Sandra yang masih mengenakan celemek dan memegang spatula menyapa Abraham. Abraham hanya menatap Sandra sebentar tidak percaya ia bisa melihat senyuman Sandra di pagi hari seperti ini.

"kau duduk lah, sarapannya sudah hampir selesai".

Abraham hanya mengangguk dan berbalik mengambil koran. Lalu,

"selamat pagi".

Sandra yang tadinya sedang menuangkan sup pereda pengar untuk abraham menolehkan wajahnya karena balasan ucapan selamat pagi yang di ucapkan Abraham. Entah mengapa Sandra merasa lega saat ucapannya terbalas.

"aku membuatkan sup pereda pengar untuk mu. Sepertinya kau semalam sangat banyak meminum alkohol. Apakah kau tadi malam menghadiri pesta seseorang ? Padahal aku menunggu mu untuk makan malam. Ah iya, apa kau yang memakan makanan yang ku siapkan semalam ? Yahh itu memang ku siapkan untuk mu. Aku lega kau memakannya"

Sandra terus berceloteh, sedangkan Abraham hanya menyendokkan sup pereda pengar yang Sandra sajikan untuknya. Sup itu sangat membantu Abraham. Rasanya sangat segar dan pengarnya sedikit demi sedikit hilang. Sementara Sandra sibuk berceloteh tidak jelas. Abraham sudah menghabiskan makanannya. Dan mengangkat wajahnya menatap Sandra yang masih bercerita, menanyakan banyak hal. Tapi ia tak memberi jeda pada lawan bicara nya untuk menjawab ataupun membalas perkataannya. 'ada apa ini ? Kenapa dia cerewet sekali hari ini ?'.

"apa yang ingin kau bicarakan padaku ?". Abraham langsung saja memotong perkataan Sandra dengan pertanyaan ya g sangat to the point.

Sandra terhenti dari celotehannya dan menatap Abraham dengan penuh tanda tanya.

"kau menyiapkan makan malam, menungguku untuk makan malam bersama, lalu pagi ini kau bersikap sangat ramah dan menyiapkan sup pereda pengar ini untuk ku. Apa yang ingin kau bicarakan padaku sebenarnya?". Sandra mulai mengerti arah perkataan Abraham saat ini. Tentu saja perilaku Sandra yang tiba-tiba berubah ini akan sangat terlihat oleh Abraham.

"kau menyadarinya ya. Begini abraham...".

"katakan saja Sandra". Abraham mulai penasaran dengan apa yang akan Sandra katakan. Apa dia akan meminta perceraian dan meminta izin untuk menikahi Rey pacarnya itu ?

"emm... Begini, orang tua ku merencanakan makan malam akhir pekan ini untuk kita berdua. Apakah kau bisa datang ?". Sandra menatap wajah Abraham dengan memelas berharap Abraham tidak menolaknya.

Satu detik...dua detik... Tiga detik...

Abraham mencoba mencari kebohongan pada wajah Sandra tapi tidak ia temukan.

"hahahahaha, jadi kau menyiapkan makan malam untukku, menungguku pulang untuk makan malam bersama hanya untuk mengatakan hal ini ?". Langsung saja tawa Abraham pecah mendengar permintaan Sandra. Bukannya kenapa, tapi Nyonya Indira, ibunya Sandra sudah menelponnya lebih dulu mengenai makan malam ini.

Sandra tampak kebingungan melihat Abraham mentertawainya seperti ini. Apa ada yang salah dengan perkataannya ? Rasanya tidak ada yang salah.

"kenapa kau tertawa ? Apa ada yang lucu ?". Terang saja Sandra merasa kesal. Dirinya seperti sedang di permainkan saat ini.

"tidak...tidak... Tidak ada yang salah padamu". Abraham masih saja tertawa.

"ada apa sih ? Memang nya ada aku salah bicara ?".

"tidak tidak". Abraham mencoba mengatur nafasnya. Dan mengendalikan tawanya.

"tapi, ibumu sudah menelponku kemarin dan memberi tahuku perihal makan malam ini. Tentu saja aku sudah menyetujuinya. Tapi kau menyiapkan semua ini hanya untuk mengatakan hal itu padaku. Maaf aku tak bisa menahan tawaku".

Sandra memajukan bibirnya dan raut wajahnya tampak sangat kesal. Kalau tau akan begini, kalau tau bahwa ibunya sudah memberi tahu Abraham dan Abraham sudah menyetujuinya. Dia tidak perlu mempersiapkan semua ini.

"ta...tapi ingat satu hal ya. Kau harus bersikap seolah kita adalah pa..pasangan suami istri yang bahagia loh". Sandra sedikit mengancam Abraham karena dirinya masih kesal di tertawai.

"tenang saja kau tidak perlu mengajarkanku. Atau kau bisa menyiapkan makan siang dan mengantarnya ke kantorku hari ini untuk membujukku melakukannya". Abraham menatap Sandra dengan nakal.

"ku...kurang ajar. Kau sedang menggodaku ? Aku takkan terpengaruh dengan godaan seperti itu tau !".

"tapi pipimu memerah tuh. Yak terimakasih atas makanannya. Aku akan bersiap untuk kerja serakang". Abraham bangkit dari kursinya sedangkan Sandra memegang pipinya dan menatap Abraham dengan kesal. Betapa puasnya Abraham saat ini setelah berhasil menggoda dan membuat pipi Sandra memerah seperti itu.

Abraham berjalan menuju kamarnya sambil terus menyunggingkan senyum di bibirnya. Ia tak tau ada apa hari ini. Tapi hari ini semuanya seakan membaik. Seakan semua jarak di antara mereka selama ini hilang begitu saja. Walau Abraham tidak tau keadaan seperti ini akan bertahan berapa lama.

.

[bersambung]

Terimakasih sudah bersedia membaca ITLB sejauh ini.

ITLB akan update lagi besok. Vote sebanyak banyak nya ya....

I'm The Lucky BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang