19. Demam Part II

2K 77 8
                                    

Selalu saya ingatkan. Sebelum baca

Vote vote vote

Komen komen komen

Selamat membaca semuanya  😂

Sc : Pinterest

[18+]

***
"Batu pun akan berlubang jika terus di tetesi air"
.

"Abraham turunkan aku, aku bisa berjalan sendiri"

Ya, itulah ocehan Sandra dari tadi sejak Abraham menggendongnya dan membawanya ke kamar mandi. Setelah sampai di kamar mandi Abraham menurunkan dan mendudukkan Sandra di dalam Bath Up.

"kau yang akan membuka baju mu atau aku yang membukanya ?". Meskipun Sandra masih sakit tapi Abraham tetap ingin menjahilinya.

"Apa ? Tidak tidak. Abraham kau tidak mungkin berada di sini juga kan ? Kenapa kau tak keluar ?". Sandra kebingungan, kalau memang disuruh mandi ya harusnya Abraham keluar dong tapi Abraham tidak ada tanda-tanda bahwa ia akan keluar. Malah sekarang Abraham sedang sibuk mengatur suhu air agar tak terlalu panas.

"tidak, aku akan tetap berada disini dan membantu mu. Dan kau tidak akan mandi. Aku hanua akan membantumu membersihkan tubuhmu dengan mengelapnya saja. Kalau mandi nanti kau makin sakit". Karena Sandra yang tidak juga melepas pakaiannya, kini Abraham yang turun tangan melepaskan pakaian sandra.

"lihatlah semua keringat ini. Kau sangat bau Sandra". Abraham memegang baju Sandra yang sudah berhasil ia lepaskan dengan sedikit jijik.

"Abraham aku bisa melakukannya sendiri, kau sekarang keluar saja". Sandra masih mencoba meyakinkan Abraham.

"dan membiarkanmu sendiri lalu pingsan lagi di sini ? Tidak, lebih baik aku membantumu saja. Aku tidak akan melakukan hal yang lainnya. Aku hanya akan membantumu saja Sandra. Jadi tenang saja". Sandra tak bisa membantah lagi. Abraham mengatakan hal yang tidak bisa ia bantah. Mau tidak mau ia menurut saja.

Abraham membuka pakaian Sandra satu demi satu. Saat membuka pakaian yang menggantung di dadanya, bohong kalau Abraham tidak tergoda melihat bukit kembar yang saat ini terpampang jelas di depan nya. Saat mengganti pakaian Sandra sebelumnya, Abraham hanya mengganti pakaian luarnya saja tidak dengan pakaian dalamnyam tapi sekarang, tubuh bagian atas sandra sudah polos tanpa sehelai benang pun. Tapi sekarang bukan saat nya untuk berpikiran seperti itu. Sekarang ia hanya akan merawat Sandra. Itu saja.

"a...anu, bolehkan aku tetap memakai yang satu ini". Sandra menunjuk bagian bawahnya, lebih tepatnya celana dalamnya. Wajahnya memerah karena saat ini Abraham berada di depannya, ikut masuk kedalam Bath Up bersamanya.

"tentu saja". Abraham mengangguk meng-iyakan.

"aku akan membelakangi mu saja". Saat inu sudah di pastikan wajah Sandra seperti kepiting rebus. Sangat merah dan panas. Ia sangat malu melihat Abraham yang melihat tubuhnya tanpa pakaian seperti ini.

Perlahan Abraham mulai mengusapkan handuk yang sudah di basahinya ke punggung sandra. Mengusapkan handuk itu ke setiap inchi punggung dan tengkuk Sandra. Mungkin Sandra merasa sedikit geli tapi ia hanya menahannya saja. Lalu Abraham mengusap tangan sandra dan mengangkatnya sehingga ia bisa mengusap bagian bawah lengan Sandra.

Perlahan usapan itu berjalan ke tubuh bagian depannya, sekarang handuk itu berada di perutnya sehingga Abraham saat ini terlihat seperti sedang memeluknya dari belakang. Lalu handuk itu mengusap bagian dada Sandra. Abraham tidak berbicara sepatah kata pun. Mere berdua hanya diam seperti menikmati saat-saat bersama mereka saat ini.

Jantung Sandra kini berdetak sangat kencang. Entah kenapa tapi saat tangan Abraham mengusapkan handuk itu ke dadanya seperti ada sengatan listrik di tubuhnya. Sandra juga tak tau perasaan apa yang sedang ia rasakan. Rasanya sangat nyaman, sedikit geli tapi ia menginginkannya. Ini pertama kalinya Sandra membiarkan seorang pria menyentuh tubuhnya seperti ini.

"Nah sudah selesai. Aku akan mengambilkan pakaian mu dulu". Setelah membersihkan tubuh Sandra sampai ke kaki dan mengeringkan tubuhnya, Abraham keluar mengambil pakaian Sandra dan memakaikannya juga. Lalu menggendong Sandra keluar dari kamar mandi menuju kasur lalu membaringkannya disana.

"kau istirahat lah sekarang, aku akan mandi". Sandra menjawab Abraham dengan anggukan.

Abraham masuk ke kamar mandi, mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Padahal ia sudah mandi saat Sandra masih tertidur tadi. Tapi sekuat apapun ia menahannya, tubuhnya tetap tak bisa melawan pesona dari Sandra, beruntung ia masih bisa menahannya sebentar lalu mandi dibawah air dingin ini sebagai bentuk pelampiasan pada tubuhnya sendiri.

Setelah keluar dari kamar mandi, Abraham menuju kasur Sandra yang kini Sandra sendiri sudah terlelap disana. Abraham mendekati Sandra, menyentuh dahinya untuk memeriksa suhu tubuhnya. 'dia masih demam' batin Abraham. Kemudian Abraham naik ke sisi kasur di sebelah Sandra. Menarik selimut untuk menyelimuti dirinya dan Sandra yang ada di sampingnya. Memeluk Sandra untuk memberi kehangatan dalam tidurnya.

.

Sandra terbangun karena alarm nya berbunyi, ia mencoba meraih jam yang ada di samping nya lalu mematikannya. Tubuhnya terasa berat, saat ia melihat ke bawah ada tangan besar yang menindih perutnya. Itu tangan Abraham. Abraham tidur di sampingnya. Memeluknya dengan erat di balik selimut. Sandra melihat wajah Abraham yang sedang tertidur di sebelahnya. 'sangat tenang'. Entah kenapa Sandra sangat menyukai wajah Abraham yang sedang tertidur ini. Terlebih jika Abraham memeluknya seperti sekarang ini. Seperti anak kecil yang takut kehilangan ibunya.

Sandra mengusapkan tangannya ke sela-sela rambut Abraham. Apa ia salah melakukan semua ini di belakang Rey ? Entah perasaan apa yang sedang ia rasakan saat ini. Sandra tak mengerti situasi yang ia hadapi sekarang. Dia masih sangat meyakini kalau dia hanya mencintai Rey seorang.

Abraham terbangun dan membuka matanya. Sandra yang kedapatan sedang memperhatikan Abraham menjadi salah tingkah

"ah...eh k..kau sudah bangun. A..aku mau mandi dulu dan ke kantor. Kau juga bersiaplah". Sandra berdiri dari kasurnya namun Abraham menarik tangan Sandra sehingga Sandra kini berada di atas dada Abraham. Abraham menyentuhkan dahinya ke dahi Sandra.

"kau masih sedikit demam, istirahatlah dirumah hari ini. Tidak usah bekerja".

"tapi aku sudah merasa lebih baik sekarang Abraham". Sandra mencoba untuk meyakinkan Abraham.

"aku akan menemanimu hari ini. Kau tidak usah ke kantor". Abraham berdiri lalu berjalan ke arah pintu.

"eh... Tapi kau kan harus kerja". Sandra menghentikan langkah Abraham yang baru saja akan keluar dari kamar itu.

"aku akan menyuruh johan membawakan pekerjaanku kemari. Aku akan mengambil air minum". Abraham berlalu dibalik pintu. Sedangkan Sandra masih terpaku di atas kasur menatap pintu yang baru saja tertutup itu. Sungguh ia merasa sangat nyaman di perlakukan Abraham seperti ini.

'kenapa kau memilihku sebagai istrimu, kenapa kau begitu dingin padaku selama ini, kenapa kau menjadi baik dan hangat hanya dalam satu malam'. Begitu banyak pertanyaan di pikiran Sandra saat memikirkan pernikahannya dengan Abraham. Kalau saja dia bertemu dengan Abraham yang bersifat hangat seperti ini lebih dulu dari pada bertemu dengan Rey. Mungkin saja ia akan mencintai Abraham dengan sangat tulus. Tidak berada dalam pernikahan palsu seperti ini.

Pernikahan ini, meskipun resmi tapi tak bisa dibilang sungguhan. Karena pondasi yang melandasi pernikahan ini sangat rapuh dan tidak saling bersatu dengan cinta. Pernikahan ini hanya terlihat seperti kewajiban saja. Tetapi Abraham selama ini sudah berusaha menjadi suami yang pengertian. Sejak Sandra membawa Rey ke apartemen ini, sikap Abraham berubah total. 'apakah salah jika dia kembali pada Rey sedangkan ia masih terikat pernikahan ? Tapi dia mencintai Rey'. Sandra tak kuasa menahan bimbang pada hatinya saat ini

.

.

[Bersambung]

Sesuai janji aku hari ini aku akan update 2 Chapter sekaligus

Jadi vote sebanyak-banyak nya yaa

Love you all 💙

I'm The Lucky BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang