6. A Kiss

4.9K 104 1
                                    

Selamat membaca, semoga kalian suka yaaaa :)))
.
.
.

Sandra memasuki sebuah gedung tinggi berlantai 64 lantai dengan langkah panjang nan elegan. Kemeja putih yang dibalut blazer coklat serta celana kain panjang coklat merek ternama membalut tubuh sandra yang sangat proporsional itu dengan sempurna. Kaca mata hitam yang ia gunakan serta rambut panjang nya yang digerai membuat siapa saja yang melihatnya sulit untuk menelan ludah karena kecantikannya.

Semua karyawan serta jajaran direktur sudah berdiri di depan pintu menyambut CEO mereka yang baru itu dengan hormat dan sopan. Sandra hanya memberi anggukan kecil dan terus berjalan dengan wajah yang dingin seakan akan bak harimau yang akan menerkam mangsanya. Sedikit sedikit terdengar kalimat kalimat yang kurang mengenakkan di telinga sandra. Yaa wajar saja kesan yang dia berikan selama ini sebelum menjadi CEO di perusahaan ayahnya ini memang sangat buruk, terkesan angkuh dan sombong. Tak heran jika banyak karyawan yang tidak suka dengan Sandra. Tetapi kinerja Sandra dan apa yang sudah Sandra berikan untuk Shuurlam Corp ini tidak perlu ditanyakan lagi.

Sandra memasuki lift khusus CEO dengan dua ajudan yang mengikutinya dari belakang. Menuju lantai 64 yaitu ruangan CEO. Hari ini ia sudah mulai menggantikan ayahnya dan juga melanjutkan pekerjaan yang sudah ter kontrak dengan Shuurlam Corp saat ayahnya menjabat. Jangan ditanya dimana ayah nya sekarang. Abhimanyu dan Indira sedang berbulan madu untuk kedua kalinya sebelum Sandra menikah dan menikmati hari hari libur mereka.

Sandra memasuki ruangan CEO, melepas kacamata hitamnya dan menggantikan nya dengan kacamata minus nya. Seorang sekretaris pribadinya yaitu Robbert mengikutinya dari belakang dengan kertas kertas yang berisikan jadwal Sandra hari ini.

Jadwal nya hari ini tidak terlalu padat, pagi ini jam 10 dia ada pertemuan penting dengan CEO Glifford Corp untuk membahas kerja sama mengenai pabrik otomotif mobil mewah yang akan dibangun di San Fransisco pada waktu dekat ini. Glifford Corp berperan sebagai penyuplai bahan dan material dalam kerja sama ini.

'Glifford yaa.... Apa aku akan bertemu dengan Abraham ?' batin sandra bersuara saat mendengar kata Glifford. Jujur saja ia masih belum siap bertemu Abraham lagi setelah pertemuan mereka yang pertama dan itu terkesan sangat mencekam bagi Sandra. Belum lagi setiap mengingat kalau ia akan menikah maka wajah Rey akan selalu hadir di benak Sandra dan menimbulkan perasaan bersalah pada Rey.

***

Sandra kini berada di depan ruang CEO Glifford Corp, seorang wanita yang sepertinya merupakan salah satu sekretaris dari CEO yang berada di dalam ruangan itu menyambut dan membukakan pintu untuk Sandra, dua ajudannya tadi menunggu di depan pintu sedangkan Sandra masuk ke ruangan itu.

Tak seperti ruangan CEO pada umumnya yang jika kalian membuka pintu maka pada ujung sana terdapat meja CEO, tapi saat masuk dari pintu besar ini ada lorong yang cukup panjang dengan karpet hitam sebagai pengalas lantai dan lukisan-lukisan unik di dindingnya, serta nuansa ruangan hitam-abu ini begitu terasa misterius namun merileksasi kan indra penciumanmu karena aroma nya yang sangat maskulin. Sandra menyusuri lorong lalu diujung kanan lorong ada pintu kaca yang dibuat blur, jadi ada ruangan didalam ruangan.

Sandra membuka pintu tersebut dan sangat terkejut melihat pemandangan di depannya saat ini. Seorang wanita dibalutkan gaun merah yang sangat seksi membuat semakin seksi tubuh sipemilik baju itu sedang mencium lelaki yang ada di depannya yang sedang duduk di kursi CEO. Yang mengejutkan Sandra bukan ciuman itu melainkan lelaki yang sedang duduk di kursi CEO itu tidak lain adalah Abraham Glifford.

"ekhemm.." dehaman Sandra membuat sepasang kekasih (?) yang sedang berciuman itu terkejut dan melepas pagutannya. Sekilas terlintas raut terkejut diwajah Abraham saat melihat Sandra berdiri didepan pintu, namun bukan Abraham namanya jika ia tidak pandai mengatur ekspresi wajahnya dan kembali ke mode dingin dan sangat sangat mencekam apalagi didukung nuansa ruangan ini yang begitu misterius sangat sesuai dengan karakternya.

"keluar lah kau" Abraham berbicara pada wanita di pangkuannya itu dan menatap Sandra, Sandra berjalan menuju sofa didepan meja CEO tersebut. Saat berpapasan wanita yang bersama Abraham tadi memandang Sandra dengan tatapan merendahkan setelah menatap tubuh Sandra dari atas hingga kebawah. Mungkin menurutnya ia jauh lebih cantik dibanding wanita culun yang mengganggu waktu bersamanya dengan Abraham.

Sandra hanya melirik wanita itu sekilas namun tatapan Sandra yang seperti itu sudah tak rahasia lagi dapat membuat mental orang disekitarnya jatuh seketika.

"Selamat pagi Mr Abraham pagi yang cerah bukan?. Walaupun ini pertemuan kita yang kedua perkenankan saya untuk memperkenalkan diri saya secara resmi. Saya Sandra Zemira Shuurlam CEO dari Shuurlam Corp yang akan mengambil alih kontrak kerja sama yang dibuat oleh ayah saya bersama perusahaan anda". Sandra menyodorkan tangannya untuk berjabat dengan Abraham. Raut terkejut Sandra kini sudah berganti menjadi mode angkuh dan sombongnya.

Abraham menyambut uluran tangan Sandra lalu menatap Sandra dengan tatapan dingin namun ada suatu hal dimata Abraham yang tak bisa Sandra jelaskan, seperti ada perasaan hangat dibalik pandangan dingin Abraham padanya. "Saya Abraham Glifford, mohon kerja samanya Nona Shuurlam". Setelah itu Abraham membawa Sandra keruang meeting bersama dewan direksi perusahaan untuk membahas kelanjutan proyek mereka.

***

Selama mendengarkan presentasi dari masing-masing direktur Sandra sangat fokus dan terkadang melihat layar tablet nya dengan penuh pertimbangan. Namun satu-satunya orang yang tidak bisa fokus disana adalah Abraham. Ia sangat yakin tadi melihat raut Sandra yang terkejut namun lenyap begitu saja tanpa jejak, sedikit membuat Abraham kecewa. Sosok yang ia temui hari ini sangat berbeda dengan Sandra yang ia temui dua minggu yang lalu. Sandra yang malu-malu, terlihat polos itu sangat tangguh hari ini. Tergaris sedikit senyuman diwajah Abraham namun segera hilang saat matanya bertemu dengan wajah Sandra yang menatap nya dengan bingung.

Saat meeting selesai Sandra kembali keruang CEO untuk meminta beberapa tanda tangan Abraham atas kontrak yang disetujui. Sandra duduk didepan meja Abraham tanpa ekspresi sedikitpun. Benar-benar hanya seperti rekan kerja dan tak lebih.

"terimakasih Mr. Abraham atas kerjasama anda. Kalau begitu saya pamit dulu". Sandra segera berbalik namun ketika ia baru melangkahkan kakinya. Sebuah tangan besar menarik pergelangan tangannya lalu dengan cepat sebuah kecupan di dahinya mendarat dengan sangat hangat.

Seditik.... Dua detik... Tiga detik...

Abraham melepas ciuman nya lalu berkata "hati hati nona Shuurlam". Sandra yang masih terkejut mencoba untuk mengatur ekspresi nya dengan sangat sulit lalu ia hanya mengangguk dan pergi dari ruangan Abraham.

[bersambung]

I'm The Lucky BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang