15. A Seed Appeared

1.9K 70 6
                                    

Seperti biasa, Vote dulu ya sebelum baca. Supaya Author makin semangat buat update.

Komen saran dan kritik kalian yaa. Tandai juga kalau ada typo karena sesungguhnya Author juga manusia yang memiliki banyak kesalahan 🙏🙏🙏
1

2

3
Udah vote ? Yukk langsung dibaca
Happy reading semuanyaa....

***

"You can always feel safe in my arms
I'll never let you go"

Author's POV
.
Dua minggu berlalu semenjak Abraham membawa Bianca ke apartemennya. Dua minggu yang berlalu begitu cepat tapi terasa sangat lambat bagi Abraham. Dua minggu yang tidak ada artinya bagi Sandra. Dua minggu Abraham bungkam dan Sandra juga ikut-ikutan bungkam sejak terkakhir mereka beradu perkataan. Baik Sandra maupun Abraham merasa tidak perlu untuk sekedar bertegur sapa meskipun mereka berada dibawah atap yang sama.

Mereka sibuk pada diri mereka masing-masing. Entah apa yang dikerjakan Abraham Sandra juga tidak tahu menahu. Tapi berbeda dengan Abraham, dia tau kemana istrinya pergi, dia tau apa yang dilakukan istrinya, dia tau dengan siapa saja istrinya selama ini bahkan saat ini istrinya berada dimana pun Abraham akan mengetahuinya.

Setelah membawa Bianca ke apartemennya, Abraham tidak pernah lagi membawa wanita lain ke kamarnya. Bukannya dia tidak senang jika saja nanti Sandra akan bereaksi seperti kemarin. Tapi setelah tau Sandra merasa tidak nyaman, Abraham tidak akan melakukannya lagi. Hubungan mereka saat ini sedang jauh, jangan sampai Sandra merasa lebih tidak nyaman lagi berada disini. Jika sekarang saja sudah berpisah kamar bisa aja besok Sandra akan mengungsi dari sini. Abraham tidak ingin itu terjadi.

Bagi Sandra, kebisuan Abraham dan seringnya ke absenan Abraham di apartemen mereka membuat Sandra merasa sedikit leluasa dan bebas disana. Karena jika Abraham sudah pulang Sandra akan lebih sering mengurung dirinya di kamar saja padahal Abraham juga lebih betah berlama-lama di ruang kerjanya. Tapi Sandra merasa enggan melangkah keluar jika dirinya dan Abraham sama-sama berada di rumah. Entah ini sudah menjadi rumahnya juga atau hanya rumah Abraham. Sandra tak ingin terlalu merasa memiliki apa yang Abraham fasilitasi untuknya.

Namun, tidak jarang juga Sandra merasa kesepian tanpa Abraham di apartemen ini. Memang dia sekarang sudah bersama Rey, lelaki yang ia cintai. Tapi Abraham juga tidak begitu buruk pikirnya. Selama ini Sandra sulit untuk mendapatkan teman yang benar-benar mengetahui dirinya. Selama ini teman-teman nya hanya tau jika Sandra adalah anak orang kaya, pemilik perusahaan, Sandra yang jenius, Sandra yang tegas dan sedikit sombong.

Dering telfon membuat Sandra tersadar dari lamunannya. Tertera identitas si penelepon di layar benda berbentuk kotak yang sedari tadi terus mengeluarkan suara minta untuk di jawab. 'Mommy' dari mama nya ternyata.

"halo apa kabar ma ?".

"baik sayang, kamu gimana kabarnya ? Baik baik ajakan ? Abraham sayang sama kamu kan ?". Aku hanya tersenyum datar mendengar pertanyaan dari mama. Baik-baik darimana nya ? Sayang darimana nya ? Yang ada lelaki itu selalu bersikap dingin padanya. Bahkan menatap nya saja tidak mau. Seakan akan dirinya tidak ada di apartemen itu. Tapi tunggu, kenapa dia jadi kesal begini ? 'ya siapa saja juga pasti akan kesal kalau di abaikan. Apalagi sama suami sendiri'. Sandra mencoba menenangkan dirinya kembali.

"baik kok ma, Abraham juga baik. Dia memperlakukan ku dengan lembut". Lagi-lagi kalimat bohong itu harus di ucapkan nya lagi. Selama ini jika mama nya menelepon, Sandra selalu mengatakan kalau hubungannya dengan abraham berjalan baik-baik saja dan lancar. Dia tak ingin membuat ibunya apalagi papa nya merasa kepikiran.

I'm The Lucky BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang