7

6.2K 304 19
                                    

"Kita sudah sampai, Non..."

Elena berkedip bingung. Menatap keluar. Mereka sudah sampai di rumah keluarga Pradiga.

Max mengantarnya pulang.

"Max... apa kita berkencan, sekarang?" Elena menghadap Max, matanya berbinar.

"Uhuk..." Max tersedak ludahnya sendiri.

Setelah mereka berciuman di apartemen Max tadi. Max masih belum memberi Elena kejelasan.

"Max... Akui saja kalau kau sudah menyukaiku." Elena menyipit menatap Max.

Mencondongkan tubuhnya mendekat perlahan ke arah Max. Mata Elena tak pernah lepas menatap Max yang terus gelisah.

Max mundur hingga tubuhnya terpojok di pintu mobil.

"Jawab, Max..."

Max semakin merapatkan tubuhnya ke pintu. "Nona... Papa non Elena ada di luar. Nungguin non Elena keluar."

Elena menoleh melihat keluar.

Benar. Papa Raga dan Raka berdiri berpangku tangan, menatap ke arah mobil.

Sedangkan papa Riki mengetuk kaca mobil berulang kali.

Elena memberengut kesal.

"Kau tidak bisa lari, Max. Pokoknya mulai hari ini kita berkencan."

Elena membuka pintu.

"Papa..." Elena memeluk ketiga papanya satu per satu.

"Nena sayang... Kamu seharian di apartemen Max?" Raga bertanya, jelas nadanya penuh kekhawatiran.

"Ngapain aja?" Raka menatap horor pada putrinya.

"Jagain Max yang lagi sakit, Papa..." Elena menjawab dengan santainya.

"Nena... Kamu cuma jagain dia 'kan? Gak diapa-apain?" Riki terbata bertanya.

Elena memerah. Jarinya entah sengaja atau tidak, menyentuh bibirnya. Tersenyum sendiri mengingat betapa panas ciumannya dengan Max.

Bagai di sambar petir. Ketiga papa Elena mematung.

Reflek mereka bertiga menoleh menatap ke arah Max yang masih berdiri di dekat mobil.

"MAX!" teriak ketiga papa Elena.

---

Kali ini Max tidak mendapat bogem mentah dari ketiga papa Elena. Tapi lebih parah lagi.

Di dikirim ke luar negeri lagi. Untuk mengurus beberapa cabang perusahaan Pradiga.

Max sih gak masalah.

Hanya Elena yang uring-uringan. Bahkan nyonya Sila juga ikut marah atas keputusan sepihak dari trio R.

"Sayang... kapan kamu pulang liburan?" Raka mendesah lelah.

Raga dan Riki juga tak kalah murungnya.

Sila memutuskan mengajak liburan Elena. Hanya berdua. Tanpa trio R.

Sila dalam mode ngambek. Karena trio R secara tidak langsung memisahkan dua sejoli yang sedang jatuh cinta.

Sila ketika pertama kali mendengar dari Elena kalau Max dan Elena menjalin sebuah hubungan. Reaksi pertama Sila tentu saja kaget. Tapi kemudian ia memeluk Elena, mengatakan jalau apapun yang Elena pilih, Sila akan mendukungnya.

Melihat Elena yang sedih ditinggal Max. Sila membawa Elena liburan.

---

Elena dan Sila menikmati liburannya.

Cinderela?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang