Kristal Lily. Wanita berusia 39 tahun. Teman masa kecil Max. Menjadi istri William, yang berarti dialah ratu saat ini.
Kristal setenang air danau yang dalam. Bahkah ketika suaminya, William, mengalami kecelakaan. Raut wajahnya tidak banyak perubahan.
Siapa sangka di balik kecelakaan William, ada campur tangan dari Kristal.
Tidak pernah sekalipun Kristal menaruh hati pada suaminya.
Membunuh William adalah salah satu bagian dari rencananya. Sayangnya William hanya dinyatakan koma.
Membunuh William sebenarnya masih akan ia lakukan beberapa tahun lagi.
Tapi kembalinya pangeran Maxim Raskal, membuat rencana Kristal dipercepat.
---
Kristal mengepalkan tangannya melihat pemandangan di depannya.
Max sedang berciuman di dalam mobil. Dengan seorang gadis kecil.
Jika saja Kristal tidak mengingat rencananya, mungkin saat ini ia akan menarik mereka berdua keluar. Menjambak rambut gadis sialan itu.
Max adalah tabu untuk Kristal.
Max hanya akan menjadi milik Kristal. Jika bahkan ia tidak bisa memiliki, maka tidak akan ada yang lain.
Max adalah obsesi besar baginya.
---
Duduk di seberang Kristal.
Panggilan telepon yang mengharuskan Max untuk datang menemui istri pamannya ini.
"Ada apa?" Max merasa tidak perlu berbasa-basi. Ia bukan manusia baik hati.
Kristal tidak terganggu dengan sikap dingin Max. Dengan anggun ia meraih minuman, menyesapnya.
"Siapa gadis itu?"
Max menyipit, meraih minumannya, sebelum menjawab, "Bukan urusanmu."
Kristal terkekeh. Jelas Max sangat melindungi gadis sialan itu.
"Aku ingin kamu menjadi Raja, Max. Dengan aku sebagai ratunya."
Max diam menatap Kristal. Ada amarah yang ia coba tahan. Kepalanya berdenyut sakit menahan segala umpatan.
Tak lama penglihatan Max buram, akhirnya gelap.
Kristal tersenyum puas. Melihat Max terkapar tak sadarkan diri di meja.
"Kau masih bodoh, Max."
---
Max membuka matanya.
Dingin dan tubuhnya susah di gerakkan.
Setelah penglihatannya lebih fokus. Max mendapati dirinya di sebuah ruangan bernuansa merah menyala.
Empat anggota tubuhnya terikat. Terbentang. Tangan dan kaki.
Lebih mengerikan lagi. Max terikat dalam keadaan tubuh telanjang.
Punggung Max merinding. Belum pernah ia dipeemalukan seperti ini.
---
Senyum tidak pernah meninggalkan bibir Kristal.
"Gosok yang benar! Pastikan semuanya bersih dan wangi." Kristal memerintahkan pelayannya yang sedang mengosok tubuh Kristal dengan lulur.
Seharian ini, Kristal menghabiskan waktu dengan lulur, berendam di kolam mawar. Menikmati musik klasik dengan aroma terapi.
Kristal bahagia, mendapatkan Max dalam genggaman.
---
Max menoleh, ketika satu-satunya pintu di ruangan itu akhirnya terbuka.