Elena, Max, Sarah dan si kembar bersiap untuk berlibur.
"Pantai.... Ayo!" Elena berjalan riang sambil menggandeng tangan Sarah.
Di belakangnya, Max mendorong stroler si kembar. Ada juga dua tas bersandar di pundaknya, berisi keperluan Aska dan Alaska.
"Eh tunggu...." suara seseorang menyela.
Semua menoleh.
"Ngapain kamu ke sini?!" Sarah menatap tidak suka.
Elena mengusap tangan Sarah. Ditatapnya lelaki itu.
"Ada apa, Gema?" tanya Elena.
Gema tersenyum, "Kalian mau kemana?" melirik ke arah Sarah yang mencibir membuang muka.
"Ke pantai." jawab Elena.
"Ikut." pinta Gema.
"Ini liburan keluarga, Gema bodoh." Elena menggerutu tidak suka. Ia sudah merencanakan liburan inj, hanya dengan suami dan anak-anak.
Gema cuek, ia bahkan sudah membantu memasukan beberapa barang ke dalam mobil.
"Aku sahabat kamu, Elena. Kalau kamu lupa."
Apa hubungannya!
"Udah... Masuk." Max tidak begitu memusingkan siapa yang akan ikut. Jika lelaki bernama Gema ini ikut, mungkin bisa membantu menjaga si kembar nanti.
---
Pantai....
Max dan keluarga kecilnya menyewa salah satu vila tepat di tepi pantai.
"Katanya ingin ke pantai." Max menggeleng melihat Elena merebahkan diri di kasur begitu sampai.
"Ugh... Max capek."
"Akhir-akhir ini kamu hanya lebih banyak tidur."
Max menarik tangan Elena agar ia bangun dari tidurnya.
"Max... biarkan aku tidur sebentar." Elena mencebik kesal.
Merasa tidak berdaya, Max membiarkan Elena kembali tidur. Diciumnya kening Elena.
"Aku ke pantai. Istirahatlah." pamit Max.
"Hm." Elena melambaikan tangan. Mengusir Max.
---
Pantai panas. Angin membawa aroma asin dari laut.
Elena menarik topi lebarnya sedikit ke bawah. Melindungi wajahnya dari panas.
"Max kemana sih?" Elena mendorong stroler si kembar. Aska dan Alaska mengoceh dengan bahasa bayi mereka, mengabaikan dunia.
Sarah berjalan di sebelah, ikut mencari ayahnya.
Gema tidak jauh dari mereka. Menjaga ketika ada yang ingin mendekat.
Huh... Susah jagain wanita-wanita cantik.
---
Max berbaring santai di atas pasir pantai. Kaca mata hitam bertengger di hidung mancungnya. Hanya memakai celana pendek, memperlihatkan pahatan indah perut penuh otot.
Beberapa wanita melirik malu-malu. Ada yang terang-terangan menikmati pemandangan indah itu.
Tapi ada juga yang punya nyali. Datang mendekat dan duduk di sebelah Max.
"Hai..." wanita itu memiliki suara indah.
Max mengangkat kacamatanya. Melihat wanita berbikini cukup seksi. Payudaranya hampir tumpah dari branya. Wajahnya cantik. Rambutnya keemasan. Kulit putih sedikit kecoklatan karena matahari.
Belum sempat Max bertanya, ada apa wanita ini menghampirinya. Sebuah panggilan, lebih tepatnya teriakan. Memanggil nama max.
"MAX!...."
Oh... Itu suara Elena!
Max langsung menoleh. Elena, Sarah, dan si kembar. Berdiri cukup jauh.
Max kelimpungan berdiri. Sesekali terpeleset jatuh.
Dalam waktu singkat, Max sudah berdiri di sebelah Elena. Tersenyum canggung seolah ia ketahuan mencuri.
"Nena.... Sayang..."
Elena mengabaikan.
"Sarah.... tolong jaga adik kamu ya? Aku butuh menghiru udara segar sepertinya. Terlalu banyak stres tidak baik untuk tubuh." Elena menyerahkan si kembar dalam stroler ke Sarah.
Sarah mengangguk. Kemudian melirik ayahnya yang terlihat menekuk wajah, kesal. Sarah ingin ketawa.
Elena mengangkat baju longgar ke atas hingga lolos dari kepala. Memperlihatkan bikini pink. Terlihat imut di tubuh putih dan mungil Elena.
Max melotot gila.
Elena menyeringai. Tanpa peduli Max, ia berjalan santai mejauh.
Max mengikuti di belakang Elena.
Banyak siulan memuji kecantikan Elena.
Max langsung memelototi mereka.
"Elena...." Max meraih pinggang Elena.
Elena menepis tangan Max. "Apa sih?! Panas tahu, Max. Minggir.... Jauh-jauh sana. Banyak kok wanita cantik di pantai, apalagi yang dada besar."
"Sayang...."
"Stop... Gak usah panggil sayang."
---
Sekumpulan lelaki sedang bermain voli pantai.
Elena mendekat. Menyapa mereka.
"Hai... Boleh ikut bermain?"
"Tentu cantik."
---
Max memperhatikan Elena dari pinggir.
Max tahu Elena marah.
Melihat Elena dikelilingi eleh beberapa lelaki, tertawa dengan lepas.
Max cemburu!
Langkah lebar, Max menghampiri Elena. Menarik siku hingga Elena berbalik menoleh. Tanpa membiarkan kesempatan Elena bicara, Max membungkam bibir Elena dengan ciuman.
Suara riuh tidak mengentikan Max.
Meraih belakang kepala Elena. Max memperdalam ciuman. Memainkan lidahnya di dalam mulut Elena.
Elena memukul dada Max.
"Huh huh huh...." Elena tersengal menghirup udara.
Max menangkup pipi Elena. Mendekatkan kening mereka.
"Maaf. Jangan marah lagi hm?"
Elena menelusup memeluk Max. Mengangguk di dadanya.
Elena malu!