Kristal tertawa puas melihat Max.
Akhirnya mimpi menikahi Max bisa terwujud.
"Dimana 'penawarnya'?"
Max mecengkeram leher Kristal. Sudah cukup ia bersikap 'baik'.
Kristal melotot. Tangannya memegang tangan Max yang mencengkeram semakin kuat.
"Ayah.... ketemu...." Sarah berseru senang. Setelah menggeledah hampir seluruh ruangan. Sarah menemukannya.
Max menyeringai. Tangannya menekan lebih kuat. Hingga bunyi gemeletuk.
Kristal kehabisan nafas. Diakhir hidupnya bahkan ia tidak pernah menyangka akan mati di tangan orang yang paling ia cintai. Matanya melotot tidak percaya.
"Uhuk.... Uhuk...." Max terbatuk.
Darah.
"Ayah.... minum obat penawarnya." Sarah mendekat, menyerahkan botol kecil.
Max menggeleng. "Tidak... Obat ini hanya ada satu."
"Ayah!"
"Tidak Sarah, ada yang lebih membutuhkan obat ini daripada ayah."
---
Max mencelos.
Berharap ketika pulang, Elena akan menyambut Max dengan senyum. Berbagi ciuman panas. Senyum dan tawa manis Elena.
Nyatanya, kamar mereka sepi. Bahkan tidak ada jejak yang menandakan kehadiran Elena.
Max menjambak rambutnya. "Aarrgghh..."
Dada Max seolah dibakar oleh api. Panas dan sakit.
"Elena.... kenapa kamu pergi... Aku belum menjelaskannya dengan benar."
---
Trio R menyambut Elena. Memeluk gadis Kecil mereka.
"Nena... Papa rindu."
"Sayangnya Papa..."
"Nena... kesayangan Papa."
Elena terkekeh.
"Nena... kamu pucat... kamu sakit?" Riki menatap wajah Elena lekat.
Raga dan Raka mulai khawatir.
Jelas bibir Elena seputih kertas. Ada keringat sebesar biji jagung.
Elena berusaha menyangkal. Hanya percuma.
"Uhuk...." Elena batuk. Ia reflek menutup mulutnya.
Seteguk darah keluar dari mulut Elena. Keluar melalui sela jari tangan yang ia gunakan untuk menutupi mulut.
Elena merasakan dunia berputar. Hal terakhir yang ia tahu, ketiga Papanya berteriak memanggil Elena.
---
Butuh waktu satu bulan untuk tahu keberadaan Elena. Ketiga papa Elena menghalangi Max. Kalau saja Max tidak mengatakan ia berhasil menemukan obat penawar untuk Elena, papa Elena masih tidak akan mengijinkan.
Sarah bersama Max datang ke rumah sakit.
Tempat Elena di rawat.
Di depan pintu. Trio R sudah menghadang.
Max mengenggam tangan Sarah. Setidaknya ia bisa mendapat dukungan.
"Tuan..." Max menyapa ketiganya.
"Max... mulai sekarang aku melepasmu. Jangan panggil saya 'tuan' lagi. Pergilah, menghilang dari kehidupan kami." ucap Raga.
Max mengangguk.