kesempatan

903 172 27
                                    

"Pijat yang benar lah Rose, lemah sekali kau ini" ucapan Rio sedikit memberikan efek kesal pada Rose yang sekarang tengah memijat kedua bahu lelaki ini.

Ini terjadi saat Rose tak sengaja menarik tali diatas lemari dimana ada beberapa kotak dari kayu jati yang terjatuh dan naasnya mengenai pundak Rio, karna hal itu Rio memimta Rose memijitnya sebagai tanda minta maaf.

"Kau ini sudah kupijit masih saja banyak bicara" Rose dengan kesal menekan kuat memar dibahu Rio membuat lelaki itu meringis,

"Ish galaknya, aku kan hanya bercanda sayang." Rose menarik rambut Rio kebelakang

"Berhenti memanggilku sayang!!!!"

"Iya kenapa sayang???"

"RIO." Rose tarik gemas telinga Rio membuat lelaki itu kembali meringis,

"Uh! Ya maafkan aku, rose, lapar, buatkan makanan untukku boleh??" Rio melirik Rose yang hanya mendengus,

"Makan dengan apa? Beras saja tidak ada, dan kaupun tidak berburu hari ini."Rose beertanya, dia lihat Rio yang hanya diam untuk berpikir,

"Memakanmu saja ba-argh!"Rose dengan kuat tarik kebawah rambug Rio hingga lelaki itu terjungkal kebelakang lantas sang gadis berdiri menatap lelaki yang mulai bercanda dengan ucap kata menyebalkan.

"Ishh galaknya." Rose menghela nafas,

"Aku tak menyukai caramu berbicara seperti itu! Lebih baik kau berburu sana! " Rio hanya mendumal tak jelas, dengan tubuhnya mulai berdiri,

"Mau ikut tidak?" Rose menggeleng cepat,

"Sana pergi." Rio mendekat,

"Sinilah kecup dulu ak- maaf!" Rio yang tadinya mendekatkan pipi seketika berdiri tegak kembali dan berjalan pergi saat Rose mengacungkan sebuah pisau yang gadis itu amb diatas lemari dekatnya berdiri.

Rose menggelengkan kepalanya, menghadapi Rio cukup membuat hatinya menggebu-gebu karna emosi,

Rose berjalan menuju teras rumah, terdiam sejenak untuk memikirkan sebuah masalah. Ah tidak. Hanya saja  dia berpikir, jika dia sudah seminggu lagi sejak tidur didunianyata.

Waktu didunia mimpi sangat tidak menentu, hanya saja dia sadari jika didunia mimpi waktu terasa begitu sangat lama, Rose yakin didunia nyata dia baru tidur sejam-2 jam, tapi dia sudah seminggu didunia mimpi.

Dan selama itu juga dia habiskan waktu bersama Rio yang entah mengapanya hari-hari itu terkesan menyenangkan meski menyebalkan juga, inti dari kehidupannya dengan Rio, Rose hanya merasa sudah terbiasa bersama mahluk semenyebalkan Rio.

Rose lihat Robert baru saja datang, Rose dengan senyumannya menyapa sang lelaki yang memiliki wajah sama persisi seperti idolanya didunia nyata.

"Selamat sore paman, kau baru pulang???"

"Hm, dimana murid bodohku itu?" Robert bertanya,

"Dia sedang berburu, apa paman membawa sesuatu dari kota???" Robert tunjukan kresek berisi beberapa bumbu dan beras yang Rose minta,

"Wah, paman benar-benar membeli semuanya" Rose terlihat senang, dia ambil kresek itu,

"Minggu depan, aku dan Rio akan pergi dari sini, kau lebih baik diam  dikerajaan, terror para iblis sudah dimulai, kau akan lebih aman disana, dan lagi ada kekasihmu ksatira angin yang bisa melindungimu." Senyuman Rose luntur seketika,

"Benarkah? Tapi paman, bisakah aku bersamamu dan Rio saja? A-"

"Aku tau alasan sebenarnya kau diam disini, akan lebih baik kau dikerajaan saja, jalan yang aku dan Rio tempuh lebih berbahaya. Disana kau jauh lebih aman." Rose terdiam sejenak, sejujurnya dia hanya malas bertemu taehyung, dia masih marah dengan lelaki yang mungkin masih beraktivitas didunia nyata.

LUCID DREAM[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang