Sinar mentari menyorot kuat pada wajah cantik gadis berambut pirang ini, dia terbangun dengan manik coklatnya yang terlihat indah, diregangkannya seluruh tubuh lantas duduk menatap situasi.
Rose lirik keadaan begitu sepi dengan api unggun yang telah mati, dia segera membereskan kantung tidur, matanya melirik seluruh hutan, dia lihat pantai jua namun sosok Rio tak dapat ia temukan.
Rose mulai berdiri, dia mulai menuju pantai untuk mencari Rio sebab sendiri sangatlah menakutkan, Rose benci kesepian, dia berusaha mencari hingga terhenti setelah berjalan beberapa meter dari sisi hutan yang menjadi camp.
Rose lihat Rio tengah melakukan hal yang diluar logika manusia, dia menganga tak menyangka jika Rio bisa mengeluarkan api ditangannya, dia lihat bagaimana Rio menyemburkan bola-bola api dari telapak tangannya,
Api itu menyembul keatas air laut, terlihat juga Robert yang memperhatikan dari belakang, Rose lihat Rio mulai membuat sebuah bola api cukup besar lantas dia hantamkan keatas lautan membuat sebuah lubang dalam waktu singkat di permukaan air itu.
Jika begini api yang Rio buat sangat kuat, bahkan saat masuk air, api Rio seakan didalam bola apinya terdapat bongkahan besi hingga bisa membuat lubang singkat pada permukaan air.
Rose lirik kembali Rio yang terjatuh keatas pasir dengan nafas terengah seakan dia baru saja berlari, Rio juga terlihat lemas, Rose mulai mendekat dan menyapa guru dan murid itu,
"Selamat pagi paman, dan Rio, apa kau baik-baik saja????" Rose menyapa dan bertanya,
"Kau sudah bangung Rose? Kekasihmu hanya kehabisan mana, antar dia kepinggiran hutan agar bisa beristirahat." Robert melirik rio,
"Kau beristirahatlah agar manamu penuh kembali, kita akan lanjutkan latihan sore nanti dan malam kita akan menuju tempatku." Lanjut lelaki itu, dia segera meninggalkan Rio yang langsung berbaring lelah.
"Rose ambilkan minum cepat, aku haus." Rio berucap, nampaknya dia sudah bersikap biasa lagi,
"Malas. Sudah cepat bangun lemah sekali." Rose berucap menatap Rio yang meledek dengan bibirnya,
"Heleh kacang memang, yasudah bantu aku lemas sekali" Rio mengulurkan tangannya pada Rose,
"Manja sekali, bangun sendiri, " rose berucap hendak pergi membuat Rio cukup kesal,
Lelaki itu berdiri lantas dia gendong Rose dan berlari menuju lautan, membuat teriakan kaget terdengar dari mulut gadis itu,
"Ya!!! Turunkan aku!!!bukan kah kau lemas??? Dasar pembohong!!!" Rio nampak tak perduli, dia terus berlari sampai air laut berada diperut lantas dia lempar Rose hingga gadis itu tenggelam dan basah seketika.
Rose berdiri dengan amarahnya, dia pukuli Rio dengan kesal,
"Apa yang kau lakukan bodoh!!!!! Apa kau ingin membunuhku hah????" Rose berteriak kesal namun Rio hanya tertawa dengan tangan menahan pukulan Rose.
"Makannya jadi gadis itu baik sedikit, ak-" Rio berhenti berbicara ketika tubuhnya terasa lemas membuatnya terjatuh dan tenggelam diair laut,
Rose spontan membantu Rio berdiri,
"Bodoh! Jangan membuat ku kaget!" Antara kesal-kaget dan khawatir Rose rasakan.
Gadis itu memapah Rio dari air laut menuju daratan tepatnya kesisi hutan samping pantai itu, dia dudukan Rio dibawah pohon, Rose lihat Rio yang terlihat sangat lemas.
"Bagaimana bisa kau mengalahkan iblis jika setelah mengeluarkan banyak api kau lemas begitu???" Rose tatap Rio yang memejamkan mata dan membuka matanya perlahan,