Leo nampak kebingungan dengan Rio yang terus saja mengumpat semua nama binatang, Ia segera merasakan suhu tubuh Rio dengan tangannya menyentuh dahi Rio yang masih berkicau dihadapan Creepes.
"Oy suhumu memanas, apa kau terserang demam? Berisik sekali dan lagi apa yang kau masalahkan? Kau kan biang masalah" Leo berucap membuat Rio menggeram,
"Diamlah, aku ini sedang menganalisa" Rio berucap malas, hari ini karna mimpi semalam ia tak bisa fokus dalam hal apapun,
"Aku tebak kau pasti menganalisa rangkaian scenario mimpi busuk mu itu bukan?" Ucapan Leo membuat Rio memukul tangan lelaki ini,
"Buruk apa nya? Bercinta dengan Rose itu adalah hal baik, dan lagi leo, kau tau? Semalam aku tak bisa mengendalikan mimpiku," Leo hanya mengangguk saja, sejujurnya ia tak mengerti apa itu LucidDream. Dia hanya berpikiran jika Rio suka berhalusinasi setiap tidur.
"Bukan kah mimpi emang tidak kita kendalikan??? " Leo bertanya, bukan kah memang benar begitu????
"Heleh kacang, aku ini bukan manusia biasa, aku bisa mengendalikan mimpiku, dan merangkai cerita apapun dalam mimpiku, tapi malam tadi aku benar-benar tak bisa mengendalikan mimpiku meski 100 persen aku sadar" Leo tak terlalu mengerti, namun ia menepuk pelan pundak Rio,
"Sudahlah kawan mungkin kau butuh tidur normal dan mimpi normal," Leo berucap, ia hanya tau jika LucidDream menyebabkan kelelahan, well. Itu benar adanya, jika melihat Rio selama bertahun-tahun ini, meski banyak tidur lelaki itu terlihat seperti tidak pernah Tidur selalu saja kelelahan.
"Hah...malam ini aku harus memastikannya lagi."
•
•
•
Malam ini Rio bersiap untuk tidur, ia menghela nafas dan menepuk-nepuk pipinya. Malam ini dia akan menemui sang istri dalam mimpi, semoga saja mimpi sialan kemarin tak mengangganggunya.
Seperti biasa Rio merelaxkan tubuhnya dan mulai menuju LucidDream. Iya. Lucid dream. Harusnya begitu, tapi...
•
"Apa-apaaan ini!!!!!!!!" Rio berteriak kaget lagi-lagi dia berada dalam mimpi aneh sialan ini, dan lagi dia tetap ditempat yang sama, kota Seoul yang begitu kosong tanpa penghuni lain selain dirinya.
Rio menghela nafas dan mencoba untuk bangun namun...bukan hanya kendali dalam mimpinya yang hilang namun dia sulit untuk bangun! Apa-apaan ini!!!!
Rio menarik nafas kembali, tenang rio ini hanya mimpi. Itulah ucapan yang terus Rio gunamkan, ia mencoba memikirkan sebuah senjata.
"Pistol!" Rio berucap dan mencoba untuk menguarkan Pistol namun naas, bagai dunia nyata seakan memanggil apaapun secara instan seperti barang pun tidak mungkin!
Apa-apaan dengan dunia sialan ini???? Rio mulai berjalan untuk mencari tau, sebenarnya ini mimpi apa? Dan lagi jika mimpi biasa otomatis Rio tidak akan sesadar ini!
Rio berjalan menuju Supermarket yang terbuka, ia lihat tak ada siapapun kecuali makanan yang tertata rapih, ia segera masuk lantas ia lihat snack yang biasa ada didunia nyata, Merasa frustasi, Rio memilih mengambil ramen instan super pedas untuk dia makan.
Rio mengambil air panas yang selalu disiapkan disamping kasir, meski ini mimpi aneh setidaknya ia bisa makan gratis, Rio mengambil Ramen dan sekaleng bir lantas duduk di bangku luar supermarket menunggu mie matang. Ia membuka bir itu lantas meminumnya perlahan.
"Hah....sial. Sebenarnya aku dimana???" Rio berucap dengan pandang melihat jalan raya yang begitu sepi, ini sudah seperti kota hantu.
Rio membuka bumbu mie lantas memasukannya kedalam ramen yang sudah matang ini, Dengan pelan iamulai memakan mie, Saat diri tengah menikmati Mie yang terasa lezat saat dimakan malam hari begini, Kunyahan itu terhenti ketika Gadis yang tak asing baru saja sampai didepan supermarket.