Tersinggung

1.1K 180 8
                                        

Pelukan hangat terasa begitu nyaman, diusap helan helaian rambut sang gadis, diatas ranjang berdua, berbaring bersmaa setelah banyak bercerita akan kejadia yang begitu membuat trauma.

"Aku tidak ingin tidur tae." Diliriknya sang kekasih hati, dia nampak tersenyum dan menatap penuh keyakinan,

"Kau harus tidur dan beristirahat, semua akan baik-baik saja." Jawab lembut dia lontarkan, memberikan sebuah keyakinan pada hati sang gadis.

"Aku malas bertemu sibodoh itu, dia sangat menyebalkan tae, tak hanya itu juga sangat mesum." Rose ungkap keluhan yang melanda hati,

"Kau tinggal tendang saja miliknya jika dia macam-macam, jika aku selesai pelatihan aku akan memukulinya jika dia membuatmu merasa terganggu"

Helaan nafasnya terasa begitu lelah, Rose peluk lebih erat sang kekasih, dalam keadaan setelah melakukan hal yang begitu menggairahkan mereka merasa cukup kelelahan,

"Tidurlah sayang." Taehyung kecup singkat bibir gadis itu,

"Hm, kau sudah beritahu jungkook kan untuk bangunkan kita besok?" Taehyung mengangguk,

"Hm, pintu kamar tidak aku kunci, jungkook bisa masuk untuk bangunkan kita."

Rose mengangguk mengerti, dia mulai menutup mata untuk segera tidur meski malas dia rasa karna Rio yang mungkin akan menyapa.

Hembusan nafas terasa sedikit berat, dia lihat bagaimana indahnya lautan pada senja hari ini, kakinya rasakan dingin air yang begitu menyejukan dengan suasana yang berikan sebuah kehangatan.

Dengan senja, aku ingin dia tau, jika pesona yang dia tunjukan lebih indah dari senja yang kulihat.

Sudah hampir 2 minggu setelah malam gadis itu terkena demam, dia tak lagi melihat sicantik nan jelita, apakah rindu hatinya tak bisa tersampaikan pada hati kerasnya???

Apakah sang gadis tak lagi dalam mimpi yang sama? Ataukah dirinya telah bersama dia yang dicinta?

Sebenarnya alur apakah yang dibuat sang raja mimpi? Hingga memberikan kesan tak menentu pada Rio yang begitu gelisah menunggu kedatangan Rose.

Barang kali dia ada disini lagi bersamaku?

Rio menutup matanya, dia benar-benar merindukan Rose. Setidaknya jika didunia nyata potret dan video gadis itu cukup untuknya yang merindu, namun didunia ini dia hanya bisa membayangkan dengan hati yang sedikit tak puas.

Dia rasakan angin yang berhembus serta ombak yang menerjang, hatinya tengah berharap jika dia dapat menemui gadis yang dicinta, meski hanya sekejap itu tak mengapa.

"Apa yang kau lakukan???" Kesunyian yang damai menjadi lebih damai ketika suara sang gadis terdengar.

Rio membuka mata lantas dengan nyata dia tatap Rose yang berdiri dihadapannya, apakah tuhan mendengar doanya????Rio memberikan sedikit senyuman.

"Kau gila????"Rio hanya diam dan mendekat namun sebuah tamparan kecil dia rasakan,

"Ish! Mau apa mendekat? Dan lagi ada dimana ini, terakhir kita dihutan kan???"

Rio lihat gadis itu sedikit kebingungan, Rose berjalan mulai menjauh dari sisi pantai,

"Apa kau tak ingin melihat sunset berdua???" Bukan menjawab namun rio malah menawarkan hal.

"Tidak. Sunset menjadi buruk jika melihatnya bersamamu. Kau juga mau sampai kapan berdiri disana? Kau sudah seperti pawang hiu saja."

Senyuman rio luntur. Ah. Dia sadar meski mimpi, ternyata kisahnya dan rose tak terlalu indah, dia menghela menghela nafas,

LUCID DREAM[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang