05

14.1K 1.2K 37
                                    

Rumah Sam dan Emily, 19:23 pm.

Jacob mendorong pintu depan rumah Sam, dan langsung disambut dengan wajah ramah dari semua kawannya. Yah, hampir semuanya. Wow, apa ini? Reuni? Ini adalah hal yang paling dia sukai dalam pack -kawanan/gerombolan serigala-.
Merasakan bahwa dia tak pernah sendirian, dan pack nya adalah keluarga baginya.

"Apakah ini semua untukku?" Jacob menyeringai, kemudian duduk di kursi, didepannya terdapat meja besar yang berisi banyak sekali makanan. Paul tertawa, dan Jared memberi tinju pelan dibahunya, bercanda.

Paul, Jared, Embry, Quil dan Leah berkumpul dimeja makan. Sam berdiri di belakang Emily saat dia memasak makan malam. Ya, sekarang Jacob ingat mengapa semua orang ada di sini. Masakan Emily sangat lezat, dan akan sangat bodoh jika melewatkan makan malam di rumahnya.

"Hey sobat," Paul memulai, sambil mengernyitkan hidungnya, "Kamu berbau aneh, seperti....,"

"Lintah." Jared menyelesaikan kalimat Paul. Seperti biasa. Embry, Quil dan Leah mengangguk, tetapi tidak mengatakan apa-apa. Obrolan itu menarik perhatian Sam dan Emily.

"Eh ehmm? Yah, aku berkelahi dengan salah satu dari mereka." Jacob menjawab, gugup. "Bukan masalah besar."

Tiba-tiba Sam berada di depan Jacob, dan yang lainnya hanya memandang.

"Bukan masalah besar?" Sam bertanya, suaranya tenang tetapi jelas bagi siapa pun dia jengkel dengan Jacob.

"Kau mencari masalah di wilayah mereka, Jake." Tentu saja dia tahu itu, Jacob menghela nafas.

"Yaah, memang itu salahku, jadi lupakan saja, okey?" Jacob meyakinkan, dan Emily meletakkan segelas susu di depannya sebelum kembali ke belakang meja. Yang lain tetap diam, dan Sam mengerutkan kening.

"Jika ini benar-benar kesalahan mu, kamu beruntung mereka tidak mempermasalahkan ini Jake." sang Alpha menghela nafas, jelas kecewa.
"Kamu tahu itu, Jacob."

"Aku tahu." Jacob mengangguk.

Yah, kalau saja mereka tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sam akan mengusirnya dan yang lain akan menertawakannya, dan pasti tidak pernah berbicara dengannya lagi. Tapi hanya itu yang dikatakan Sam, dan kemudian kembali ke sisi Emily. Sam tersenyum pada Emily, dan menekankan ciuman penuh cinta ke pipinya. Dan semua orang langsung tenang karena ini, Sam selalu menenangkan pack. Seperti itulah Sam, dia adalah seorang Alpha yang bijak.

"Sobat, kau bodoh." Embry berkata dengan nada berbisik,
"Mengapa kamu memulai pertengkaran dengan para lintah?."

"Karena Jake memang bodoh." Leah bergumam pelan pada dirinya sendiri, menopang dagunya di telapak tangannya saat dia melihat ke arah lain. Yah begitulah Leah.

"Aku baru saja dalam perjalanan ke rumah Bella-" Jacob memulai menjelaskan.

Tetapi segera terganggu oleh Quil,
"Wow, kawan... aku tidak tahu kau akan kerumah Bella." Dan Paul hanya terkekeh.

Jacob memutar matanya, jengah. Tetapi tetap melanjutkan,

"Aku di rumah Bella untuk beberapa waktu, tetapi saat aku sedang dalam perjalanan kembali ke Res, kita bertemu satu sama lain. Dia mengatakan sesuatu, membuatku kesal. Yah, kau tau, lalu aku menyerang dia, hanya itu."

"Hebat sob, apakah kau memberinya pelajaran? Kau tahu, gigit wajahnya, beri mereka beberapa bekas pertempuran?" Desak Paul, kemudian menyesap minumannya.

"Aku bertaruh Jake bahkan tidak sampai menyentuhnya." Leah mengejek, menyunggingkan senyum merendahkan.

"Aku berhasil memberinya beberapa luka, tidak perlu khawatir." Dia mulai terjebak ke dalam kebohongannya sendiri dan berharap mereka mempercayainya.

Yang terjadi hanyalah perkelahian, dan takan pernah ada yang lain. Tidak ada kata-kata, tidak ada sentuhan, tubuh yang bertahan dari dingin, ataupun panas yang lain. Dia tidak akan mengingat bagaimana Edward memasuki tubuhnya, sial.

Sementara itu, sekarang semua orang mengobrol satu sama lain, dan melupakannya. tapi kenapa Jacob tidak bisa melupakannya? Mengapa ini membuatnya sangat terbakar? Apakah karena Edward. Hell no! Tidak mungkin kan?

Jacob mencintai Bella, selama ini Jacob membutuhkannya. Senyum manis dan kepolosan Bella dan suhu kulit normalnya. Jacob juga bukan gay, dia tidak suka laki-laki, dan bahkan jika dia melakukan itu, dia bisa dengan mudah melupakannya. Tapi bukan itu intinya.

"Tapi Edward sangat dingin, rasanya sungguh nyaman..."
Apa-apaan ini?! Kepala Jacob menjerit.

Sial...

seluruh tubuhnya terasa panas sekarang, tapi tidak seperti kemarin. Dia mulai merasa mual. Rasa panas menyapu wajahnya, dan mulai memerah. Sebelum ada yang menyadari, Jacob bergegas keluar dari dapur dan menuju ke kamar mandi. Dia menutup pintu di belakangnya memeriksa apakah ada orang lain atau tidak.

Okey, tidak ada yang melihatnya, tangannya yang gemetaran beringsut untuk mengunci pintu dan dia jatuh ke dinding kamar mandi, kepalanya bersandar ke belakang dan matanya terpejam.

Seseorang mengetuk pintu, Jacob tidak menjawab.

"Jake, kamu baik-baik saja?" Itu Sam, Jacob terkejut.

Ketukan lagi, dan dada Jacob terangkat dan dia jatuh ke tanah. Dia hanya duduk di sana, dan keringat mengalir deras di pelipisnya.

Tiba-tiba, rasa mual memeras isi perutnya dan dia tidak bisa mengendalikannya, dia bergegas ke toilet dan muntah. Susu yang baru saja diminumnya, dan sarapan pagi ini. Syukurlah, dia melewatkan makan siang.

"Lintah sialan... apa yang dia lakukan padaku." gumam Jacob pada dirinya sendiri.

Jacob meraih gagang toilet membiarkan air mengalirinya. Dia langsung merasa lebih baik, ia tidak tahu apa yang membuatnya seperti ini, mungkin panik, atau jijik?

Dia mencuci tangan dan mulutnya, dan mengeringkan tangannya sebelum membuka kunci pintu dan menuju ke dapur. Sam duduk di kursi, dan semua orang makan - bahkan Emily. Dia duduk di samping Sam, sedekat mungkin.

Semua orang menatapnya, tetapi tidak ada yang mengatakan apa pun.

"Pasti aku salah makan sesuatu," Jacob mengangkat bahu, berusaha membuat yang lain tak khawatir. Kemudian Emily tersenyum manis dan berbicara-

"Aku sudah menyiapkan piring untukmu, di sana," ucapnya, sebuah kursi kosong di samping Leah.

Jacob berjalan dan duduk. Tidak ada yang mengatakan apa-apa, Sam pasti memperingatkan kepada mereka untuk tidak melakukannya.

Atau mungkin semua orang hanya percaya pada kebohongan Jacob.

*****

[END] Imprinted on You | SEASON 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang