10 🔞

17.6K 1.2K 50
                                    

"Aku tidak akan melakukan foreplay." Lidah Edward mengusap lekuk leher Jacob, menggeramkan desahan panjang

"Kamu akan menerimaku apa adanya. Aku tahu kamu bisa menerimaku." Edward memasukan jarinya ke dalam hole Jacob yang hangat, "ehmmm... setiap satu inci."

Jacob menelan ludah, "Maka lakukanlah!" Jacob mengucapkan nya dengan gugup.

Jacob menjadi gelisah, dan ia menyandarkan kepalanya kembali ke dedaunan kering di bawahnya.

Edward bergeser melawan tubuh panas Jacob di bawahnya dan menyelaraskan penis nya di liang pantat Jacob.

tangan Edward meraih pantat Jacob yang kenyal, melebarkannya sehingga ia bisa menekan ujung penisnya ke lubang panas yang tersiksa itu.

"Iniiihhh... Milik ku" Edward mendesak, Jacob meremas tangannya di rambut Edward. Edward dengan tanpa belas kasih, terus mendesak kan penis nya, mendorong melewati otot-otot lubang Jacob yang sangat ketat dan nikmat. Jacob merintih kesakitan, menggeram tertahan.

"Arghhh sial!" Jacob menghela nafas,
"ini benar-benar menyakitkan..." Jacob merintih, dan perlahan matanya terbuka menatap Edward, lagi-lagi kekaguman muncul dipikirannya.

Edward terlihat sangat indah, sinar matahari menyinari tubuh Edward, membuatnya berkilauan bersamaan dengan Edward menarik mundur penis nya, sebelum dia mendorong kembali, dengan hentakan keras.

Tangan Jacob yang lembab meraih leher sang vampir, mengalungkan tangannya di sekeliling leher Edward dan menariknya lebih dekat. Dia merintih kesakitan, mengatakan betapa sakitnya tetapi Edward tahu Jacob bisa menahannya.

"Jake... namaku..." Suara Edward merendah,

"Ucapkan namaku..." Dan Edward memperlambat gerakannya, tetapi tidak dengan bermaksud lembut. Edward hanya menyiksa Jacob agar ia mau mengucapkan namanya, Edward mendorong ke dalam lubang Jacob, pinggul bergerak bolak-balik. Masuk dan keluar.

"Tidak tidak, tidak akan!" Jacob menolak, sehingga membuat Edward mendorongkan pukulan keras ke prostatnya. Edward menghantam titik itu berulang-ulang, menyiksa Jacob dengan rasa sakit dan nikmat yang bersamaan datang.

"Aaahhh... Mhhhh... Aaahh... Cukuphh..." Jacob membisikan desahan yang sangat membakar telinga Edward.

"Namaku... Atau panas ini akan menyiksamu." Dan satu hentakan lagi ke titik itu, membuat Jacob tidak tahan lagi. heat nya perlahan-lahan meningkat saat tempat itu ditumbuk berulang-ulang. Menyiksanya dengan rasa panas yang memabuk kan.

"Aaahhh... Ed... Edwaarrdhh..." Akhirnya nama itu keluar dari bibir ranum Jacob disertai desahan yang jelas membuat Edward pun sama terbakar nya, tubuh bergetar tak terkendali dengan kenikmatan.

"Yaaaahhh... Jake, lubang mu membuatku terbakar ahh..." Bisik Edward tepat di telinga Jacob, kata-katanya dipenuhi dengan sesuatu yang lain. Sesuatu yang gelap yang hanya dimengerti Jacob. Hanya Jacob.

"Aaahhh... Aaahhh... Ed... Edwaarrdhh Edwarrdhh " Jacob mendesahkan nama Edward berulang kali.

Dan tiba-tiba tangan Edward mencengkram pinggul Jacob dan mulai menyentak keras dengan dorongan sangat cepat. Edward mengoyak nya, lebih keras dan lebih cepat dari sebelumnya. Ada perasaan dalam dorongan itu, untuk menemukan sesuatu, mengambil sesuatu. Sesuatu yang hanya Jacob punya.

"Aaahh Ed, aku akann cum mhh...." teriak Jacob, dadanya naik-turun dan tubuhnya bergetar ketika klimaksnya sendiri keluar dengan deras. Edward terus menggenjot lubang Jacob, sambil memperhatikan ekspresi wajah Jacob saat cum, Jacob sangat menggoda. Edward jelas dekat dengan klimaksnya, dorongannya menjadi lebih cepat dan lebih keras dan dia menatap tajam ke arah Jacob.


Satu hentakan lagi sebelum Edward cum, Edward membungkuk dan menekankan bibirnya ke bibir Jacob, menawannya dalam ciuman. Edward menggigit bibir Jacob, menancapkan taringnya dan membuat Jacob berdarah, Edward mengisap darah itu dan menjilat bibirnya dengan lidahnya yang dingin.

Orgasme Edward memancar keras berkali-kali didalam lubang Jacob yang hangat dan basah. Jacob merasakan perut nya menghangat, dan terasa penuh oleh benih-benih Edward. Jacob memejamkan matanya merasakan kenyamanan yang sebelumnya belum pernah ia rasakan, membalas ciuman yang Edward berikan secara bertubi-tubi pada bibirnya.

Beberapa saat kemudian ciuman Edward melambat, perlahan Jacob membuka matanya, Edward tepat berada diatasnya, memandangi nya dengan intens.

"Kenapa memandang ku seperti itu?." Tanya Jacob.

Edward tak menjawab, dia hanya menyunggingkan senyum, hingga kemudian dengan satu tarikan nafas, Edward memagut bibir Jacob kembali, melesakkan lidah nya kedalam mulut hangat milik Jacob. Memenjarakan nya dalam ciuman yang hangat dan penuh perasaan.

"mhhh Jake.... aku menginginkan mu sekali lagi..." Bisik Edward.

*****

to be continued.....

[END] Imprinted on You | SEASON 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang