"gimana? Udah percaya gue adalah lo dan lo adalah gue?" tanya Mina.
Kebetulan banget mereka berdua bertemu di salah satu supermarket, di mana Mina sebagai karyawan sementara untuk menghidupi dirinya sendiri karena hidup sebatang kara di sini.
Mereka tengah duduk di sebuah kursi taman, tergolong taman yang jarang dijamah oleh orang lain. Sebab ini taman khusus lansia. Kalau malam begini sudah pastinya sepi.
"itu cincin apa?" tanya Mina tanpa nada. Dia ingin mendengar penjelasan itu langsung dari Mina sendiri. Daripada harus pusing mencari tahu. Lebih baik ia tanyakan pada Mina.
Gadis di sampingnya itu menatap sejenak cincin yang melingkar di jari manisnya.
Ia teringat akan Mingyu, dia baik-baik saja kan?
"lo udah tahu kebenarannya, buat apa tanya ke gue?" tanya balik Mina.
Mina satunya menyisir rambutnya ke belakang menggunakan jemari tangan.
Meski hatinya belum menerima sepenuhnya, bahwa gadis itu adalah dirinya dari dunia lain. Begitu juga dengan status gadis itu yang menjadi istri orang, tak lain adalah musuhnya di dunia ini.
Namun mau bagaimana lagi. Mau gak mau dia harus menerima kenyataan kalau sekarang, ada dua Mina di sini.
"gue masih belum ngerti, lo lagi drama sama Mingyu?"
"ck, lo kira cincin ini mainan?" singgung Mina dengan nada menyebalkan.
"gue udah nikah sama Mingyu, asal lo tahu. Lima tahun, udah selama itu gue berumah tangga sama dia. Dan selama itu, hidup gue jauh dari kata menderita,"
"menderita?"
Mina menatap dirinya yang berasal dari dunia ini disertai kuluman senyum.
"sebenernya gue gak mau cerita apapun sama lo. Berhubung kita adalah orang yang sama, udah sepatutnya lo tahu gimana kehidupan gue di sana,"
Gadis itu hendak menyimak cerita dari Mina.
"bentar, nama kita sama kan?" sahut Mina yang satunya. Mina mengangguk membenarkan.
"gue panggil lo Sharon, biar gak aneh kedengarannya waktu gue manggil lo Mina,"
"terserah lo deh," jawab Sharon malas. Meski kepalanya mengangguk setuju.
Sharon adalah istri Mingyu. Istri sah, ibu dari lima anak yang menggemaskan.
"ayah sama mama sehat kan?" tanya Sharon mengungkit soal kedua orang tua mereka.
Mina menganggukkan kepala, "baik malah. Kenapa?"
"bagus deh kalau gitu. Gue turut lega dengernya," jawab Sharon mengungkap isi hatinya selama ini.
"sejak kecil, gue pisah sama mereka, juga Dino. Gue dibesarkan sama orang lain yang diutus untuk menjaga gue selama mereka gak ada,"
"maksud lo mama sama ayah?"
"hm,"
"untuk apa mereka misahin lo dan ngasih ke orang lain?"
"karena suatu alasan," jawab Sharon kurang yakin untuk memberitahu alasan yang sebenernya.
Selama ia tinggal di sini, ia tak melihat tanda-tanda adanya gangster atau sejenisnya. Bahkan ia mengira dunia ini sangat aman untuk ditinggali.
"jadinya gue sama Dino harus tinggal terpisah. Gue sempat ketemu mama dan Dino,"
"kapan?"
Kapan. Pertanyaan itu membuka kembali kenangan lama yang Sharon kubur dalam-dalam.
Kenangan pahit hingga menyisakan penyesalan teramat baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REFLOW ft 97line✅
Fanfiction"gak peduli gue ada di mana. Gak peduli gue terjebak antara ruang dan waktu, cinta gue cuma buat lo. Baik itu di kehidupan yang lalu atau pun sekarang," R E F L O W -------------- Pertengahan Desember 2019 Top Rank #1-Rose #1-Yugyeom #1-Myouimina #1...