"gimana Dan?"
"apanya gimana?"
Cowok berjaket kulit hitam itu mendudukkan dirinya di salah satu kursi yang ada. Duduk dengan satu kaki di atas meja.
Tangannya mengambil buah apel di meja dan memakannya satu gigit. Pandangannya tak sengaja bersibobok dengan seorang gadis yang di atas bangkar. Tengah menatapnya tanpa kedip.
"gue tahu gue ganteng," katanya.
Gadis itu sontak membuang muka, "pede banget lo."
Dani menyunggingkan senyum, "luka lo gimana?"
"punya mata kan," jawaban itu membuat Dani mendengus. Gak ibu gak anak sama aja.
"Mina udah ketemu belum?" pandangannya beralih.
"belum." jawab Dani pendek.
"kenapa gak dicari lagi?!"
"ck, bayaran lo kurang." kata Dani cepat dengan menatap manik mata wanita paruh baya di sana dengan mengintimidasi.
"uang yang lo kemarin kasih udah habis,"
Lalu ia berdiri, berjalan mendekati wanita itu.
"gue pembunuh bayaran, bukan polisi buat nyari pidana yang kabur. Kalo lo nambah tugas gue menjadi berhari-hari, lo juga harus siapin uang yang banyak, Solar," kata Dani diakhiri dengan seringaian tipis.
Wanita itu, Solar, hanya mampu diam tanpa berkata-kata.
"kamu harus cari Mina gimana pun caranya. Mau mati atau enggak, saya mau Mina ketemu," ucap Solar, tatapannya menggebu.
Dani mengedikkan bahunya cuek, "Mina bukan sembarang orang. Jadi, kalo bayaran gue setimpal, gue usahain,"
"oke. Nanti saya transfer ke rekening kamu,"
"gue maunya sekarang,"
⏳
----Sharon pulang. Di rumah, seperti biasa. Padahal mereka tahu betul Mina belum pulang berhari-hari, namun sikap mereka biasa saja seolah itu bukan masalah besar.
Apalagi Dino, dia tidak terlihat seperti Dino yang dia temui tempo hari. Yang membentaknya lantaran Mina belum pulang hingga larut malam.
Keluarganya memang aneh. Itulah yang Sharon pikirkan semenjak tinggal di sana.
"Sharon pulang,"
Mendengar suara Sharon, ibu yang sedang di dapur membeku. Badannya berbalik meski tidak ada Sharon di hadapannya.
Ayah yang ada di ruang tengah juga menatapnya terkejut.
Dino sendiri menghentikan langkahnya saat ingin pergi ke kamar.
"Sharon?" ibu berlarian dari dapur. Dengan celemek melekat di tubuh.
Aroma makanan menguar dari tubuh ibu ketika ia memeluk Sharon erat.
"kamu kemana aja sih nak? Ibu sama Ayah khawatir kamu kenapa-napa. Kenapa baru pulang? Kenapa gak ngasih kabar hm?"
Ujung bibir Sharon tertarik ke atas, "maaf, Bu, Sharon abis dari rumah yang dulu," jawabnya penuh dusta.
Ibu memukul pelan pantatnya, "harusnya bilang kalau mau pulang. Ibu bisa nemenin kamu,"
"Ibu, anak baru pulang bukannya disuruh duduk malah ditanya-tanyai," tegur Ayah.
Lelaki tua itu menarik pelan tangan Sharon, "ayo duduk, ibu jangan didengerin, emang cerewet," kata Ayah. Sharon tertawa kecil. Balas menggenggam tangan ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
REFLOW ft 97line✅
Fanfic"gak peduli gue ada di mana. Gak peduli gue terjebak antara ruang dan waktu, cinta gue cuma buat lo. Baik itu di kehidupan yang lalu atau pun sekarang," R E F L O W -------------- Pertengahan Desember 2019 Top Rank #1-Rose #1-Yugyeom #1-Myouimina #1...