Pagi hari cuaca yang tampak bagus, langit berseri seri, hatiku pun sama. Kesendirianku tak membuat hatiku redup, aku sudah terbiasa menjalaninya. Hidup hanya dikelilingi mama dan papa, tak masalah bagiku, itupun sudah cukup, dan aku bahagia dengan duniaku.Aku berjalan melewati koridor sekolah, jarak kelasku dengan gerbang terbilang cukup jauh, membuatku sangat malas menghadapi lirikan para siswa di sekolah. Banyak orang mengatakan aku memang manis, dan aku menyadarinya, bukannya sombong.
Sesampai di kelas, aku segera menaruh tas dan mengeluarkan buku latihan soal
"Apalagi ini?" tanyaku pada diri sendiri.
Terselip sebuah surat di dalam buku-ku, tak ada niatan untuk membacanya, aku menggumpal kertas itu dengan kesal, menaruh ke dalam laci bersama kertas kertas lainnya. Sudah banyak sekali kertas kertas bertuliskan perasaan yang diungkapkan para siswa kepadaku, entah itu dari senior atau seangakatanku sendiri. Sudahlah aku tak mau ambil pusing!
Di dalam kelas yang berisik ini, aku baru menempatinya beberapa bulan, aku masih kelas X, baru saja masuk kemarin. Aku memilih untuk duduk sendiri, tak ada seorang pun yang aku izinkan untuk duduk denganku, hingga semua kelas tahu bahwa diriku memang anak susah bergaul, aku menyadarinya. Namun, aku tak peduli. Toh, itu hak mereka untuk berpendapat.
Istirahat pertama yang aku lakukan hanya akan pergi ke perpustakaan, menghabiskan waktu disana sampai bel masuk berbunyi, meskipun aku pengunjung setia perpustakaan, sampai sekarang aku pun belum akrab dengan penjaga perpustakaan, aku memang sangat sulit untuk bergaul, hanya buku yang selalu bisa menyapaku.
Hidup tanpa warna, hidup monoton, hidup tidak merasa hidup, sangat culun sekali. Itu menurut kalian, menurutku? Tentu tidak, aku sangat menyukai dengan duniaku sendiri! Tak peduli senyinyir apa yang mereka bilang, terlebih lagi para siswi yang suka julid denganku, aku tak merespon.
Istirahat kedua, baru aku memakan bekal yang dibuat oleh mama untuk mengisi lambungku yang sudah meminta untuk diisi. Jika dituruti, sejak istirahat pertama aku merasakan lambungku menggeliat, namun hanya dengan air minum sudah mampu menghilangkan rasa lapar, aku tidak penggila makanan.
Istirahat ketiga, baru aku pergi ke kantin, sendiri, untuk mengisi perutku lagi. Hal ini terus kulakukan hingga menjadi suatu kebiasaan di hidupku, membuatku terbiasa dan nyaman untuk menjalani duniaku. Tak ada istimewa untukmu yang membaca alam duniaku.
Kebiasaan sehari hariku tidak ada yang istimewa, hanya memutar seperti ban becak, bisa bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan, anehnya, mereka akan membutuhkan jika lagi kepepet.
Semua itu memudahkanku untuk selalu fokus dalam belajar agar mendapatkan nilai terbaik di sekolah. Namaku juga tak kalah asing di telinga para guru sekolah SMA Garuda, selalu menjadi perbincangan, entah itu baik atau buruk, aku tak tahu, terserah mereka.
***
Bel pulang sekolah, disambut suka ria oleh para siswa, dengan tidak sabar mereka mengemasi buku, tak sabar ingin meninggalkan tempat yang cukup membosankan. Begitu juga denganku, tak kalah semangat untuk segera pulang ke rumah, sungguh aku tidak menyukai keramaian.
Untung saja aku tidak tertinggal angkutan karena kecerobohanku, 'syukurlah,' ucapku dalam hati.
Pendek sekali, ya:) hehe pokonya ikutin terus alurnya, lama lama juga panjang. Lama lama juga nyambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Gadis Aneh [Completed]
Fiksi Remaja"Jangan suka judge orang kalo gak tau apa apa!" ~ Diana Jovalina. Cover by @Niakhayy. Start - finish. 22/3/20