Hari ini cukup berharga untuk dinikmati, hari ini adalah hari jadi sekolahku, banyak murid sudah berlalu lalang sedang menyiapkan acara ini, terlebih bagi osis. Rapat anggota osis kemarin memutuskan untuk menampilkan sebuah pentas seni masing masing tiap kelas. Tidak terlalu cukup meriah, kami pun mengundang para alumni lulusan terbaik dari tahun tahun dekat kemarin. Terutama yang berhasil menggapai scholarship fully funded di Amerika, cukup menarik untuk di undang menghadiri acara ini. Tidak terlalu banyak, hanya 5 orang yang di undang oleh osis.
Kalian harus tahu! Sesibuk apakah diriku sekarang, ingin sekali mendudukkan diri di kursi kosong, namun pekerjaan selalu mengejar. Tidak bisakah sekarang aku menikmati acara ini dengan tenang?
Kakiku tetap berjalan mondar mandir mengoordinasi semua keperluan untuk membantu Kak David, berharap acara ini akan berjalan sesuai rencana. Anggota osis lainnya pun berusaha sebisa mungkin agar acara juga dapat berjalan sesuai rencana.
"Ben, ntar kalo acara pensi tiap kelas udah selesai, langsung planning selanjutnya dipakai, sebelum amanat dari para alumni diucapkan." ucapku saat berpapasan dengan Beni
"Yoi."
"Ra! Ntar isi ulang air minum yang udah abis, tetap selalu cek, ya!"
"Iya, ini bagi alumni di khususin, gak?"
"Iyalah! Kasih yang mantab mantab pokoknya," ucapku dengan terkekeh, kemudian berlalu.
"Hei! Diana, ya?" ucap seseorang menyapaku, ternyata alumni tahun lalu, aku belum tahu namanya.
"Iya, Kak, ada perlu sesuatu?" ucapku ramah.
"Kamu katanya pacar david, ya?" ucapnya dengan senyuman masih menggantung, kini aku merasakan feeling tidak baik. Aku hanya mengangguk heran.
"Ohh, aku nadif," ucapnya dengan mengulurkan tangannya, tentu saja aku jabat dengan baik. "Diana."
"Kak Nadif ada keperluan apa lagi?" ucapku masih menggantungkan senyuman.
"Gak ada, aku cuma nanya itu aja."
"Baguslah. Aku masih ada kegiatan, duluan, Kak," ucapku sambil berlalu. Aku kira gadis itu terlalu kurang kerjaan, menemuiku hanya untuk menanyakan hal tidak cukup penting. Apakah dia suka Kak David? Terserah dia, aku juga mengakui memang Kak David punya tampang baik, wajar jika banyak yang mendambakannya.
Bruuk. Sial, kenapa aku menjadi tidak fokus gara gara gadis tadi.
"Siapa, sih, yang naruh meja disini!" gerutuku pada diri sendiri, untung sepi, jadi tidak dilihat banyak orang.
Aku harus fokus, harus bisa meyakinkan diriku. Yang dibutuhkan dalam hubunganku dengan Kak David hanya saling mengerti, dan aku harus bisa memahami Kak David, ayolah Diana, ini tidaklah sulit, aku harus bisa.
"Kenapa?" ucap seseorang, ternyata Kak David.
"I'm fine!" ucapku meyakinkan.
"Bagus...,ayo kita balik ke acara, ngapain kesini?"
"Oke."
***
"Kok, kita duduk?" tanyaku heran kepada Kak David.
"Gak boleh?"
"Tugas kita gimana?"
"Udah aku handle, anggota osis tinggal jalanin aja."
"Gak adil, dong."
"Kata siapa."
"Udahlah!" ucapku mengakhiri perbincangan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Gadis Aneh [Completed]
Teen Fiction"Jangan suka judge orang kalo gak tau apa apa!" ~ Diana Jovalina. Cover by @Niakhayy. Start - finish. 22/3/20