Aku Gadis Aneh 18

118 12 2
                                    

Sampai rumah aku bersikap baik baik saja seolah tak terjadi apapun, namun mama tetap saja curiga denganku.

"Kamu kenapa, manis?" ucap mama menyelidik, mungkin karena sekarang aku sudah terlihat kacau.

"Nggak pa-pa, Ma, aku mau masuk dulu," ucapku sambil berlalu.

"Jangan bohong sama mama, kamu kenapa?"

Lihatlah, lemahku selalu terlihat di depan mama, aku tak pandai menutupi segala lukaku, selalu terlihat jelas olehnya, aku langsung memeluknya erat, dasar aku!

"Mama kalau mau bikin diana bahagia gak harus begini, Ma," ucapku sesenggukkan masih dalam pelukanya. Mama hanya mengelus punggungku.

"Mama kenapa diam?"

"Kamu putus sama david?" ucap mama langsung menuju topik.

"Mama gak perlu ngemis ngemis ke david segala buat bahagia-in aku," ucapku dengan sesenggukan.

"Kamu udah tau semuanya, nak?" ucap mama lembut. Aku tidak menjawab

"Ibu mana yang gak ingin anaknya selalu tersenyum, kamu selalu melupakan segala masalahmu jika bersama david, kamu kira mama gak pantau," ucap mama lagi masih memelukku.

"Aku pengin egois seperti dulu, tapi sulit."

"Karna kamu anak baik."

"Jadi orang baik gak enak, Ma!"

"Itu ujian kamu saat menjadi orang baik," ucap mama begitu lembut didengar oleh  telingaku, aku tak tahu harus marah atau bersyukur, tangisku makin menjadi dalam dekapan lembut mama.

***

Kejadian hari ini membuang energi yang banyak, aku sangat lelah, aku benci pada diriku sendiri, begitu bodohnya mau dibuat main main, padahal aku selalu serius dengannya. Dasar manusia! Selalu merasa tidak puas dengan apa yang dimiliki, bahkan aku tidak puas dengan hasil ceritaku dengan dia, haruskah aku akhiri?

Kini tak ada lagi orang yang aku percaya kecuali mama, siapapun itu pasti selalu sementara, berbeda dengan mama, tetapi aku sudah besar, haruskah aku terus bergantung pada mama? Ah, aku pusing memikirkan sesuatu yang belum terjadi, hatiku masih ada luka, sangat sakit untuk diajak mengobrol. Aku berusaha mengikhlaskan semuanya, namun begitu susah, setiap kali mengingatnya, membuatku ingin menangis, adakah cara lain selain menangis? Sudah lelah mataku untuk terus menangis.

Aku harus bersikap biasa saja dengan David jika bertemu, aku tak mau bermusuhan, tetapi aku ingin memutuskan hubungan dengannya segera, aku rasa sudah cukup pengalaman yang ia berikan untukku, entah itu pengalaman yang pahit atau manis, aku tetap bersyukur masih punya mama, aku merasa tak sendirian. Doakanlah, semoga aku bisa memaafkan David.

"De, david datang kesini, temuin, gih," ucap mama dari balik pintu.

"Ngapain?"

"Mana mama tau. Ayo sayang, temuin dia, memaafkan orang lain itu lebih baik, nak," ucap mama menghampiriku.

"Mama gak maksa maksa David, kan?"

"Enggak, manis."

"Beneran?" ucapku masih menyelidik, mama hanya mengangguk dengan tersenyum.

Aku segera turun menghampiri David, ia yang melihatku segera berdiri menghampiriku, mama yang mengikutiku dari belakang segera pergi menuju dapur.

"Ngapain?" tanyaku tetap ku usahan ramah, biarpun tanganku ingin sekali menonjok mukanya.

"Kita keluar sebentar, ya, aku mau ngomong penting."

Jelas aku ingin sekali menolaknya, namun menatap matanya membuatku runtuh seketika. Sadarlah Diana!

Aku Gadis Aneh [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang