Pagi ini aku sedikit aneh dengan kehadiran Bintar, tidak biasanya aku seperti ini. Namun aku usahakan bersikap baik baik saja, seperti tidak terjadi hal yang aneh, meskipun aku merasa tidak nyaman sekarang.
Memang Bintar cowok aneh. Kasihan sekali, bahkan aku cuma bisa kasihan, tidak bisa bertindak lebih. Lihatlah, di sekolah ia menjadi murid teladan SMA Garuda, tidak tahukah saat dia luar sekolah dia seperti apa? Sungguh mengerikan.
Aku menjadi khawatir jika suatu saat Bintar yang asli banyak yang tahu, aku rasa batinnya tidak akan kuat. Tenanglah, aku akan selalu memberinya semangat, aku tak akan pernah menjadi teman jahat, meskipun sekarang aku tidak nyaman dengan keadaan seperti ini.
Jika Bintar benar menyukaiku, kenapa dia diam saja? Apakah dia sama pengecutnya dengan Devan? Hanya dipendam sendirian seolah baik baik saja. Ah, kenapa semua laki laki pengecut jika berhadapan dengan perempuan, apa buruknya mengatakan yang sebenarnya. Entahlah, mungkin mereka pikir dua kalu atau mereka menghargai hubunganku dengan David? Itu alasan cukup rasional. Zaki dan Bintar, harus kubagaimanakan dua manusia itu?
"Gue udah kasih pengumuman buat anak mading, lo urus bagian koordinasi," ucap Bintar saat berada di perpustakaan, dia yang menghampiriku.
"Iya."
"Ngapain masih disini?" tambahku.
"Lo akhir akhir ini aneh sama gue, ada apa?"
Jantungku ingin sekali copot ketika Bintar bertanya seperti itu, bagaimana dia bisa mengetahui perubahan sikapku? Padahal aku sudah berusaha untuk baik baik saja. Ah, ingat sekali! Aku tak pandai berbohong.
"Enggak ada," ucapku dengan kekehan.
"Keliatan banget kalau lo bohong."
"Apaan, sih, Bin?"
"Lo kenapa? Lo gak suka sama kehadiran gue?" ucapnya lagi.
"YANG DI SITU KALAU NGOBROL DI LUAR SAJA!" bentak pengawas perpustakaan, tanpa aba aba Bintar langsung menarik tanganku keluar dari ruangan ini.
"Jangan bilang lo jadi seperti ini sama gue karena zaki," peringatnya saat kita duduk di halaman belakang sekolah.
"Kalo iya kenapa?" ucapku jujur, percuma juga kalo aku tetap bohong.
"Lo percaya sama omongan dia?"
"Iya."
"Lo goblok banget, sih, jadi orang!"
"Lo temen gue atau musuh gue dalam selimut!" ucapnya cukup marah.
"Gak ada yang anggap kamu musuh."
"Sekarang gue yang ngaggap lo musuh," ucapnya sambil berlalu namun berhasil aku tahan.
"Kamu marahan sama zaki karena aku, kan?"
"Jangan pernah percaya omongan zaki, dia udah gak waras!" ucapnya dingin.
"Kamu mau taruhin persahabatan kalian hanya demi seorang perempuan? Berarti kamu yang goblok! Bukan aku!"
"Jadi lo udah tau semuanya?!" ucapnya tetap dingin.
"Jadi ini sebabnya sikap lo berubah kaku kalau sama gue?" ucapnya sangat dingin kemudian menatapku lekat.
"Bin, aku hanya perlu waktu untuk menyesuaikan ini."
"Begitu juga dengan kamu, bisa, kan, kamu terima kenyataan seburuk buruknya itu?"
"Gak usah bahas masalah kenyataan! Itu gak___"
"Tapi itu berhubungan sangat erat sama kehidupan kamu, Bin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Gadis Aneh [Completed]
Teen Fiction"Jangan suka judge orang kalo gak tau apa apa!" ~ Diana Jovalina. Cover by @Niakhayy. Start - finish. 22/3/20