Terasa sesak sekali jika mengingat masa itu, airmata aku biarkan turun membasahi bantal. Kenapa terasa begitu sesak? Devan, tega sekali kamu pergi secepat itu, apalagi saudara kamu adalah orang yang aku sukai. Kenapa dunia sesempit ini? Aku tidak bisa membohongi perasaanku yang sangat lemah ini.
Aku menatap fotonya di meja belajar, senyumannya yang menggantung membuatku sungguh merindukannya. Tuhan, tempatkan dia di tempat yang paling indah, dia laki laki yang baik, selalu menghiburku, membuatku tertawa lepas, membuatku tak merasa kesepian lagi. Dimana dia sekarang? Dimensinya pun berbeda denganku, sakit! Ini benar benar sakit. Aku hanya menangis tanpa suara agar mama tak mendengarnya, aku tak mau melihat mama ikutan sedih hanya hal seperti ini.
"Aku yakin, tuhan akan memberiku jalan untuk tahu alasannya," ucapku pada foto tak bergerak itu.
Aku berusaha melupakan sejenak kejadian tadi, aku mengambil ponsel untuk hiburan. Kak David? Tumben sekali dia mengirimku sebuah pesan, ada apa? Tiba tiba aku merasa kesal sendiri, kenapa pesan yang masuk selalu banyak sekali ketika online dan mayoritas cowok yang tidak punya kerjaan, dasar pengusik!
Kak David
De Temuin gue di taman yg sering kita ketemu disana! Gue tunggu! |19.54|
Kali ini bukan masalah tugas! Jangan berburuk sangka dulu! |19.54|
Awas aja ampe kaga dateng! |19.56|
Aku mengernyitkan dahi, ada apa dengan manusia yang satu ini? Aku melihat jam dinding sudah menunjukan delapan malam, sudah pasti mama tidak akan mengizinkan, demi apapun. Kalau pun izin dahulu, siap siap kuping panas. Hingga aku memutuskan untuk menolak permintaannya. Terserah dia mau marah atau tidak! Bukan urusanku! Meskipun hatiku menggebu ingin mengabulkan permintaan Kak David.
***
Pagi hari aku sudah siap berangkat sekolah, kondisi tubuhku sudah sangat baik untuk melakukan aktivitas sehari hari. Hari ini pun beda, papa sangat memanjakanku, dia yang mengantar dan menjemputku, ini juga tidak lama paling cuma satu minggu lebih aku diperlakukan seperti ini, karena papa hanya ambil cuti sebentar untuk melihat keadaan kami.
"Semangat, ya, Bu Osis!" ucap papa sesampai di depan gerbang sekolah.
Aku terkekeh geli, senang sekali mereka hanya karena aku menjadi osis, apalagi kalau tahun depan sudah menjabat ketua osis, mungkin aku bisa bangun siang saat hari minggu. Ah, tidak mungkin itu terjadi!
Aku segera masuk kelas , niatku hari ini mau fokus latihan soal soal buat nyicil UN tahun depan lagi, tetapi Karisa datang menghampiri lebih cepat.
"Kak Diana dapet salam dari bunda sama ini juga dibuatin sandwich oleh bunda biar cepet pulih katanya," ucap Karisa sambil menyodorkan bekal kotak kepadaku.
"Manis sekali. salam balik ke bundamu," ucapku sambil menatapnya lekat. Karisa hanya mengangguk semangat.
"Oh Kak, kalo bisa Kakak sesekali main kerumahku, bunda juga pengin tahu Kakak," ucapnya sambil menggeser kursi untuk duduk
Aku terkekeh pelan, "kamu nyeritain apa aja tentang Kakak?" ucapku.
"Banyak..., sampai Kakak suka ke kak david pun," ucapnya dengan cengiran.
"HAH?!" ucapku sedikit terkejut, apakah gadis ini bisa menerawang isi hati? Jujur, aku sedikit was-was.
"Bercanda Kak, elahh!" ucapnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/213095491-288-k863156.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Gadis Aneh [Completed]
Teen Fiction"Jangan suka judge orang kalo gak tau apa apa!" ~ Diana Jovalina. Cover by @Niakhayy. Start - finish. 22/3/20