Selama aku menjabat sebagai wakil osis di sekolahku, hari hariku dipenuhi dengan banyak tugas, benar benar sangat repot memiliki jabatan di sekolah, padahal ini hari hari bebas untuk semua siswa, kesempatan enak bagi mereka, karena guru guru pasti repot untuk mengurus murid baru, tetapi bagi guru yang terlalu rajin, pasti akan tetap mengisi jam mereka. kenapa Kak David bisa betah? Apalagi membantu mengurusi para murid baru kelas X, aku biasanya absen untuk tidak ikut membimbing MPLS di sekolah, karena tugas untuk planning selanjutnya bagi kelas X belum selesai, bahkan planning ini akan berjalan sampai mereka naik kelas Xl, lalu akan dibuat yang baru, model baru, pengurus baru.Aku tahu, sebenarnya wakil osis harus tetap hadir, namun pembina osis sedikit memaklumiku.
Hal ini sungguh memudahkanku berinteraksi dengan lingkungan sekolah, semenjak hari pertama aku menjabat sebagai wakil osis, hidupku wajib dikelilingi banyak orang. Awal pertama aku sangat canggung untuk menerima keadaan seperti ini, namun lama kelamaan bisa menjadi kebiasaan, hingga kebiasaanku yang dulu bisa luntur dengan tanpa sadar, seperti di rumah sendiri, main sendiri.
Untuk belajar dan pergi ke perpus tetap kupertahankan, karena ini adalah asetku untuk menjadi kepercayaan wakil osis tanpa seleksi. Mamaku sendiri seperti tak percaya aku menjadi anggota osis, seperti mustahil bagi mama, aku sendiri pun sama, tetapi aku hanya mengikuti alur cerita tuhan saja.
"De, usahakan besok anggota osis berangkat semua!...Ini hari terakhir buat kelas X melaksanakan MPLS," ucap Kak David dari seberang telepon.
"Iya, Kak," jawabku, panggilan langsung terputus, sesibuk itukah Kak David? Gila!
Penutupan MPLS tahun ini sedikit berbeda dengan penutupan di jamanku, tentu saja, lah, pengurusnya saja sudah beda.
Penutupan MPLS berjalan dengan sempurna, sesuai rencana yang dibuat saat rapat. Sungguh lega akhirnya pekerjaan berkurang satu.
"Hai kak, boleh minta nomornya gak?" ucap seseorang memanggilku. Sudah terbiasa menghadapi hal seperti ini di sekolahku, seperti makanan sehari hari.
"Ohh, tentu, nama kamu siapa?" ucapku ramah.
"Fika kak, hehe, makasih," ucapnya sambil berlalu.
Kulihat Kak David yang sedang sibuk meladeni para peminatnya, meminta foto. Apa kubilang! Pesonanya memang tidak membohongi mata.
Aku mengedarkan pandanganku, aku melihat para murid baru yang sibuk sendiri sehabis penutupan MPLS. Hingga aku melihat gadis yang menatapku dengan sangat aneh, siapa dia? Kenapa dia? Apakah gadis itu mengenalku? Mungkin dia tersadar jika aku membalas tatapannya, tangannya melambai ke atas memberi kode, gadis itu malah mendekatiku. Wajahnya semakin jelas, cantik.
Dia kini berada tepat di depanku, aku segera memberi senyuman yang khas sering kulakukan bagi siapapun, kulihat wajahnya tidak ada perubahan, dia seperti mengagumiku, hanya melongo, dengan muka takjubnya.
"Hai," sapaku terlebih dahulu.
"Kamu kenal kakak?" tanyaku, namun tak mendapat respon. Kurasa gadis ini gila.
"Kakak manis banget," ucapnya, akhirnya dia buka suara juga.
"Wajah Kakak bisa gemesin gitu, ya?" tanya dia. Aku hanya mengernyitkan dahi.
"Ohh kak kenalin, aku karisa," ucapnya sambil menyodorkan tangannya.
Aku senyum sambil menjabat tangannya.
"Diana...,kamu juga manis, Karisa," ucapku dengan senyuman.Dia hanya terkekeh seperti salah tingkah, aku sangat tidak paham dengannya, aku sangat yakin kita tidak pernah ketemu, kenapa dia terlihat begitu akrab denganku, jarang sekali murid baru yang seperti dia, beda dari yang lain. Aku sepertinya menyukai gayanya yang tidak terlalu menye menye.
![](https://img.wattpad.com/cover/213095491-288-k863156.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Gadis Aneh [Completed]
Fiksi Remaja"Jangan suka judge orang kalo gak tau apa apa!" ~ Diana Jovalina. Cover by @Niakhayy. Start - finish. 22/3/20