Kejadian kemarin memberikan kesan tersendiri bagiku, walaupun aku sering berusaha untuk ngobrol dengan orang lain, namun tidak se-excited perasaanku yang sekarang. Memang benar, diriku butuh sebuah hal yang baru. Apakah aku bisa menyanggupi? Doakanlah.Hari demi hari, hingga berbulan bulan pun datang, aku mencoba untuk sering bercakap dengan teman sekelas, meskipun aku harus menahan keresahan hatiku. Lelucon mereka sangat sensitif untuk di dengar oleh telingaku, namun aku berusaha untuk menyeimbangkan perasaanku, agar tidak terbawa arus emosi. Ini baru tahap awal, belum selanjutnya, apakah lebih parah?
***
Sore hari cuaca yang tampak bagus, aku berniat keluar rumah, sebenarnya aku sangat malas, otakku melarangnya, namun hatiku memberikan semangat tersendiri, hingga aku bergerak keluar. Mama yang melihatku dengan outfit santai saja terkagum, apalagi orang lain? Jangan menilai aku ini sombong, memang kenyataannya begitu. Hehe."Kerasukan apa kamu? Tumbenan mau keluar rumah, ini bukan hari minggu, kan?" ucap mama. Ya, memang setiap minggu aku selalu keluar untuk jogging, entah itu sore atau pagi.
"Ya kali orang jogging makai pakaian seperti gini?" ucapku.
"Mau kemana emang? Sama siapa? Ngapain?" tanya mama berurutan.
"Aku keluar sendiri, mau jalan, mencari pencerahan," ucapku sambil mengenakan sneakers.
"Hati hati terbakar! Kan, jarang keluar," ucap mama mengejek.
"Emang aku drakula?" ucapku kesal.
"Mungkin," jawab mama sambil berlalu.
"Terserah," teriakku sedikit jengkel.
***
Duduk di taman sendirian dengan segelas kopi dan ponsel yang menemani, hanya menonton orang yang berlalu lalang. Sebenarnya aku sangat malas berada di tempat umum seperti ini. Ikuti kata hati saja, dia akan berkata dengan benar, jika kata hatimu selalu berubah keputusan, maka ambil yang pertama kali di ucap olehnya. Tunggu,kenapa kata kata mama menghampiri otakku? Ah, lupakan.
Sudah sangat lama aku disini, hanya semakin bosan. Inikah rasanya berada di keramaian yang sunyi, apakah diriku bermasalah? Ayolah, aku tak pernah menyalahkan diri sendiri, apapun yang aku lakukan selalu aku apresiasi. Baiklah, diriku mungkin jenuh, butuh seorang teman, aku mengakuinya, aku menyerah untuk mencari teman. Bisakah aku berhadapan dengan mereka? Bersosialisasi dengan mereka? Tuhan, kenapa perasaanku terasa sangat dilema sekali?
"Diana?" ucap seseorang yang berhasil mengalihkan lamunanku. Aku menoleh ke atas, mukanya tidak terlihat asing bagiku, seperti pernah berjumpa, namun dimana?
"De, lo gak papa?" ucapnya lagi, menyadarkanku dari lamunan.
"Ohh sorry, siapa, ya?" ucapku gelagapan.
"Astaga, lo gak kenal gue?" ucapnya sambil geleng geleng dengan terkekeh.
"Gue david, ketua osis SMA Garuda," ucapnya.
Ingatanku kembali saat MPLS berlangsung, ia memang menjadi panitia MPLS dengan jabatan sebagai wakil osis, ya, Kak David. Aku baru ingat. Cowok yang sangat famous dikalangan para siswi SMA Garuda. Aku mengakui dia memiliki paras yang cukup membuat perempuan manapun bisa terkagum, terutama diriku.
Bagaimana aku bisa melupakannya? Sungguh aku bingung sendiri dengan diriku ini, dasar aku.
"Ohh iya, maaf Kak," ucapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Gadis Aneh [Completed]
Подростковая литература"Jangan suka judge orang kalo gak tau apa apa!" ~ Diana Jovalina. Cover by @Niakhayy. Start - finish. 22/3/20