PERANG BATIN

20.2K 347 14
                                    

Setelah keputusannya kemarin memutuskan hubungan dengan dua cowok yang cukup lama dengannya, kini Leta merasakan bimbang dengan keputusannya. Pada salah satu cowok yang hubungannya ia putuskan.

Hingga ia memutuskan untuk menjernihkan pikirannya dengan cara berjalan-jalan ke mall dan menghabiskan waktu bersenangsenang bersama kedua sahabatnya.

Jihan Asila dan Jovian Daharyadika.

Asila. Cewek mungil berparas cantik nan kepoan memiliki suara agak nyaring dan cempreng, yang dikenal Leta sejak mereka SMP. Memiliki style khusus, yaitu poni rata dan rambut panjang yang ujungnya selalu dibuat ikal. Tentunya dengan warna rambut yang selalu di ubahnya. Untuk saat ini rambutnya dibiarkan berwarna hitam legam. Asila ini statusnya calon istri orang. Ya, Asila sedang mengurus beberapa keperluan menuju hari bahagianya bersama dengan tunangannya, Mario. Hubungan yang sudah dijalani tiga tahun, pada akhirnya berakhir bahagia. Setelah banyak drama yang mereka lalui dan tentunya diketahui oleh Leta.

Jovian. Cowok berwajah chinnese yang dikenal Leta dan Asila sejak SMP. Postur badannya cocok bersanding dengan wajahnya yang tampan. Kulitnya putih, dan rambutnya cepak tanpa poni. Siapapun pasti akan terpesona dan jatuh hati dengan pesona Jovian. Tak jarang, Jovian mendapatkan pesan melalui akun Facebook dan Instagramnya karena ketertarikan mereka pada paras Jovian. Walau sebenarnya Jovian tipikal orang yang cuek. Tapi, dibalik sikap cueknya, Jovian orang yang sangat melindungi dan menjaga terhadap wanita yang sedang bersamanya. Sebab Jovian bisa bela diri. Namun, meskipun begitu, dibalik sikap gentle-man dia, Jovian seorang cowok dengan mulut yang memiliki kata-kata pedas dan nyelekit! Tak heran, banyak yang menjauh karena sifatnya yang satu ini. Tapi, untuk mereka yang terbiasa dengan sifat Jovian seperti, bukanlah suatu masalah yang besar.

Siang ini mereka memutuskan untuk makan di salah satu restoran steak langganan mereka. Suasana saat ini cukup ramai, mengingat hari ini adalah malam minggu. Tentunya banyak pasangan muda mudi yang pergi berkencan ataupun mereka yang memutuskan untuk bersama keluarganya.

Leta menopang dagunya. Jus Alpukat dingin menemaninya saat ini tanpa sepiring makanan pun. Leta sedang tidak selera makan. Sementara itu, Asila sibuk dengan ponselnya. Makanannya telah habis dan yang tersisa hanya minuman Jus Strowberry dinginnya. Jovian pun juga sibuk dengan potongan steak daging matangnya yang sedang dikunyahnya. Jus Alpukat dingin menemani makanannya kali ini.

Leta menghembuskan nafas. Membuat perhatian Asila teralihkan dan dia pun meletakkan ponselnya di atas meja.

"Jadi, gimana? Ada apa, Leta?" tanya Asila membuka percakapan. Ia tau pasti sahabatnya yang satu ini dalam situasi sedang tidak sangat baik. Kalau tidak, untuk apa mereka bertemu? Walau sebenarnya mungkin saja mereka bertemu untuk sekedar bersenang-senang. Walah hal itu sudah jarang terjadi mengingat mereka sudah sama-sama sibuk. Kecuali untuk masalah genting, mereka akan mengusahakan untuk bertemu. Apalagi seperti sekarang, melihat dari keadaan dan dari raut wajah Leta.

"Gue bingung," ucap Leta memandang Asila.

"Soal? Yastha atau Om Brady?" tanya Asila langsung tanpa basa-basi. Ya. Kedua sahabatnya tau tentang Leta yang menjalin hubungan dengan dua cowok. Satu cowok bujangan dan satu lagi cowok berstatuskan suami orang.

"Dua-duanya," jawab Leta.

Kedua alis Asila bertaut dan dahinya berkerut. Bingung. "Maksudnya gimana???" tanya Asila memajukan badannya agar lebih jelas. Walau mereka saat ini terpisah meja makan. Sementara Jovian duduk di sisi kirinya.

"Selesai," ucap Jovian saat makanannya habis lalu mengucap syukur pada Tuhan. menyingkirkan piring kosongnya dari hadapannya. Siap menyimak curhatan Leta dan pendapat dari Asila.

"Ya gini... gue udah mutusin hubungan sama Yastha dan Om Brady," ucap Leta memandang kedua sahabatnya bergantian. Wajah terkejut tidak bisa mereka sembunyikan.

"Whaaatt!?" kaget Asila. Memandang Leta tak percaya. Suatu hal yang mustahil untuk Leta bisa memutuskan hubungan dengan dua cowok tersebut. Mendengar dari cerita Leta tentang keduanya, dahulu, Leta sangat bahagia dengan keduanya. Leta sangat suka cara mereka memanjakannya dan suatu hal yang mustahil jika rasanya ia akan memutuskan mereka berdua. Ucap Leta pada waktu itu. Tapi, memang tidak ada yang tahu kedepannya.

"Bagus dong," komen Jovian singkat.

"Thank youuu," jawab Leta singkat memandang Jovian sambil tersenyum.

"Eh entar dulu entar dulu, kok lo jadi senyum-senyum sih, Let? Perasaan tadi cemberut aja? Gimana kronologinya? Ceritain dulu ceritaiiiin," tagih Asila yang penasaran.

Leta pun mulai bercerita tentang hal kemarin. Dari caranya memutus hubungan dengan Yastha lewat panggilan telefon hingga reaksi Yastha, dan reaksi Om Brady yang juga sama terkejutnya.

"Brengsek emang lo, Let. Lo yang sebenarnya paling salah diantara hubungan lo sama Yastha, tapi lo jadiin kesalahan dia buat alasan putus dan bikin dia ngerasa bersalah. Asli jahat," komen Jovian dengan geleng-geleng kepala. Ia tak habis fikir dengan sahabatnya yang satu ini. Mulai dari fikirannya hingga jalan hidunya dan sikapnya. Pedas memang omongan Jovian, tapi ada benarnya.

Leta menundukkan kepalanya. Tanpa Jovian berbicara begitu, sebenarnya Leta juga sudah merasa sangat amat bersalah. Tapi, mau bagaimana lagi? Hubungan mereka memang baiknya berakhir daripada Leta harus menyakiti Yastha terus seperti ini.

"Tapi, ya gitu... mendadak gue ragu sama keputusan gue buat mutusin Om Brady. Maksud gue gini, udah... kita udah putus. Tapi, mendadak gue nyesel pas dia cerita dia mau kesini, ke Jakarta buat nemuin gue. Ya sebenarnya buat urusan cabang kantornya. Tapi, kan mungkin maksudnya biar sekalian gitu," jelas Leta lagi.

"Hah!!?"

"Gimana gimana???"

Kaget Asila dan Jovian bersamaan. Mereka tidak habis fikir dengan cewek satu ini. Tadi yakin dengan keputusannya, semenit kemudian menyesal. Apa sih maunya????

"Let, lo ini kurang apa sih? Keluarga tajir. Lo mau apa, Bokap lo pasti kasih. Ibu lo cantik, sabar, dan jago masak. Lo kalau ada apa-apa dan cerita ke Nyokap lo, pasti Nyokap lo dengerin. Malah kasih saran. Bukan dengan cara lo cari pelarian ke Om Om gini," nasihat Asila prihatin.

"Ya gimana, Sil? Gue sendiri juga ngg paham sama diri gue. Kenapa gue bisa sehaus ini sama kasih sayang pria dewasa? Ngga. Gue ngga masalahin harta. Serius. Yang penting bisa bikin gue nyaman. Lo inget kisah gue sama Om Samuel kemarin? Gue tolak kan meski dia tajir kek gimana pun? Ya kalo gue udah ngga nyaman, yaudah," jelas Leta membela diri.

Kedua sahabatnya terdiam dan saling pandang. Tak tau harus bagaimana lagi.

"Yaudah. Lo maunya gimana sekarang?" tanya Jovian tanpa tendeng aling-aling.

"Udahan dari dunia per-Sugar Baby-an begini,"

"Terus?"

"Tapi, kenapa gue nyesel pas udah mengakhirinyaaaaa...?!" ucap Leta setengah memekik dan memancing beberapa mata ke arah mereka. Terlebih ke arah Leta.

"Jangan bilang nanti pas ketemu Om Brady, lo mau balikan sama dia?" tanya Asila memastikan. Menatap Leta curiga.

"Tergantung,"

"Tergantung gimana???" bingung Jovian. Kagetnya tidak berkesudahan karena ulah sahabatnya yang satu ini.

"Kalo dia ajak balikan, ya gue mau,"

"Kalo ngg?"

"Yah masa ngga sih?"

"Lha, Let..!"

"Dih, bego lo ah! Apaan sih!"

Komen Asila dan Jovian kesal bersamaan. Wajahnya marah akibat keputusan Leta yang tidak jelas.

"Ya kalau tau begini, kenapa lo ngga minta balikan sekarang?" tanya Jovian.

"Gengsilah!"

"Ya bedanya sama nanti apaaaan!!?" tanya Jovian tak bisa menahan rasa kesal dan gemasnya.

"Ya kan gue liat gimana nanti dulu. Siapa tau Om Brady nanti ngajakin balikan,"

"Nah, balik lagi. Kalo dia ngga ngajak balikan?"

"Yah masa ngga sih???" kecewa Leta spontan.

Membuat kedua sahabatnya langsung jengkel dan berbarengan mengucapkan,

"BODO AMAT, LETAAAA..!!!!"

SUGAR BABY's STORY: 5 DAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang