Leta turun dari motor ojol setelah memberikan tips. Langkahnya nampak terburu-buru, bukan hanya dirinya, driver ojol pun meminta dirinya untuk segera masuk karena pemesan ojol sudah menunggunya daritadi. Driver ojol juga sempat minta disampaikan permintaan maafnya kepada pemesan ojolnya dan Leta menyanggupi. Tidak lupa ia mengucapkan terima kasih. Penjaga hotel segera membuka pintu masuk hotel sembari tersenyum dan mengucapkan sapaan selamat sore, walau langit mulai gelap. Leta membalas sapaan tersebut dan tak lupa tersenyum. Setelah mengucapkan terima kasih, Leta segera berlari ke arah tempat duduk santai yang berada di samping luar hotel.
Ruangan tanpa dinding, namun dengan batas beton setengah membentuk ruangan. Terdapat beberapa sofa panjang saling berhadapan maupun tidak. Beberapa tanaman juga nampak disana. Menambah kesejukan ruangan yang memang ditujukan untuk para perokok. Musik yang terdengar dari speaker di beberapa sudut pun tidak terlalu keras dan juga tidak terlalu kecil. Pas didengar di telinga.
Sebelum sampai ke ruangan, Om Brady menyambut di luar pintu. Leta langsung meminta sebuah sambutan pelukan dari Om Brady dan Om Brady langsung membalasnya.
"Kamu ngapain disni???" tanya Leta.
"Nunggu kamulah, sayangku," jawab Om Brady menatap Leta, hangat.
"Kok pake celana pendek? Habis berenang?"
"Ngga, sayang. Kan ngga kemana-mana juga,"
"Heeemmm..."
"Yaudah yuk ke kamar," ajak Om Brady ke arah lift menuju kamar. Tangannya menggandeng Leta. Beberapa menit kemudian mereka sampai dan Om Brady mengajak Leta ke kamar nomor lain. "Kita pindah kamar ya, sayang. Disini lebih luas," jelas Om Brady menjawab kebingungan Leta.
"Ooohh pantesan. Barang-barangmu sudah dipindah semua?" tanya Leta.
"Sudah, sayang," ucap Om Brady.
Setelah melakukan ritual cuci kaki dan tangan. Leta dan Om Brady segera menuju kasur. Namun, belum lama Leta tiduran di kasur, ia segera turun dari kasur.
"Kenapa, sayang?" tanya Om Brady.
"Mau ganti baju, gantengku," ucap Leta sambil mencari tanktopnya dan celana pendek di dalam tas.
Om Brady yang memperhatikan Leta sedang beroperasi tasnya, mengernyitkan dahi. "Banyak banget kayaknya bawaanmu? Niat banget," celetuk Om Brady.
"Iya dooong. Kan niat nginep sama kamu," jawab Leta. Om Brady tertawa kecil. Leta mendengus kesal ketika tidak menemukan celana pendeknya di dalam tas. Ia lupa membawa celana pendeknya. Leta segera mengganti bajunya dengan tanktop berwarna hitam dan melepas celana panjangnya. Hanya memakai celana dalam saja. Ia pun segera naik ke ranjang.
"But you won't need it anymore. Now you won't need it no more," ucap Om Brady membuka tanktop Leta, dengan posisi keduanya duduk di atas kasur. Dengan wajah terkejut Leta mengangkat tangannya ketika Om Brady benar-benar melepas tanktopnya. Om Brady segera meniduri Leta yang ada di bawahnya. Lampu remang-remang menambah keromantisan mereka. Sudah tanpa pertanyaan, keduanya langsung melepas rindu lewat kecupan bibir dan nafas mulai memburu.
Leta melingkarkan tangannya di leher Om Brady yang kini berada di atasnya. Dengan tangan kanan, Om Brady melepas bra Leta dengan satu tangan seperti kemarin. Sementara tangan kirinya meraba dari luar bagian selangkangan Leta.
"Mmmhh..." desah kecil Leta ketika Om Brady berhasil mengenai klitoris Leta meski dari luar celana dalam. Branya terlepas dan Om Brady segera melepas bra Leta dan menaruhnya di bawah samping kasur.
Beralih, kedua tangan Om Brady mulai meremas dua gumpalan indah milik Leta dan mendekatkan jadi satu hingga ke tengah. Hinga kedua puting Leta hampir bertemu dan Om Brady mulai menjilati secara bersamaan.
"Aaaahhh..." Leta mengerang dan menjambak pelan rambut Om Brady. Kedua kakinya bergerak menekuk dan lurus bergantian. Sensasi luar biasa dirasakannya.
Melihat Leta keenakan, Om Brady semakin liar memainkan lidahnya pada kedua dada Leta. Menghisapnya secara bergantian. Dalam hisapan, Om Brady memutar lidahnya, memainkan pada puting dada Leta bergantian. Leta pun mendesah semakin kuat. Om Brady berhenti menjilatinya. Memandang Leta yang kini berwajah sendu, menggoda. Tangan Leta kini berusaha mencari batang tegak milik Om Brady. Tak mau kalah, tangan kiri Om Brady mulai bergerilya masuk di balik celana dalam Leta. Memainkan dengan lihai. Sementara tangan kanannya memelintir lembut puting dada kanan Leta sambil mereka berciuman mesra. Tangan kiri Leta tak hentinya menjambak kecil rambut Om Brady ketika Om Brady sesekali memainkan klitorisnya dan memasukkan dua jari ke dalam lubang vaginanya.
Mulai basah. Om Brady menghentikan foreplay dan melepas celana dalam Leta. Leta pun bangun dan melucuti semua yang di kenakan Om Brady dan mulai menghisap batang kemaluan Om Brady. Hingga lelaki itu mengerang dan mendesah agak keras. "Aaahh cukup, sayang..!" ucapnya lalu meminta Leta menungging. Ia mengingkan Doggy Style saat ini. Leta pun menurut dan mulai menunggingkan pantatnya dengan badan setengah terturun ke kasur. Om Brady mulai memasukkan batang kemaluannya ke dalam lubang hangat vagina Leta. Keduanya pun mendesah. Dari belakang, Om Brady mendekatkan badannya ke belakang punggung Leta. Leta agak menaikkan badannya dan menoleh ke belakang. Mereka berciuman, sebentar. Kedua tangan Om Brady yang sejak tadi berada di pinggang Leta kini berada di kedua dada Leta. Mulai memainkan dengan lihai.
Leta mendesah. Sepertinya Om Brady mengenai G-Spotnya. Om Brady menggigit telinga kanan Leta dengan lembut dan menciumi leher pacarnya itu. Leta mendesah makin jadi. Hampir. Om Brady hampir sampai. Namun, ia segera mencabutnya. Baginya, belum saatnya untuk ini berakhir. Kini ia meminta Leta untuk telentang. Leta menggeser posisinya sebentar, berlawanan arah agar badannya yang mulai berkeringat terkena AC. Tak memberi jeda lagi, Om Brady segera menaikkan kedua kaki Leta ke atas kedua pundaknya. Mulai memasukkan batang kemaluannya ke dalam vagina Leta. Gemas memandang wajah Leta yang mulai memerah karena syahwat meninggi, Om Brady mulai menggigit bibir bawahnya. Nampak sexy dimata Leta dan nakal.
Beberapa menit terlewati dan Om Brady berhenti. Terdiam dan mengeluarkan batang kemaluannya dari vagina Leta.
"Kenapa dilepaaaas???" tanya Leta manja. Ia merasa tanggung dan sudah di ujung ubun-ubun untuk mengeluarkan hasrat.
"Ngga papa, sayang," ucap Om Brady menantang nakal menatap Leta. Leta mencoba meraih batang tegak Om Brady untuk memasukkannya lagi ke dalam lubang vaginanya. Namun, Om Brady segera menahan kedua tangan Leta pada sisi kanan dan kiri. Lalu memasukkan sendiri batang kemaluannya ke dalam lubang vagina dan mulai menggenjot lagi dengan ritme cepat hingga Leta mendesah keenakan.
"Keluar dimana, sayang?" bisik Om Brady di telinga kanan Leta saat tubuhnya tepat meniban tubuh Leta.
"Dalaaamm..." lirih Leta dengan mata terpejam keenakan.
"Apa, sayang?" tanya Om Brady lagi memastikan.
"Dalaaamm..." ulang Leta.
"Di luar aja ya," tawar Om Brady dan segera mencabut batang kemaluannya dan memuncratkan ke wajah Leta. Sayang, cairan kental putih itu justru beberapa masuk ke salah satu dalam lubang hidung Leta.
"Aaaa masuuuuk...!" rengek Leta lalu segera menuju toilet untuk mengeluarkan cairan itu dari dalam hidungnya. Om Brady menyusulnya sambil tertawa kecil. Berdiri tepat di belakang Leta yang kini berdiri di depan wastafel dalam kamar mandi. Mengecup kepala belakang Leta.
"I love you," ucap Om Brady sambil memeluk Leta dari belakang dan menatap Leta dari pantulan cermin di hadapan mereka.
"Love you too... so much!" balas Leta lalu mengecup pipi kanan Om Brady.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGAR BABY's STORY: 5 DAYS
Teen FictionSetelah menjalin hubungan selama setahun secara LDR tanpa pernah bertemu, akhirnya Leta memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Brady. Bukan, tanpa alasan. Sebab Brady adalah suami orang dan Leta tau itu adalah hal yang salah. Namun, keputusa...