Semenjak pulang dari Chiang Mai, mereka pun masuk di sebuah kampus ternama. Kampus Wabi Sabi. Di kampus itu pula mereka semua berkuliah.Mean dan Can selalu bersama. Mereka seakan tidak mau lepas. Ketiga sahabat mereka hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kemesraan pasangan itu. Mereka bahkan berpikir, kapan mereka bisa punya pasangan agar mereka bisa seperti itu. Mereka semua ingin membuktikan kepada pasangan itu kalau mereka juga bisa. Bukan cuma mereka saja.
Hari demi hari pun berjalan dengan lancar. Kalau ada waktu Can selalu menghubungi saudaranya Plan. Kini Plan tahu siapa yang suka memberinya hadiah. Orang itu adalah Can, saudaranya.
Plan juga masuk kampus di Chiang Mai. Ia berkuliah sambil bekerja. Uang gajinya kadang juga diberikannya kepada ibu panti untuk membantu ibu panti tersebut.
Plan bahkan tidak bekerja di satu tempat. Pekerjaan apapun diambilnya asal itu halal. Plan sudah kebal terhadap bullyan dari M Phurin. Pria satu itu memang tidak mengenal lelah dalam mengusik kehidupannya.
Plan bahkan sudah beberapa kali keluar dari pekerjaannya karena ulah dari pria jahat satu itu. Namun, Plan tak pantang menyerah. Kalau dia menyerah, entah bagaimana dengan kehidupannya. Belum lagi uang kuliah yang harus dibayarnya. Untung kakaknya--Can, sering mengirimkannya uang jadi itu bisa mengurangi bebannya.
Sebenarnya Plan tidak pernah meminta namun, Can bersikeras untuk mengirim uang tersebut. Can mengatakan ia merasa bersalah. Ia ingin menebus kesalahannya dan berbagi kebahagiaan dengan saudaranya itu.
Plan yang memang membutuhkan uang itu hanya bisa berterima kasih kepada saudaranya itu. Beruntung waktu itu mereka dipertemukan dalam keadaan yang tidak terduga. Dan kini hubungan dua saudara itu pun sudah mulai membaik.
Plan bahagia? Tentu saja! Siapa yang tidak bahagia bila bertemu dengan saudaranya yang sudah lama terpisah. Walaupun dulu ditinggal dengan rasa sakit, namun, semua itu hilang dengan kebahagiaan yang datang setelahnya.
Namun, ada satu yang menjadi kendala buat Can. Pria imut satu ini belum berani memberitahukan tentang saudaranya itu kepada kedua orang tua angkatnya ataupun kepada Mean serta ketiga sahabatnya itu. Ia masih takut. Untuk ketemu dengan Plan saja dia harus banyak berbohong kepada kedua orang tuanya itu.
.
.
.
"Babe, ke mana saja kau dalam dua hari ini? Kok aku tidak melihatmu?" tanya Mean.
Ya, selama dua hari ini Can memang pergi. Ia pergi ke Chiang Mai untuk bertemu dengan Plan dan ibu panti. Can pergi untuk meminta maaf secara langsung kepada ibu panti asuhan tersebut atas apa yang dilakukannya kepada Plan.
Ia juga berterima kasih kepada ibu panti itu karena ibu panti itu mau menjaga saudaranya itu. Ia juga berbagi kebahagiaan kepada adik-adik panti tersebut dengan membawakannya berbagai mainan dan makanan ringan. Hanya itu yang Can bisa lakukan. Ia belum bisa memberi lebih mengingat dia juga hanya sebagai anak angkat di keluarga itu. Ia juga tidak ingin membebani keluarga itu terlalu jauh mengingat keluarga itu begitu sangat baik padanya dan tulus menyayanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins ✔ [Completed]
Teen FictionKisah tentang dua saudara kembar yang sudah terpisah dari kecil dan dipertemukan kembali ketika mereka sudah dewasa. Takdir memang tidak bisa ditebak. Dan takdir itulah yang mempertemukan Mean, Plan dan Can. #PlanRathavit #CanRathavit #MeanPhiravich