Part 19

768 61 13
                                    

Tidak terasa lima tahun telah berlalu. Selama lima tahun itu, Can belum pernah pulang ke Bangkok. Kedua orang tuanya sudah sering menyuruhnya untuk pulang, tapi Can belum juga mau pulang.

Can lebih sering melakukan perjalanan ke berbagai negara. Profesinya sebagai seorang fotografer membuatnyanya harus mengelilingi berbagai negara untuk menemukan foto yang bagus menurutnya.

Can bahkan beberapa kali mendapat penghargaan dari berbagai negara karena hasil fotonya yang sangat mengagumkan. Nama Can bahkan tidak asing lagi di mata para pengusaha luar maupun dalam (Bangkok) karena mereka mengagumi hasil karya Can tersebut.

Can juga mengirimkan kedua orang tuanya serta Plan berbagai foto yang diambilnya setiap dia melakukan perjalanan. Mereka bangga kepada Can karena Can bisa mengharumkan nama negaranya. 

Selama lima tahun Can berada di luar Negeri, dia sudah bisa move on dari Mean. Bukan karena Can mendapatkan cowok baru atau ada teman kencannya, tapi karena dia terlalu sibuk dengan apa yang dilakukannya selama menjadi seorang fotografer tanpa terasa ia sudah bisa melupakan Mean dari hidupnya.

Karena bagi Can sekarang, ada atau tidak adanya pacar sama saja. Can terlalu sibuk untuk hanya sekedar berkencan. Kalaupun dia ada pacar, belum tentu dia ada waktu untuk bersamanya. 

Can lebih sering melakukan perjalanan ketimbang kencan. Karena Can tidak menetap di satu negara, jadi, dia susah hanya untuk sekedar melihat apakah pria itu cocok atau tidak untuknya. Can tidak ingin repot dulu masalah pria. Can belum bertemu dengan seseorang yang mampu membuat hatinya bergetar sama seperti saat dia melihat Mean. Selama ini, hanya Mean yang mampu membuat hatinya bergetar.

Can yakin, jika tuhan sayang padanya, suatu saat nanti dia pasti akan dipertemukan dengan cowok itu. Siapapun dia, Can yakin, dia jodohnya.

Phi Chao memang pernah mengungkapkan isi hatinya saat Can pisah dengan Mean. Tapi, Can menolaknya karena dia tidak mempunyai perasaan kepada phi Chao. Menurut Can, percuma dia bersama phi Chao sementara hatinya tidak bersamanya. Jadi, sekali Can menolaknya.

Tapi tenang. Sekarang Chao telah beralih ke seorang dokter Cantik yang tanpa sengaja bertemu dengannya di sebuah pertemuan para dokter. Namanya dokter Kao. Chao dan Kao sekarang sudah menikah dan dianugerahi seorang putri cantik yang diberi nama, Ploy. Mereka hidup bahagia sekarang. 

Selama lima tahun itu, si kembar Dee Phiravich dan Tee Phiravich juga tumbuh dengan sehat. Mereka berdua tidak pernah kekurangan kasih sayang dari kedua kakek dan neneknya. Si kembar itu juga lebih sering tidur di rumah Nat dan Namtran agar kedua pasangan itu tidak kesepian.

Mean dan Plan tentu saja mengizinkan. Mereka tidak pernah melarang kedua putranya untuk tidur dimanapun mereka mau. Dengan begitu, mereka juga punya waktu lebih banyak untuk berduaan, serta bermesraan. Dan usaha memang tidak pernah mengkhianati hasil dari kerja keras mereka. Plan kembali hamil. Kali ini seorang putri. Begitulah dari hasil USG yang mereka dapat dari rumah sakit. 

Mean kalau soal ranjang dan enak-enak memang paling suka. Phiravich yang satu ini tidak akan pernah mau ketinggalan. Rugi katanya kalau di sia-siakan.

Plan mah tinggal ngangkang saja di tempat tidur. Namanya juga barang enak mana mau nolak, rugi. Plan juga menikmatinya.

Kini Mean tidak pernah lagi menghubungi Can. Dia tahu, sekeras apapun dan seberapa banyak dia mencoba untuk menghubunginya, Can tidak pernah mau mengangkat apalagi membalas line nya. Jadi, Mean nyerah. Yang penting dia sudah meminta maaf atas apa yang dilakukannya. Mungkin sudah ratusan kali Mean mengatakan itu di line yang dikirimnya kepada Can. Dan dia rekaman suara yang dia kirim, Mean selalu mengatakan maaf dan maaf. Tapi, Can tidak pernah membalasnya walaupun dia mendengarkannya. Karena itulah, Mean menyerah kepada Can.

Twins ✔ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang