Indyra mengatur nafasnya setelah berlari cukup jauh menuju lantai dua dimana kelasnya berada. Setelah bersyukur karena berhasil melewati Devan, hal lain yang membuatnya bersyukur adalah Bu Rumi tidak masuk kelas hari ini.
Bu Rumi bukanlah tipe guru yang killer, tidak semua murid takut dengan guru biologi tersebut. Hanya segelintir orang-orang yang berada pada barisan murid teladanlah yang takut padanya. Sebab, Bu Rumi tidak akan segan-segan memberi nilai di bawah standar KKM jika ada murid yang terlambat.
Apalagi, Indy masuk dalam daftar siswi pintar dengan nilai tertinggi. Ia tidak ingin merusak predikat itu hanya karena Devan.
Meskipun hari ini tidak ada guru pengganti, ia tetap mempelajari materi minggu lalu. Tidak lupa dengan musik yang ia dengarkan melalui earphone.
Selain belajar, musik adalah dunianya. Menurutnya, musik bisa membuat dirinya merasakan dunia yang berbeda, apalagi saat ia ikut bersenandung.
Tetapi sayang, orangtuanya justru tidak membiarkan Indy dengan pilihannya. Ia dipaksa giat belajar agar tetap mendapatkan beasiswa dari SMA Surya Aksara yang menjadi sekolah favorite-nya sewaktu SMP.
Apalagi semenjak nama 3DZia team dikenal banyak orang, jumlah murid yang mendaftar di SMA ini semakin banyak saja.
"Ndy, lo tau kak Agatha nggak? Kesel gue sama dia suka banget ngebandingin body-nya sama Kak Zia." Anna, teman sebangku Indy bersuara sambil mengunyah permen karet di mulutnya. Posisinya sekarang sedang bersandar di sandaran bangku dengan kaki yang ia masukkan ke dalam laci meja.
Posisi paling nyaman ketika sedang bermain handphone di dalam kelas.
Matanya masih sibuk membaca komentar pada postingan terbaru akun instagram @3DziaTeam. "Pake ngatain kak Zia gendut segala," katanya dengan nada kesal, "emang gitu, ya, kalo orang udah terkenal. Ada aja heaters-nya."
Melihat Indy tidak juga bersuara, ia menegakkan tubuhnya. Ia berdecak, kemudian menepuk bahu Indy. "Gue ngomong astaga!"
Mendapat pukulan tersebut, Indy meringis dengan tangan mengelus bahu. "Kenapa, sih, Anna?"
Dengan wajah merengut Anna kembali pada posisinya. "Tau, ah, males gue ngomong sama lo!"
"Apaan, sih?" Indy melepas earphone-nya lalu menatap layar ponsel dan membaca komentar dari akun @AgathaVee. Sekarang ia paham yang yang tadi ingin Anna sampaikan.
"Bukannya kak Agatha emang suka ngerendahin orang lain?" kata Indyra yang berhasil membuat semangat Anna kembali.
Ghibah dimulai!
Anna duduk tegak dengan kaki yang ia turunkan. "Iya bener banget!" katanya bersemangat, "Gue yakin dia titisannya kak Agnes! Karna kak Agnes udah lulus, dia jadi ngerasa senior."
"Bukannya emang senior?"
"Iya, maksud gue dia bakalan kayak kak Agnes, deh, suka ngebully orang gitu," kata Anna lagi.
Agatha adalah anak kelas XII IPS 2 yang memang menjadi salah satu haters Zia. Bukan tanpa alasan, ia merasa bahwa dirinya lebih cantik dari Zia dan ingin menggantikan posisi Zia sebagai anggota 3DZia team.
Siapapun perempuan yang dekat dengan salah satu dari Danu, Devan atau Davin, akan menjadi saingat baginya.
"Untung aja lo enggak ikut dibully karena dia tau lo pacarnya kak Devan."
"Hem ...," balas Indy tak peduli kemudian kembali membuka buku yang semula ia baca.
Anna tidak melanjutkan ucapan karena sibuk memerhatikan tubuh Indy yang menurutnya semakin kurus sejak menduduki kelas sebelas. Padahal dulu tubuh Indy tidak sekurus ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Jasmine
Teen FictionSpin off 'ZIA' Ini tentang dia yang merasa bahagia dan luka bersamaan. Namanya Indyra Jasmine, cewek serba pas-pas an yang memiliki tubuh kurus dan kulit putih pucat. Orang-orang selalu bilang dia nggak pernah pantas punya pacar tampan dan terkenal...