19 - Siluet

1.2K 139 7
                                    

Hara keluar dari taxi saat dirinya sampai dirumah sakit yang ia tuju. Senyumannya masih saja berkembang dengan satu tangan yang sibuk menggenggam satu box kue namun Hara memberhentikan jalannya.

"Lebih baik lewat depan atau parkiran ya?"

Pasalnya yang ada di otak ibu hamil itu adalah jika dirinya berjalan lewat depan, ia takut Baekhyun dapat melihatnya mengetahui sekarang adalah jam istirahat semua dokter disana. Dengan perkataan pun, Hara langsung memutar kembali langkahnya kearah parikan mobil di rumah sakit ternama itu.

Awalnya ia hanya melihat orang-orang yang berlalu lalang sehabis menaruh mobil disana, tapi manik mata wanita itu menangkap kedua sosok mahluk berlawan jenis yang tak asing dimatanya.

Dengan perasaan yang sudah memanas bak cangkir kopi, Hara masih saja melanjutkan langkahnya walaupun tak secepat sebelumnya. Ia mengambil resiko yang besar karna memberanikan diri untuk maju selangkah demi selangkah.

Semua atmosfer didekatnya serasa memanas, pendengarannya seakan tak berfungsi dikeramaian yang ada, yang didalam otaknya kini hanya satu. Maju kedepan dengan pendengaran yang tertuju pada kedua manusia yang terlihat sedang berdebat itu.

Kakinya mendadak berhenti didekat kedua manusia itu. Keduanya sama-sama berdebat tanpa menyadari kehadiran wanita hamil disana.

"Aku hanya merindukanmu, tak lebih. Aku sengaja datang kemarin karna mengingat hari ini adalah hari ulang tahunmu"

Bagaikan tertancap ratusan ribu jarum didalam hati Hara. Apa lagi ini? apakah tak cukup diawal saja ia merasakan sakit ini?

"Aku tak ingin kau berada disini Jung Miyeon"

Hara mengenali suara itu, suara dari Byun Baekhyun yang sekarang sedang menyilangkan kedua tangannya. Pria itu menatap kakaknya dengan tak suka.

"Iya aku mengerti, karna kau hanya menginginkan keberadaan adikku, Jung Hara. Apakah aku benar?"

Hara menatap air wajah kakaknya, wanita yang beberapa tua lebih darinya itu tersenyum kecut disana. Apakah Miyeon masih mencintai suaminya?

"Apakah aku boleh meminta satu permintaan dihari ulang tahunku?"

Hara masih diam tanpa berkata-kata, menyaksikan perang dingin antar kedua mahluk yang dulu sempat menjalin kasih ini.

"Apa?"

"Tolong kau belajar melupakan diriku dan mencari kebahagiaanmu sendiri. Karna aku sudah bahagia dengan istirku yang satu bulan lagi akan melahirkan anakku"

Dilain sisi, Hara merasakan hangat dihatinya saat Baekhyun mengucapkan itu, namun disisi yang lain ia juga masih merasakan sakit hati atas apa yang Miyeon ucapkan tadi. Tapi, ucapan Miyeon setelahnya mampu membuat rasa hangat itu menghilang sektika. Tergantikan dengan rasa nyeri yang bercampur aduk menjadi satu. Hara merasakan sesak didadanya yang sangat amat sakit.

"Lalu apakah kau lupa? jika beberapa bulan lalu kau hanya menyuruhku pergi tanpa memutuskan hubungan kita yang masih berpacaran. Jadi jika boleh berkata, kita masih resmi menjadi sepasang kekasih"

Hara menahan nafasnya, ia butuh bernafas beberapa detik untuk menetralkan rasa sakit dihatinya yang sangat amat sakit ini.

"Jadi apakah perjanjian itu masih berlanjut?" Ucap Hara yang melempar kue strawberry itu ke jalan, yang membuatnya berserak dimana-mana. Kedua manusia yang semoat berdebat itu langsung menatap kearahnya dengan ekspresi terkejut, terlebih lagi suaminya.

Butterfly Effect ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang