30 - happier

2.2K 120 3
                                    

Hara mengepalkan kedua tangannya kuat, ia mendadak gugup sekarang. Bahkan detak jantung sudah lebih dari dua kali lebih cepat sepertinya. Tangannya bahkan sudah mengeluarkan keringan dingis sedari tadi.

Hara mengatur nafasnya agar rasa gugup itu menghilang. Bersamaan dengan dirinya yang sedang menghembuskan nafasnya pelan pintu besar berwarna coklat itu terbuka, menampilkan sesosok ayahnya yang menatap dirinya dengan senyuman yang ada diwajahnya.

Hara menatap ayahnya yang melangkah mendekat kearah dirinya. Melihat ayahnya semakin dekat Hara pun berdiri dengan wajah senyuman terbaiknya. Lalu setelah benar-benar sang ayah berada didepannya satu tangan Tuan Jung menghelus pipi anaknya manis.

"Kau terlihat sangat cantik" Ucapnya yang membuat Hara terkekeh pelan.

"Eh? anak appa gaboleh nangis. Nanti cantijnya hilang" Ucapnya guna untuk menghibur anaknya yang sudah meloloskan satu air mata meluncur kepipi miliknya.

"Jangan menangis ananku" Tuan Jung menghapus air mata Hara, "Ayo kita keluar, calonmu sudah menunggu dirimu di altar"

Lalu anggukan Hara menjawab pertanyaan dari ayahnya. Hara mengepus air matanya lalu terkekeh pelan saat melihat senyuman yang terbit diwajah ayahnya.

 Hara mengepus air matanya lalu terkekeh pelan saat melihat senyuman yang terbit diwajah ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hara membuka matanya setelah beberapa menit memejamkannya. Jantungnya berdetak tak karuan, bahkan ia sudah berfikir kalau detak jantungnya dapat terdengar oleh ayahnya yang berada disampingnya dari tadi. Tak lupa dengan tangan yang mengaitkan tangan putri kecilnya.

Ia menoleh sebentar ke ayahnya. Tersenyum kembali lalu berkata, "Aku sangat menyayangimu appa"

"Aku juga menyayangi dirimu" Bisik sang ayah karna pintu altar sudah terbuka lebar bersamaan dengan suara melodi indah sama persis saat pernikahannya dulu.

Kakinya melangkah pelan maju kedepan sampai semua mata akhirnya menoleh kearahnya dan menatap dirinya lekat. Ia juga tak bisa menyembunyikan senyumannya saat melihat orang-orang terdekatnya smtersenyum manis kearahnya.

Hara mengalihkan pandangannya kedepan, matanya terkunci oleh seseorang yang sekarang sudah membalikan tubuhnya dan menatapnya lekat dengan senyuman bahagianya. Membuat perut Hara terasa dipenuhi oleh kupu-kupu yang berterbangan.

Langkahnya masih berlanjut sampai akhirnya kaitan lengan ayahnya lepas, berganti dengan seseorang yang mampu membuat jantungnya berdetak kencang seperti ingin lepas dari sarangnya. Dan melodi lagu yang mengiringnya tadi berhenti.

Sekarang hanya ada kesunyian disana.

Tatapan mereka berdua terputus saat Pendeta didepannya sudah mulai berbicara.

"Apakah saudara mengakui dihadapan Tuhan dan Para tamu bahwa saudara bersedia dan mau menerima Saudara Jung Hara sebagai pasangan satu-satunya dan hidup bersamanya dalam pernikah suci seumur hidup dengan senang dan duka?"

Butterfly Effect ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang