*******
Ransiki, adalah ibukota kabupaten Manokwari Selatan. Salah satu kota di Papua Barat dengan jalan penghubung yang cukup menantang. Kota yang terkenal dengan coklat kualitas terbaiknya, yang sudah diakui oleh negara-negara Eropa. Menyimpan suatu kesan tersendiri bagi para pengendara roda dua dan roda empat. Banyak juga lokasi-lokasi eksotik yang dapat dijadikan tempat untuk sekedar berfoto ataupun mencari suasana baru.
Jalur aspal yang terbentang sepanjang 110 km. Dengan tikungan, tanjakan dan turunan yang ditemani jurang di kiri-kanan badan jalan. Melalui pinggiran tebing, tepi laut, menyeberangi beberapa sungai, dan membelah pegunungan. Menjadi jalur utama yang harus dilewati untuk bisa mencapai Ransiki.
Banyaknya kecelakaan kendaraan, seperti masuk jurang, rem 'blong', juga tebing yang longsor tiba-tiba dan menutupi badan jalan. Membuat jalan penghubung Manokwari-Ransiki dikenal sebagai jalur yang berbahaya. Sekalipun jalan tersebut telah beraspal, seringkali longsoran tanah merusak permukaan jalan dan menimbulkan lubang yang dalam di aspal. Pada beberapa titik, kerasnya pukulan ombak laut membuat badan jalan mengalami abrasi dan terkikis hingga habis.
Sore hari, sepulang bekerja. Aeon berada di bengkel bersama Theo, Mawar, Lily dan Daisy. Mereka sibuk memperbaiki dan meningkatkan tiga unit Mazda RX-8 milik para gadis, keluarga baru mereka. Theo melakukan tuning di atas mesin dyno, sementara Aeon yang melakukan pekerjaan bongkar-pasang dan menyetel parts. Ketiga gadis melakukan apapun yang dapat mereka lakukan untuk membantu kedua lelaki itu.
***
"Bang, sa dapat undangan ultah dari anak Hill King," kata Aeon, dari kolong mobil Mawar.
"Ko bisa kenal anak Hill King tu?" tanya Theo, dari belakang kemudi.
"Da yang ajak kenalan duluan. Cewe yang bawa MX-5 tu," lanjut Aeon.
"Yang rambut panjang ombak-ombak itu?" sahut Theo.
"Yo! Da pu nama Rila," sambung Aeon.
"Kapan acaranya?" tanya Theo.
"Hari Jumat kah? Iyo, hari Jumat!" jawab Aeon.
"Su kas tau Natan?" tanya Theo.
"Su! Katanya da masi tanya da pu maitua dulu," jawab Aeon.
"Kalo da oke, tong merapat," jawab Theo.
"Ka Theo! Sapa yang ultah?" sahut Mawar, sambil membawa dua gelas minuman hangat.
"Anak Hill King yang cewe tu. Sapa tadi da pu nama," balas Theo.
"Rila?" balas Mawar.
"Itu su! Da undang Aeon ikut da pu acara di Ransiki," lanjut Theo.
"Baaaa... Tong semua pigi kah, Kaka? Neh neh neh!" bujuk Mawar.
"Mo pi kemana?" tanya Daisy yang menghampiri dengan dua piring berisi lauk.
"Ka Aeon dapa undang ultahnya Rila di Ransiki. Tong smua pigi boleh!" Mawar menerangkan.
"Iyo kah? Kaka tong pigi ayoo!" ajak Daisy pada Theo.
"Sabar, sa tanya Natan dulu," jawab Theo.
Theo menelepon Yonatan dari ruang kemudi. Dari obrolan mereka, Yonatan ternyata ikut. Tidak ada alasan untuk mereka agar tidak pergi. Sesekali melihat tempat baru, menyegarkan hati dan pikiran yang lelah.
"Tapi sebelum pigi, tong harus bikin tim baru!" sahut Mawar, hanya iseng semata.
"Iyo, Awa! Betul!" tambah Daisy.
Lily menghampiri dari arah meja komputer, "Bagaimana kalo Trident ?"
"Karena, yang paling jago di sini Ka Aeon, Ka Theo sama Ka Natan," lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosenku drifter?
ActionApa yang terlintas di pikiranmu jika mendengar kata 'dosen' ? Seorang terpelajar, berwibawa, cerdas, disiplin, hidup dalam lingkungan kampus, mengajar mahasiswa dan membimbing skripsi, juga melakukan penelitian. Jauh dari kriminalitas dan kehidupan...