Si Dosen Muda

598 19 21
                                    

*******

Sebuah Yamaha MT-25 berwarna biru-hitam melaju di jalanan kota saat matahari mulai terik. Melewati tiap belokan dan bersabar di kemacetan kota Manokwari. Ditunggangi seorang pria muda yang menggendong tas laptop kecil, dengan helm full face di kepala. Pergi pagi pulang sore seperti kebanyakan pekerja di kota Manokwari. Saat lampu lalu lintas berganti hijau, motor naked bersilinder kembar itu digebernya. Meluncur cepat meninggalkan semua pengendara di belakangnya.

Suara knalpot Yoshimura karbon yang berdentum berat dan bulat, menandai lecutan tenaga dari mesin dua-silinder yang telah dimodifikasi. Disalurkan menuju ban-ban berukuran besar dan berbentuk donat. Mendorong kendaraan roda dua itu menembus lampu merah dan bermanuver tajam diantara padat kendaraan. Semakin digeber, mesin itu meraung semakin merdu. Deru knalpotnya begitu mengusik telinga, namun sangat nikmat terdengar. Membuat siapapun yang mendengar sepeda motor itu saat melaju, pasti langsung berbalik dan memperhatikan.

Pagi itu, awan tebal mulai menggantung dilangit. Motor naked yang dikendarai pria muda itu tiba di fakultas kehutanan suatu universitas negeri di Manokwari. Dia turun dari motornya, melepaskan helm ber-visor gelap lansiran sebuah merk ternama Indonesia dari kepalanya dan melihat ke langit.

"Aiiihhh! Jang hujan, kah?!" gumamnya.

Badannya tegap dan sedikit kekar, kulitnya coklat terang khas penduduk Indonesia Timur. Dengan potongan rambut 'cepak' dan mata coklat yang besar. Tatapannya terkesan mengintimidasi bagi mereka yang baru melihatnya. Bagi banyak orang, dia terlihat seperti seorang yang tidak ramah, malahan cenderung menyebalkan. Dibalik wajah campuran Maluku - Jawa, dengan hidung mancung, pipi yang agak tirus dan bibir kehitaman. Bersembunyi hati yang tulus, tutur yang ramah dan sifat terbuka yang membuatnya dikagumi diam-diam oleh orang lain.

Dia melepaskan riding jacket yang dipakai. Kemeja batik putih bermotif 'megamendung' yang dikenakan, berpadu celana denim coklat. Kedua kaki mengenakan hi-top sneakers dan topi yang dibalik ke belakang. Dia melangkah ke arah gedung laboratorium menuju ruang kerjanya. Setelah memasuki ruangan berpendingin udara bersuhu 22 derajat, segera dia meletakkan seluruh riding gear miliknya pada rak dekat meja. Kemudian, dia berjalan menuju ruang kelas untuk mengampu mata kuliah pagi, diawal semester ganjil perkuliahan.

***

"Pagi, Bapa," sapa beberapa mahasiswa.

"Pagi," balas pria itu dengan senyum ceria disertai mata yang menyipit ramah.

Langkahnya terhenti di depan pintu ruang kuliah 'KH 4'. "Kam mahasiswa yang kontrak 'Sifat Dasar Kayu', kah?" katanya.

"Iya, Bapa!" jawab mahasiswa di dalam ruangan.

"Oke! Masuk," sambungnya.

Mahasiswa-mahasiswi semester 3 buru-buru masuk kelas. Pria itu bersandar di meja dosen, menunggu semua mahasiswa berkumpul sambil menulis sesuatu di buku catatan kecil berwarna biru di tangan kirinya. Memperhatikan seluruh ruang kelas dengan tatapan serius. Melihat setiap mahasiswa dan mahasiswi yang sibuk memilih tempat duduk untuk mengikuti kelas pagi itu.

"Oke! Pagi semua!" sapa pria itu.

"Pagi, Bapa...!" balas mereka.

"Ketua kelas? Tolong pimpin doa sebelum kita mulai," katanya. Beberapa menit berlalu, doa yang dipimpin oleh mahasiswi yang ditunjuk sebagai ketua kelas selesai.

"Terima kasih. Oke! Kuliah 'Sifat Dasar Kayu' to?" ujarnya. Dibalas anggukan serentak seisi ruangan

"Baiklah! Jadi, mata kuliah ini akan diajarkan oleh 1 tim dosen, anggotanya 3 orang. Saya koordinatornya, anggotanya ada Bapa Arifin Rahayu dan Ibu Lina Silalahi," lanjutnya.

Dosenku drifter?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang