Percikan!

44 4 9
                                    

*******

Setelah ibadah minggu pagi, seluruh anggota Trident kembali ke RSUD Manokwati Selatan. Riko dan Stevy sudah pulang dan hanya Rila yang menemani Vino. Yonatan mengetuk pintu kamar perawatan dan masuk lebih dulu. Aeon dan Lily masih di belakang, berjalan dengan lambat. Aeon menyesuaikan langkah Lily karena gadis itu terus menggandeng dan menempel erat pada Aeon.

"Mana Aeon?" tanya Vino.

Aeon dan Lily muncul di pintu dan tersenyum, "Su bae-bae kah?"

"Lumayan. Makasih e!" balas Vino.

"Padahal harusnya 86 itu bisa ke Manokwari baru," lanjutnya

"Sudah! Tra papa," balas Aeon sambil mengedipkan kedua mata.

"Sa utang nyawa sama ko, Bro!" kata Vino. Aeon cuma tersenyum.

"Sa su bicara sama anggota yang lain. Tong smua sepakat kalo Hill King akan gabung dengan Trident," kata Rila.

Tiba-tiba, ruangan menjadi hening. Theo dan lainnya saling menatap, bingung dengan keputusan Rila yang mendadak. Sementara, Trident baru berdiri beberapa hari. Itupun karena ide 'iseng' Mawar.

"Bagaimana ee. Sebenarnya, tong blum pikir sampe kesini juga," jawab Yonatan.

"Hill King tetap akan gabung dengan Trident. Itu tong su putuskan!" jawab Rila.

Melihat Rila sangat serius, menjadikan anggota Trident yang lain menjadi semakin bingung. Akhirnya, Theo angkat suara.

"Begini saja. Hill King tetap di Mansel. Tapi, Trident yang ambil keputusan untuk apa saja yang harus Hill King buat. Bagaimana?" usul Theo.

Aeon dan yang lain setuju dengan ide barusan. Keputusan itu akan menjadikan Trident sebagai pengambil keputusan. Tidak serta merta mengurus keseluruhan Hill King, yang memiliki cukup banyak anggota.

"Oke! Tong setuju," balas Vino.

"Eh, iyo. Kayanya tong smua, balik Manokwari dulu e. Besok su masuk kerja jadi. Ada apa-apa, kabari segera!" sambung Theo.

"Aeon!" panggil Vino.

"Yo?" sahut Aeon.

Vino mengepalkan tinju kanannya. Diacungkan pada Aeon. Aeon menghampirinya. Keduanya beradu tinju dan Aeon memeluk Vino.

"Cepat sehat e!" kata Aeon.

"Hati-hati di jalan," balas Vino.

Rila memeluk Aeon dan berbisik, "Terima kasih dosen ganteng."

Aeon terkekeh, "Iyo, sama-sama cantik."

***

Keesokan paginya, satu unit RX-8 berwarna ungu berhenti di parkiran fakultas kehutanan. Saat pintu sebelah kanan mobil itu terbuka, keluar seorang wanita muda dengan rambut yang digulung seperti pramugari. Gadis itu segera menuju pintu kiri mobil dan menggandeng seorang pria muda yang baru keluar dengan mesra. Hal itu menjadi tontonan bagi mahasiwa-mahasiwa yang ada halaman kampus.

"Eh! Itu sapa yang sama Bapa Aeon?" tanya seorang mahasiswa.

"Paling da pu cewe!" celetuk seorang yang lain.

"Ahhh! Cewe itu anak Teknik Informatika," jawab seorang yang lainnya.

"Kimai! Pu bagus apa!" umpat cowok yang sebelumnya.

Lily kemudian mengantar Aeon menuju gedung dekanat fakultas. Terus menggandengnya tanpa peduli semua mata yang menatap keduanya. Mereka berhenti di depan pintu sebuah ruangan dengan plang bertuliskan 'Wakil Dekan 2'. Begitu pintu itu dibuka, seorang wanita yang sedikit lebih tua dari Aeon, menjerit seketika.

Dosenku drifter?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang