Pengendara Honda

46 4 2
                                    

*******

Setelah Aeon dan Zul saling memperkenalkan, masing-masing segera masuk ke mobil dan bersiap. Saat berkenalan Aeon terlihat santai, tetapi Zul menanggapi dengan serius. Pria misterius yang menantangnya balapan ini, terlihat mencurigakan. Terlebih lagi, Nissan Cefiro miliknya terlihat biasa-biasa saja dari luar. Nampak seperti Nissan Cefiro pada umumnya. Hanya saja ditambahi sayap belakang berukuran kecil dan roda BBS yang tidak diketahui modelnya.

Saat Zul melihat sesuatu di bawah kap mesin mobil abu-abu itu, jantungnya berdebar seketika. Mesin 2600 cc dengan turbo kembar paralel berkode RB26, salah satu mesin legendaris. Bukan mesin standar mobil itu, juga bukan mesin yang seharusnya ada padanya. Sedan itu bertampang biasa saja, tetapi bisa jadi sangat bertenaga saat melaju.

"Su bisa mulai kah?" tanya Zul sebelum memasuki mobil.

"Bisa! Ada sa teman di jembatan. Da yang jadi juri," jawab Aeon.

Setelah keduanya masuk ke mobil masing-masing, memutar kunci dan menyalakan mesin. Kemudian menggeber mesin-mesin mobil mereka. Zul menggeber mesin 4-silinder yang dilengkapi dengan supercharger sentrifugal. Aeon menggeber mesin 6-silinder miliknya.

"Baru, sapa yang kasih aba-aba?" Zul berteriak dari dalam mobilnya.

"Ada! Sabar!" Aeon membalas dengan sedikit berteriak

Rila, sejak tadi memperhatikan kedua pria itu mengadakan kesepakatan. Kemudian saat keduanya masuk mobil, dia menyalakan mesin MX-5 miliknya. Memajukan mobil mendekati kedua mobil yang siap meluncur. Rila keluar dari mobil dan mengambil posisi sebagai 'pemberi aba-aba' diantara kedua mobil.

"Siap!" Seru Rila di malam itu.

Aeon mengangkat jempolnya pada Rila lewat jendela kanan. Sementara, Zul masih terkejut karena Rila bisa ada bersama mereka malam itu. Tetapi kemudian mencoba menguasai diri kembali. Diapun mengangkat jempol dan bersiap memulai balapan.

"3... 2... 1..." Rila memberi aba-aba dengan lantang.

Setelah tangan Rila berayun turun, kedua mobil pabrikan Jepang itu meluncur deras. Honda S2000 itu dibiarkan Aeon untuk melaju lebih dulu. Setelah itu, Aeon segera mengejar. Rila segera mengikuti kedua pria yang bertanding malam itu. Segera setelah kedua mobil itu meninggalkan garis awal.

"Betul anak ini yang bikin kaco, kah?" pikir Aeon.

"Da tu sapa e? Kenapa ka Rila bisa ada?" pikir Zul.

Honda S2000 itu melibas tikungan, dengan pikiran pengendaranya yang dipenuhi pertanyaan. Nissan Cefiro abu-abu itu terus menempel ketat, namun belum memberi perlawanan. Hanya terus meniru tiap gerak 'tarian' Honda S2000 saat menuruni bukit yang lengang.

***

Memasuki bagian tengah bukit, S2000 itu meluncur deras melewati jalur lurus. Kemudian melakukan initiate tepat waktu di belokan. Cefiro itu kali ini tidak lagi terlihat di samping, melainkan di belakang. Seperti sengaja menunggu kesempatan untuk menyerang.

Aeon tetap fokus mengkombinasikan teknik handbrake dan clutch kick. Memastikan 'si abu-abu' meluncur dengan mulus dan tetap mengikuti Zul. 'Suntikan' mapping baru pada ECU Motec-nya. Setelan boost control berbeda dan anti-lag yang diaktifkan. Membuat mesin itu sangat responsif dan menghasilkan tenaga dengan stabil.

Aeon membuka kaca, membiarkan udara malam yang sejuk berhembus masuk. Juga, sedikit asap dari ban belakang S2000 yang dikejarnya sekarang. Aeon sangat santai melakukan drifting, tetapi tetap bersemangat. Kedua mobil meluncur deras dan saling mempertahankan posisi di setiap belokan. Asap ban, bunyi gesekan ban dengan aspal, raungan mesin dan suara blow-off turbo membuat suasana malam menjadi lebih riuh.

Dosenku drifter?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang