Typo bertebaran.
Selamat membaca 😊.
---
Sebuah kebakaran melahap habis butik itu, tidak ada yang bisa diselamatkan dari isinya karena kejadian itu terjadi sangat cepat. Tapi syukur saja tidak ada karyawannya yang terluka sedikit pun. Mina menatap butik yang sudah hangus itu setelah pemadam kebakaran datang. Dengan ragu, Mina mencari nomor Jihyo untuk menghubunginya.Kini Jihyo baru saja sampai di apartemen. Baru saja akan duduk di sofa, ponselnya berdering membuatnya terpaksa berdiri dan berjalan menuju meja tempatnya menyimpan ponsel miliknya.
"Halo Mina, ada apa?"
"Halo Jihyo unnie, maa--fkan aku."
Keningnya mengerut begitu mendengar suara Mina yang bergetar dari sebrang sana.
"Ada apa Mina? Jangan buat aku khawatir."
"Butiknya terbakar unnie."
Deg...
Jantung Jihyo seakan berhenti berdetak, tangannya yang sedang memegang ponselnya itu terlihat bergetar.
"Jelaskan kejadian bagaimana sampai kebakaran itu terjadi."
"Jadi tadi ada seorang lelaki yang datang. Dia terlihat memilih baju tapi setelah dia pergi, ada sebuah ledakan kecil dari tempatnya tadi. Kami pun segera keluar dari butik begitu melihat sebuah api yang mulai membesar."
Jihyo memijat keningnya begitu mendengar penjelasan dari Mina. Dia tidak bisa menyalahkan mereka, tapi dia janji akan mencari tahu siapa orang itu.
"Terima kasih atas informasinya Mina, aku akan ke sana sekarang."
Sambungan telfon terputus, Jihyo berjalan menuju kamar Hyunjin dan melihat kedua anaknya tengah bermain bersama.
"Sayang, Mommy pergi sebentar dulu ya. Kamu jaga baik-baik Gomny di sini dan jangan biarkan orang lain masuk ke dalam apartemen." Ucap Jihyo kepada Hyunjin seraya mengusap rambut anaknya.
"Iya Mommy. Hati-hati di jalan." Ucap Hyunjin mengecup pipi Jihyo.
Setelah itu, Jihyo keluar dari apartemennya dengan tergesa-gesa menuju ke parkiran tanpa menyadari seseorang memantaunya dari dalam mobil.
"Senang melihatmu seperti ini, Jihyo. Tapi ini belum seberapa." Ucap Umji seraya menunjukkan smirk nya.
Mobil Jihyo melaju dengan cepat hingga tak butuh waktu lama untuk sampai di butiknya. Begitu turun, mata Jihyo langsung tertuju dengan butiknya yang sudah hangus. Seluruh tubuhnya terasa kaku, mengingat desain gaun pengantin dan jas itu berada di ruangannya yang juga ikut terbakar.
"Jihyo unnie, maafkan aku." Ucap Mina memegang pundaknya membuat Jihyo tersadar lalu berbalik menatap gadis berkebangsaan Jepang itu.
"Tidak apa, ini semua sudah terjadi dan memang bukan salah kalian juga. Sepertinya aku akan meliburkan kalian semua untuk sementara waktu sambil menunggu perbaikan butik." Jelas Jihyo menghelakan nafas kasar.
Kerugiaan yang sangat besar harus Jihyo tanggung sedangkan dia baru saja membayar sekolah Hyunjin dan pesanan dari butiknya belum banyak sehingga keadaan keuangannya belum membaik. Jihyo bingung harus bagaimana, apakah dia harus menjual mobilnya untuk perbaikan butiknya? Jelas saja dia harus kembali berfikir jika harus menjual mobil yang mengantarnya kemana pun juga digunakan untuk mengantar jemput sang anak di sekolah.
Matanya terpejam, sangat sulit jika harus hidup sendiri dengan membiayai keperluan kedua anaknya. Tapi dia tidak ingin menerima belas kasih dari orang lain. Dia terus memikirkan cara mendapatkan uang untuk memperbaiki butiknya hingga ponselnya berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (Slow Update)
FanfictionSequel of Devil Husband Baca Devil Husband terlebih dahulu sebelum membaca cerita ini agar kalian tidak bingung (Cerita di update jika ada waktu luang) Sepasang makhluk tuhan yang dulunya salah satu dari keduanya begitu mencintai pasangannya walaup...