Happy Reading Guys!!😍
.
.
.
.
.Kevin sudah kembali dari toilet, Rangga yang melihat Kevin berada dipintu langsung menghampiri Kevin.
"Kev, Kita susun rencana?" Ucapan Rangga membuat Kevin bingung tidak mengerti. "Apaan sih, Ga jelas banget dah." Ketus Kevin.
"Elu harus lihat video ini!" Sahut Yuniar.
"Gue pengen liatt," Rara mendekati Kevin.
Kevin dan Rara melihat rekaman Alin. Rara sahabatnya Alin sangat kaget dengan kelakuan Alin.
"Alinn!!" Rara langsung pergi ke lapangan untuk bertemu dengan Alin.
Saat Yuniar, Rangga dan Kevin ingin mengejar Rara. Tetapi Pak Ian tiba-tiba datang didepan pintu.
"Kalian mau kemana?" Tanya Pak Ian kepada mereka.
"Ingin mengejar Rara pak." Yuniar yang berani berbicara kepada Pak Ian.
"Kenapa dengan Rara." Tanya Pak Ian.
"Panjang pak ceritanya, Ini menyangkut kesehatan Alin," Jawab Yuniar semakin bibir gemetaran.
"Alin?" Sahut Pak Ian yang tidak mengerti apa yang di ucapkan Yuniar.
"Plis pak, Yuniar mohon. Izinin Yuniar keluar sama Rangga dan Kevin?" Yuniar menyatukan kedua tangannya dan memohon.
"Baiklah, Jika urusan kalian selesai cepat kembali ke kelas!" Nada Pak Ian mulai naik.
"Baik Pak." Mereka membalasnya bersamaan.
Rara yang sudah sampai dilapangan melihat Alin dengan tania yang sedang hormat dibawah terik sinar matahari.
Tanpa basa basi Rara langsung menghampiri Alin.
"Kenapa harus elu Lin yang gantiin hukuman Alvin!!" Suara Rara yang tiba-tiba datang membuat Alin kaget.
"Ra, Apaan sih." Suara Alin sudah melemas.
"Udah jangan lanjutin hukuman ini, Biar Alvin yang lanjutin!!" Rara semakin marah dan memarik tangan Alin. Namun Alin melempar tangannya agar Rara melepaskan Tangannya.
"Elu mau penyakit lu kambuh, Hah!" Mata Rara semakin tajam meliat Alin "Jangan bego, Lin. Gue tau elu suka sama Alvin tapi lihat Alvin ga peduli sama elu!!" Rara memegang pundak Alin agar sadar bahwa ia salah.
Tania yang mendengar semua kejadian itu benar-benar kaget. Semenjak Kiara tidak ada, Alvin sering sekali mendekati Tania. Tania mulai baper dengan perhatian Alvin, Tania disitu mulai ada rasa dengan Alvin tetapi tidak tahu dengan perasaan Alvin ke Tania.
"Astaga!! Gue ga nyangka, Kaka kelas gue rela ganti posisi hukuman Ka Alvin." Batin Tania, Tania hanya terus menunduk.
"Tapi gue udah sayang sama Alvin?" ....
"Apa gue relain Ka Alvin demi Ka Alin?" ....
"Ka? Maafin Tania yah, Tania ga tau kalau kaka suka sama Ka Alvin?" Sahut Tania.
"Elu...." Omongan Rara terpotong oleh Alin.
"Ra!!" Alin langsung membalikan badan Rara.
Yuniar berada di lapangan itu, Tanpa banyak bicara Yuniar langusng berlari menghampiri Rara dan Alin.
"Udah Ra, Jangan dibawa emosi!! Biarin ajah Alin rasain hukuman Alvin!" Yuniar sambil melirik ke Arah Alin dan Tangan Yuniar memegang tangan Rara.
Rara hanya terdiam, Yuniar langsung menarik tangan Rara dan meninggalkan Alin bersama Tania.
"Ka, Kaka lebih baik ke kelas ajah? Disini Tania yang salah," Tania memegang bahu Alin.
Alin membalikan badan, Alin berjalan melewati Tania.
Dikelas ada Pak Ian yang sedang mengajar. Yuniar, Rara, Rangga dan Kevin masuk ke dalam kelas.
"Mana Alin?" Tanya Pak Ian.
"Sedang dihukum Pak?" Jawab Rara dengan Suara lesu.
"Dia melakukan kesalahan apa? Kok anak kepala sekolah tidak bisa mencontohkan perilaku baik!" Ucapan PaK Ian membuat Rara menjadi kesal.
"Pak!!" Sahut Rara Namun di potong oleh Yuniar agar Rara tidak emosi kepada Pak Ian.
"Udah Ra, Ayo kita duduk." Yuniar langsung memegang tubuh Rara. Lalu Pak Ian melanjutkan Materinya lagi.
Alin yang berjalan dengan sengat pelan sekali, ia berjalan menuju taman miliknya.
Setalah Alin sampai lalu membuka Hp sambil menangis."Gue bego banget sih!!" Teriak Alin sambil mengacak-acak rambutnya.
"Kenapa gue harus ganti posisi Alvin!!"....
"Alvin bukan siapa-siapa Gue!!!"....
"Gue begoo!!!" Alin membenturkan kepalanya ke Tiang pembatas.
"Gue terlalu baper sama dia!! Gue seneng waktu Alvin beliin gue makanan karna waktu itu uang gue ketinggalan, Ditaman ini Alvin menghapus Air mata gue karna Kiara, Alvin rela temenin gue dirumah sakit. Apa Alvin ga sedikit pun suka sama gue!!!"...
Ddugggg!!Duggg!!Dugggg!!!
"Gue bodohhh!!!" Alin semakin larut dalam kesedihan.
Alin kembali membenturkan kepalanya.
Dugggg!!!Duggg!!!Duggggg!!!!
Alin duduk dibangku taman dengan keadaan menyesal dengan tangan Alin memegang kepala belah Kiri.
Alin berjalan ke tempat parkir mobil dan pergi dari sekolah meninggalkan Tas dan bukunya.Ternyata perjalanan Alin menuju ke Rumah.
Sampai dirumah saat ingin membuka Pintu, Alin mendengar suara dari jendela kamar Momy dan Papah Alin.
Alin sangat penasaran dengan membicaraan mereka, Alin mencari celah lubang agar bisa mendengar ucapan mereka."Kita mau berangkat kapan Pah?" Tanya Momy Ratu.
"Kita berangkat besok," Jawab Papah Dev.
"Tapi, Bagaimana dengan Alin?" Ucapan Momy Ratu membuat Alin tidak mengerti.
"Alin kita ajak, My?" Jawaban Papahnya itu Alin mengerti.
"Pasti Papah sama Momy mau pergi lagi." Batin Alin.
"Itu juga kalau Alin mau Pah, Bagaimana kalau Alin tidak mau ikut?" Sahut Momy Ratu.
"Kita tanya saja dengan Alin, Jika ia sudah pulang sekola?" Jawab Papah Dev, Membuat Alin semakin Prustasi.
Alin langusng pergi dan membawa mobilnya keluar lagi.
Posisi tangan Alin masih yang tak berubah, Masih memegang kepalanya."Astaga, Darah?" Saat tangan Alin berlumuran darah dari tangannya.
"Ya ampun, Makin banyak." Alin terlihat panik sekali.
Saat Alin ingin mengambil Tissu di kursi samping namun tissu itu jatuh kebawah.
Kepala Alin sudah banyak darah yang keluar. Tangan kiri Alin memegang setiran mobil dan tangan kanan Alin meraih Tissu."Astaga! Susah sekali." Alin sedikit melirik jalan.
Alin berhasil mengambil Tissu itu.
baju sekolah milik Alin sudah banyak tetesan Darah, Namun Alin kehilangan kendali saat berhasil mengambil Tissu..
.
.
.
.
.
.
.
.
.Bersambunggg!!!!.......
Tag :
KAMU SEDANG MEMBACA
Angelin (On Going)
RomanceMencintai seseorang dalam diam itu memang sulit namun dengan itu caraku untuk slalu ada di sampingmu... "Namun setelah kau mencintai orang lain tetapi bukan aku, disitulah aku merasa mencintaiku tak terbalas. Inilah kisah cinta pertamaku saat aku p...