MT 16

259K 8.7K 281
                                    

Sebelum baca jangan lupa Vote karna vote teman² penting, supaya gue makin semangat ngelanjutin ceritanya.
Jangan lupa juga coment, agar gue semakin semangat buat update untuk teman² semuanya.

Makasih😘

Maaf kalau ada typo





Happy Reading😘





Malam ini, kota makassar sedang di guyur hujan yang sedikit lebat. Cuaca yang dingin, menyeruak masuk ke kulit. Sementara di sebuah balkon rumah, Amel terlihat menikmati susu coklatnya sambil menatap gedung-gedung yang sedang diguyur hujan, dan pikirannya sedang kemana-mana

Ia bingung dengan jantungnya yang selalu berdebar, apa yang ia rasakan saat di dekat Jidan

Apa gue udah jatuh cinta sama Kak Jidan? Masa gue jatuh cinta sih. Gue gk mau mencintai seseorang, kalau dia aja gk cintai gue. Sama aja kaya cinta bertepuk sebelah tangan. Batin Amel

Disisi lain Jidan yang sedang berada di ruang keluarga, tiduran di sofa, sambil memainkan game di ponselnya. Saking asiknya, Jidan tidak menyadari bahwa diluar sedang hujan.

"Ayo dong masa kalah sih"

"Tinggal dikit lagi nih baru menang"

"DEFEAT"

"Ahhh kalah gue"

"Tim gk berguna"

Begitulah kira-kira Jidan saat memainkan gamenya, saat Jidan kalah, akhirnya ia menghentikan gamenya. Jidan berjalan menuju kamarnya, yang sedang mencari sang istri

Cklek
Pintu kamar terbuka, yang menampakkan isi kamar sangat kosong, tidak ada seseorang. Mata Jidan menatap ke balkon, yang memperlihatkan seorang wanita cantik yang sedang menikmati hujan diluar sana, dan di temani oleh susu coklat yang sangat lezat.

"Masuk, diluar dingin" ucap Jidan yang langsung pergi ke balkon, untuk menyuruh sang istri masuk

"Aku lagi nikmati dingin kak" ucap Amel yang terus menggesek tangannya, agar hangat

"Masuk! Ntar kamu sakit" ucap Jidan dengan dinginnya

"Kalau Kak Jidan mau masuk, masuk aja sana. Aku lagi nikmati dingin, dan lihat gedung yang sedang diguyur hujan" ucap Amel, tapi pandangannya tetap ke depan

Jidan langsung saja memeluk sang istri dari belakang agar Amel tidak kedinginan, dan dagunya berada di pundak Amel.
Amel yang melihat reaksi Jidan, yang hampr membuatnya terkejut, ia pengen melepasnya, tapi ia merasakan arti kenyamanan

Nyaman. Batin Amel tersenyum

"Masuk, ntar dingin" ucap Jidan dengan lembutnya

"Yaa gimana aku mau masuk, kalau Kak Jidan aja meluk kaya gini" ucap Amel, meskipun batinnya merasakan kenyamanan

"Yaudah yuk" ucap Jidan yang langsung melepaskan pelukannya, dan menggandeng Amel untuk masuk di dalam kamar

Zaidan POV

Jujur gue sangat malu saat gue meluk Amel, padahal Amel kan istri gue. Banyak orang yang udah nikah itu malah hal biasa saat meluk istrinya, apa lagi kalau udah ngelakuin kewajiban setelah nikah. Tapi beda dari gua dan Amel, mungkin karna gue sama Amel gk pacaran, langsung nikah doang. Gue nunggu Amel siap buat ngelakuin kewajibannya sebagai istri, apa lagi Amel masih sekolah. Gue gk mau semuanya terganggu karna nafsu gue, meskipun selama ini gue nahan nafsu saat Amel sedang tidur

My Teacher [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang