♣ 4

28.8K 1.3K 39
                                    

Selamat Membaca!

Maura memeriksa penampilannya di kaca. Hari ini adalah waktu yang dijanjikan untuknya memberi jawaban atas lamaran pak Adam. Tapi bukannya merasa gugup, Maura justru merasa sangat bersemangat. Berkat kegigihannya selama tiga hari terakhir, ia berhasil mencari setidaknya lima wanita yang sangat sesuai dengan selere pak Adam. Dan entah kenapa, hari ini Maura merasa jika akan ada hal baik yang terjadi, contohnya seperti.

"Terima kasih Maura, kau benar-benar mahasiswa terbaik."

"Semua wanita ini sangat sesuai dengan selera saya."

"Ini bagus, kita tidak perlu menikah."

"Sebagai hadiah, bagaimana jika kamu mengisi nilaimu sendiri."

Maura segera menutup mulut saat ia tertawa. Sungguh, baru membayangkan reaksi sang dosen saja sudah cukup membuat Maura bahagia.

"Oke, Maura. Ayo temui Pak Adam."ucap Maura semangat lalu segera berlari keluar setelah mengambil tas dan kunci mobilnya.

Maura menyetir dengan perasaan bahagia, ia bahkan beberapa kali menyapa orang-orang di sampingnya saat lampu merah. Mobilnya memasuki parkir kampus dengan mulus. Segera setelah memarkirkan mobilnya, Maura berjalan dengan langkah santai menuju ruangan pak Adam. Tidak lupa dengan senyuman manis yang ia berikan secara cuma-cuma pada mahasiswa yang ditemuinya sepanjang jalan.

Tok tok

"Masuk!"terdengar sahutan dari dalam membuat Maura dengan cepat membuka pintu.

"Permisi, pak."sapa Maura ramah membuat Adam mengangguk

"Bagaimana jika kita bicara di tempat lain. Di sini rasanya__"

"Tidak, pak. Di sini sudah bagus."potong Maura cepat dengan senyum mengembang membuat Adam mengernyit heran. Perasaannya saja atau mahasiswi yang dia suka itu memang sedikit aneh.

"Hm, baiklah. Apa jawabanmu?"tanya Adam to the point, meskipun dia sudah tahu pasti apa jawabannya.

"Jawabannya ada di sini, pak."ucap Maura lalu menyodorkan sebuah amplop ke arah pak Adam.

"Apa ini?"tanya Adam lalu mengambil amplop yang diberikan Maura.

"Ini semua hasil kerja keras saya, pak. Silahkan pak Adam periksa."ucap Maura membuat Adam menghempaskan amplopnya kasar.

"Jangan coba-coba menyogok saya, Maura. Saya butuh jawaban bukan uang."ucap Adam tegas membuat Maura langsung menggeleng dengan gerakan tenang.

"Ini bukan uang, pak. Lagipula saya tidak sekaya itu untuk memberikan uang sogokan."sahut Maura membuat Adam kembali mengambil amplop tersebut lalu menatapnya seolah dia sedang memegang benda berbahaya.

"Kamu akan terima akibatnya jika mempermainkan saya, Maura."ancam Adam membuat Maura meneguk ludahnya kasar. Apa hasilnya tidak akan sesuai dengan khayalannya? Maura mulai pesimis sekarang.

"Bukan hanya tidak lulus, tapi saya juga akan pastikan jik__"

"Tolong buka dulu amplopnya, pak."potong Maura cepat. Sungguh ia tak sanggup mendengar ancaman dari dosen tua yang berperan besar dalam kelancarannya meraih gelar s2 itu.

Adam menatap Maura tajam lalu membuka amplop yang ada di tangannya. Adam mengernyit melihat beberapa foto wanita yang ada di dalam amplop.

"Apa ini?"tanya Adam tajam sambil menunjukkan beberapa foto yang dia dapat.

"Itu foto pertama Bu Rachel, pak. penjaga perpustakaan kit__"

Adam menghela napas kasar lalu menghempaskan foto-foto tadi ke atas meja membuat Maura tersentak dan menghentikan perkataannya.

JODOHKU DUDA TUA (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang