♣PART 15

27.3K 1.4K 98
                                    

Selamat Membaca!

Maura menghela napas lalu menguatkan tekadnya untuk membawa baby Dero keluar dari kamar. Di sini ia bukan siapa-siapa, bukan ibunya Dero, bukan istri pak Adam, juga bukan kerabat dekat keluarga ini, ia hanya tamu yang dipaksa.

Ceklek

Berusaha bersikap santai, Maura membawa Dero ke arah ruang keluarga, di sana sudah berkumpul seluruh keluarga pak Adam. Maura menebalkan wajahnya kemudian menyerahkan baby Dero kepangkuan pak Adam.

Adam menatap Maura lalu menyamankan posisi putranya.

"Wahh Dero pintar ya sama calon mommy nya."ucap Nella membuat Maura menghembuskan napas kesal.

Adam menyeringai. "Sepertinya Dero menyukai calon mommy nya."

Maura menatap pak Adam dengan pandangan tak percaya kemudian memalingkan wajahnya saat pria itu malah menatapnya lebih intens.

"Kalian berdua cocok."ucap Varo membuat Adam tersenyum manis tapi Maura justru memasang wajah masam.

"Melihat kalian duduk disatu sofa  bersama baby Dero, benar-benar terlihat seperti keluarga bahagia."ucap Nella lalu menyenggol lengan suaminya. "Benarkan, pah?"

Darwin mengangguk. "Kalian harus segera menikah!"

Maura melotot lalu melirik kesal saat pak Adam merangkul pundaknya

"Kami memang berencana menikah sece__"

"Tidak."bantah Maura lalu melepaskan diri dari rangkulan pak Adam kemudian berdiri.

Maura menatap tajam wajah sang dosen. "Apa yang bapak harapkan, pernikahan? Bapak pikir saya mau menikah dengan laki-laki egois yang hanya mementingkan diri sendiri?"ucap Maura dengan wajah memerah, ia sungguh sangat marah.

Sedang Adam menatap Maura tajam, seolah berharap agar Maura tidak melanjutkan apapun yang ingin wanita itu katakan. Namun sayangnya Maura sudah terlanjur marah.

Maura menunjuk baby Dero yang ada dipangkuan pak Adam. "Bayi itu,  bapak pikir dengan adanya Dero akan membuat saya simpati dan bersedia melakukan pernikahan?"tanya Maura lalu tersenyum sinis.

"Sayangnya, justru karena kehadiran Dero saya semakin tidak menyukai bapak. Saran saya pak, sebelum melamar atau memaksa seseorang untuk menikah sebaiknya cari tahu dulu apa yang ia suka dan yang tidak."ucap Maura kesal lalu menatap Nella dan juga Darwin.

"Maaf. Di sini saya hanya heran, kalian sedang mencari menantu atau sedang mencari baby sitter untuk cucu kalian? Jika kalian benar-benar ingin mencari menantu maka tolong buat ia nyaman. Siapapun orangnya bukannya malah membuat ia seperti peng__".

"CUKUP MAURA!"bentak Adam kemudian menarik lengan Maura menjauh dari sana setelah dia menyerahkan Dero pada mamanya.

Adam mendorong tubuh Maura ke dinding kemudian mencengkeram erat kedua pundaknya. "Apa yang kamu katakan hah? Berani sekali mengatakan itu dihadapan orang tuaku."bentak Adam keras membuat nyali Maura menciut, pak Adam benar-benar marah.

Maura menggeleng dengan air mata yang menetes. "Saya mau pulang!"ucap Maura lirih.

Adam tersenyum sinis. "Pulang? Sudah ku bilang kamu akan tinggal di sini?"

JODOHKU DUDA TUA (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang