[3] Hideki Smith-Hadikusuma

918 189 203
                                    

Tetapi hanya sejenak saja saputan kekhawatiran muncul di mata hitam itu, mendadak sorot mata itu berubah jadi kelam, seperti jurang gelap yang tak berdasar, begitu pemilik sepasang mata itu menyadari siapa cewek yang ia tangkap

"Hideki, ngapain lo malah bengong!" Cowok-cowok yang berdiri di sekitar pemilik sepasang mata itu menegurnya.

Shivera menelan ludah. Beruntung sekali dia -ya ini sarkasme, pagi-pagi sudah bertemu Hideki, anak kepala sekolah Meruya Sky High atau MSH, yang terkenal dingin dan penuh perhitungan.

"Lihat ke depan kalau jalan," desis Hideki datar namun menusuk. Cowok jangkung itu melepaskan Shivera dengan kaku.

"Sor..." Shivera buru-buru mengatupkan bibirnya sebelum ia otomatis berkata 'sori'.
Ups, jangan sampe Shivera sampai kelepasan minta maaf pada seorang Hideki, Hideki Smith-Hadikusuma. Cowok blasteran Jepang-Amerika-Sunda yang berdiri di depannya.

Gengsilah. Masa Shiv minta maap sama seorang Hideki, seorang Hideki yang ketua eskul robotik dan sains di MSH. Cowok yang sadar betul dia tampan bukan kepalang, jutek minta ampun, dan benci cewek.

Iya, nggak salah, Hideki benci cewek! Tahun lalu Hideki seenaknya bikin larangan ada cewek masuk ke eskul robotik dan sains cuma gara-gara dia ogah dipelototin sama cewek-cewek fansnya pas lagi berurusan sama sirkuit mikro atau lab sainsnya. Gara-gara larangan absurd cowok sok kecakepan ini, mimpi Shiv buat jalan-jalan keliling dunia lewat Olimpiade Sains gagal total.

"Hide, dia masih ngeliatin lo tuh, kasih tanda tangan buruan biar minggir." Cowok di belakang Hideki menyisir rambut pirangnya tak sabar.

Shivera melotot. Cowok kurang ajar yang berani nyeletuk begitu adalah Luca atau Luc. Ia berdiri sedikit di belakang Hideki, beberapa senti lebih tinggi dari Hideki. Sama seperti Hideki, Luc juga berdarah campuran, tebakan Shivera adalah Italia atau negara latin apalah. Hideki dan Luc pindah bersamaan ke MSH setahun yang lalu dan dengan cepat menjadi terkenal karena wajah dan bangun tubuh mereka yang tampan dan tegap gagah.

MSH sendiri adalah sekolah Internasional yang berlokasi di area elit Meruya, Jakarta. Banyak siswa berdarah campuran dan bahkan berkewarganegaraan asing yang bersekolah di MSH. Selain komposisi siswa yang tak biasa, MSH juga terkenal banyak berkompetisi di Olimpiade dan kejuaraan-kejuaraan tingkat dunia lainnya.

"Saya mau lewat." Hideki berkata pendek. Itu artinya ia mau Shivera menyingkir dari hadapannya.

"Lo yang ngehalangin jalan gue, lo yang minggir." Shiv bersikeras. Memberanikan diri meski sebenarnya gentar.

Luc mendengkus, membekap mulutnya karena hampir tertawa geli. Ia jarang-jarang melihat cewek yang berani melawan Hideki balik. Sepertinya menarik. Bahkan Hideki pun sesaat terlihat terkejut.

"Shivera, kelas X-3." Hideki membaca papan nama di dada Shivera datar tanpa emosi. Kemudian dia menatap Shivera lurus dan tajam. Shivera bergidik sedikit, bukan karena dingin karena ia tak pernah merasa kedinginan.

Hideki melewati Shivera dengan tenang sambil berbisik. "Selamat Shivera, misi caper kamu ke saya pagi ini sudah berhasil."

Shivera membuka mulutnya tak percaya. Wow, this guy is so full of himself. Tak tahan akhirnya ia memaki-maki dalam hati.

Hideki rese! Lo emang harusnya tau siapa gue, Hide. Kan elo yang nyoret formulir gue masuk eskul robotik! Kenapa sih lo kecakepan banget, sih! Lo sangka gue terpana gitu sama lo?!

Luc lalu menjawil bahu Shivera yang terlihat masih mematung. "Udah, Hidekinya udah balik badan, sana ke kelas." Cowok bermata biru terang itu menyeringai.

Shivera berdecak, mengentakkan langkah cepat-cepet. Yolanda berusaha mengejarnya sambil menenangkan.

"Shiv sabar Shiv, anak kepsek itu, inget beasiswa lo, beasiswa...."

"Ngimpi apa gue pagi-pagi, rambut berantakan, dipelototin anak kepsek, semua gara-gara Quiv!" Shivera menggerutu sambil menebas kotoran dari roknya.

"Jangan gitu Shiv, sebenernya Hideki baik loh. Udah gitu ganteng, dia diidolain banget di sekolah ini." Yolanda merem melek menjelaskan.

"Semua cowok kayanya ganteng di mata lo, liat Quiv aja sampe salting gitu," balas Shivera, masih kesal.

"Ih enggaklah, kalo dibanding Hideki ya udah jelas gantengan Quivera!" pekik Yolanda

Shivera geleng-geleng nggak rela. Jijay abis, sahabatnya udah jadi bucin Quiv.

oOo

Nanti Kita Tahu Akhir Kisah IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang