[28] Mencari Sekutu

693 114 62
                                    

Quivera tersedak. Ia batuk-batuk bahkan sampai Yolanda menepuk-nepuk punggung Quiv dengan muka khawatir. Pasalnya cewek itu bertanya tentang hal yang sedang Quivera pikirkan, sekaligus lelaki itu hindari. Yaitu tentang saudara kembarnya yang berhasil mencelakai anak kepala sekolah.

Siapa sangka Yolanda datang terus bertanya gamblang soal tindak kriminal Shivera yang tidak disengaja.

"Reaksi lo gini, jangan-jangan Shivera beneran ngelukain orang, Quiv?" wajah Yolanda berubah panik. Quivera bisa melihat jelas jejak imanjinasi Yolanda yang mulai terbang liar dari rautnya, "Shivera berantem sama siapa Quiv?!"

Aaah, sial! Padahal bukan ini yang Quivera harapkan. Ia sengaja menunggu Yolanda selesai latihan cheerleader supaya bisa bicara sebentar. Mencari hiburan setelah dua hari ini merasa khawatir karena kecerobohan saudara kembarnya. Tapi apa yang Quiv dapat sekarang? Pertanyaan tentang seberapa bar-barnya Shivera?

Setelah sistem pernapasannya kembali normal, Quivera memaksakan tawa pendek, "nggak lah, gila kali. Shiv mah, beraninya cuma sama gue."

"Tapi kok reaksi lo gini," Yolanda tidak mudah percaya.

Quivera terdiam, otaknya mencari alasan. Biasanya ia bisa mengarang tipuan dengan gampang, tapi di depan Yolanda ini, ia tidak bisa memikirkan alasan apapun. Yolanda adalah satu-satunya orang yang bisa diterima si Kembar sebagai sahabat. Si kembar akan menceritakan apapun pada Yolanda kecuali tentang kekuatan mereka. Hebat, dua tahun berteman rahasia si kembar tidak bocor. Tapi... apakah ini limitnya? Apakah mereka bisa mempercayai orang di sekolah selain Pak Sarno?

"Quivera," panggil seseorang dari ujung kantin. Orang itu mendekat pada Quivera dan Yolanda dengan muka serius. Ujung kedua alis Quivera berkerut melihat kedatangan sosok Hideki. Ia sebal melihat laki-laki yang sudah membuat saudara kembarnya linglung. Tapi di sisi lain ia juga bersyukur Hideki datang. Setidaknya Quivera bisa menghindar sebentar dari Yolanda.

"Bentar Yol, gue mesti ngomong sama Hideki soal klub," Quivera segera bangkit dari duduknya. "Jangan kuatir soal Shiv, dia nggak ikutan tawuran," tambahnya sembari menepuk pundak cewek itu.

Hideki menghentikan langkahnya ketika melihat Quivera berdiri dan berjalan ke arahnya. Dari sorot matanya, Hideki menebak Quivera sudah tahu apa yang hendak Hideki tanyakan. Suasana kantin tidak kondusif untuk dipakai mengobrol. Jadi Hideki menggerakkan kepala, mengarahkan mereka pergi ke lorong di samping kantin yang tidak terlalu ramai. Quivera mengikutinya.

"Gue denger lo abis dari RS?"

"Ya, berkat saudara kamu."

Serta merta alis Quivera berkerut semakin dalam. Tanpa sadar ia menelan ludah, apa yang sudah Shivera lakukan pada cowok ini?

"Kalau ada hal aneh yang terjadi pada Shivera, apa saya bisa tanyakan itu ke kamu, Quiv? Kamu saudara kembarnya, kalian pernah ada di rahim yang sama. Otomatis kamu jadi entitas yang paling dekat dengannya."

"Jangan ngejelimet, tanya aja apa yang pengen lo tanya," Quivera mengibaskan tangan. Ia sudah pusing menghadapi kelinglungan Shivera dan rasa khawatir Yolanda. Sekarang ia juga harus menghadapi rasa penasaran Sang Anak Kepala Sekolah yang melegenda ini? Oh Please jangan bikin PR lagi!

"Setiap kali saya bersentuhan dengan Shivera, saya merasa dingin."

Quivera memaksakan tawa pendek--sumpah, hari ini ia kedapatan banyak sekali akting tertawa. Sampai di rumah, ia akan membuat Shivera bertanggung jawab.

"Yaiyalah lo ngerasa dingin, Shiv benci sama lo," Quiv membeberkan fakta.

"Oh ya? Sebenci apa dia sampai-sampai rela datang ke kelas untuk melihat keadaan saya?"

D*mn you, Shiv. Quivera menarik nafas. Tatapan matanya yang sampai tadi masih diusahakan santai kini berubah serius.

Kini ganti Hideki yang bersikap santai dengan memasukan tangannya ke kantung celana, "entah apa yang kalian rahasiakan, Quiv. Yang jelas itu tidak akan bisa disembunyikan. Kamu memang tidak masuk ke kelas sains, tapi saya yakin kamu cukup tahu apa yang sedang kami teliti sekarang."

"To the point, Dek," ujar Quivera dengan nada dominan.

"Shivera. Suhu tubuhnya lebih dingin dibanding dengan orang-orang normal. Menurut kamu, kalau Prof. Kenji tahu tentang itu, apa yang akan terjadi?"

oOo

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nanti Kita Tahu Akhir Kisah IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang