[10] Strategi Berbanding Terbalik

622 146 302
                                    

Quivera berjalan tergesa menuju ruang kepala sekolah. Pengaduannya kepada guru olahraga soal Aragani yang menjegal Shivera telah gagal. Dia harus mencari seseorang bisa diandalkan dan berkedudukan lebih tinggi. Jelas jawabannya adalah Profesor Kenji Hadikusuma.

Keikutsertaan Aragani dalam lomba lari harus dibatalkan karena dia berbuat licik. Itu tuntutan yang ingin disampaikan Quivera. Jika sampai level Kepala Sekolah nggak bisa memberikan keadilan yang Quivera mau, cowok itu akan membuat peradilan versinya sendiri.

Quivera sudah mengantongi nomor urut Aragani. Nomor enam. Bibir Quivera tersungging sinis waktu mengetahuinya. Bukankah angka enam adalah angka setan? Quivera akan mewujudkan mimpi buruk angka enam dan menggugat keadilan bagi Shivera dengan cara mengerjai Aragani habis-habisan di lintasan lari nanti. Biarin! Biar tahu rasa orang yang membuat saudarinya celaka.

Pintu ruang kepala sekolah tidak tertutup rapat. Celah sempit terbentuk dan suara dalam ruangan menembus sampai keluar. Gerakan tangan Quivera untuk mengetuk pintu terhenti di udara karena apa yang didengarnya.

oOo

"Kenapa saya harus mendekati dua anak kembar itu?" Entah sudah keberapa kalinya Hideki minta penjelasan soal ini, tapi ayahnya bergeming

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa saya harus mendekati dua anak kembar itu?" Entah sudah keberapa kalinya Hideki minta penjelasan soal ini, tapi ayahnya bergeming.

"Lakukan saja apa yang Ayah minta." Kedua tangan Prof. Kenji saling mengait.

Hideki mengepalkan tangan hingga buku-bukunya memucat. Dia menguatkan tekad. "Saya tidak mau melakukan sesuatu yang nggak saya ketahui."

Kedutan terbentuk di pelipis Prof. Kenji. Dia melempar tatapannya ke mana pun asal bukan kepada putranya.

"Saya bisa cari cara soal Quivera, tapi Shivera? Dia seorang cewek dan saya nggak suka harus berhadapan sama dia. Terutama kalau cewek itu terus merongrong ingin masuk klub robotic."

"Bagus." Kali ini Prof Kenji menatap anaknya. "Jadikan itu sebagai alasan untuk mendekati Shivera."

Hideki melipat tangan. "Sudah saya bilang, saya nggak akan melakukan apapun yang nggak saya ketahui.

"Hideki, jangan paksa Ayah."

"Nggak ada yang memaksa." Hideki mengangkat bahu. "Paksaan berarti tidak punya pilihan. Ayah punya. Pilihan pertama, menjelaskan dan saya akan menuruti kemauan ayah. Pilihan kedua, tidak ada penjelasan dan tidak akan ada yang saya lakukan untuk memenuhi permintaan ayah."

Lama Prof. Hideki diam. Dia menarik napas panjang. "Demi kamu."

Frasa itu cukup membuat Hideki terguncang. Keberanian dan kata-katanya menguap. Tatapan dinginnya yang begitu tegas menentang kehilangan fokus.

"Lakukan tugasmu dan Ayah akan menyelesaikan sisanya."

oOo

Quivera bergegas menjauh dari daun pintu. Sudah tidak penting soal Aragani. Dia harus cepat menyingkir dari depan pintu karena Hideki tiba-tiba balik badan dan bergerak menuju pintu.

Nanti Kita Tahu Akhir Kisah IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang