chapter twenty-five; you play drama you get karma

1.7K 228 5
                                    

Mungkin pepatah you play drama, you get karma adalah kata-kata yang tepat untuk junho sekarang. Junho datang kesekolah dengan wajah yang kusut, seragam yang kurang rapi dan rambut yang acak-acakan. Dirinya berjalan gontai menuju ruang kelasnya. Namun langkahnya terhenti ketika ia melihat seseorang yang sangat ia kenal keluar dari sebuah mobil dengan sosok yang seperti ia kenal. Junho tersenyum kecut ketika kedua orang tersebut berjalan bersama dengan wajah yang gembira berbanding terbalik dengannya.

Semakin lama, junho semakin merasa kesal dengan pemandangan didepannya membuat dirinya melanjutkan langkahnya menuju kelas.

"Makasih ya kak, maaf udah ngerepotin" ujar eunsang tak lupa senyum manisnya ia kembangkan.

"Santai aja, mau kakak antar sampai kelas?" tawar dongbin dan gelengan dari eunsang menjawab tawarannya, "yaudah kamu duluan aja, kakak mau ke ruang guru dulu"

Eunsang mengangguk, lalu berjalan menuju koridor sekolahnya. Hampir seminggu ia izin, eunsang sedikit merindukan suasana ramai sekolahnya. Ia merindukan teman temannya, dan juga seseorang yang tadi menatapnya di ujung koridor.

Eunsang memasuki kelasnya dan langsung disambut teman temannya, dongpyo langsung berlari dan berhambur memeluk eunsang. "Lo udah baikan? Lama banget masuknya kan gak ada yang bisa gue contekin" ujarnya.

Keduanya berjalan kebangku milik eunsang, ia melihat wonjin yang menatapnya tersenyum, "gue sendirian selama lo gak ada, sepi banget gak ada yang diajak ngobrol" dan eunsang langsung terkekeh ringan mendengarnya.

Setelah beberapa saat mengobrol, bel berbunyi tanda kelas akan segera dimulai. Dan semuanya langsung bersiap dibangku masing masing.

••

Jam istirahat tiba, eunsang dan teman temannya berencana untuk pergi kekantin menikmati makan siang. Namun didepan pintu kelas nya langkah eunsang terhenti karna junho berdiri disana dengan wajah yang tertunduk, dan mendongakkan wajahnya ketika ia berhadapan dengan eunsang,

"Eunsang, bisa bicara sebentar?"

Sebelum eunsang membalas, hyungjun maju terlebih dahulu dan menepuk pelan bahui junho. "Bicarakan baik baik, lo nyakitin eunsang lagi gue lepas kepala lo dari leher lo" dan ia kembali mundur lalu menatap eunsang lembut, "kalian perlu bicara, kalau ada apa apa hubungin gue aja"

Dan disinilah, di bangku taman belakang sekolah dimana mereka sering menghabiskan waktu ketika guru sedang rapat atau sekedar istirahat. Keduanya dalam suasana hening atau tidak ada yang mulai pembicaraan. Eunsang hanya diam menatap pepohonan dan junho hanya duduk diam tertunduk disampingnya.

"Kalau gak ada yang mau di bicarain, lebih baik eunsang pergi" ujarnya pelan.

Junho mendongak pelan, menatap eunsang dari samping. "Kamu gimana? Udah baikan?"

Eunsang mengangguk samar, ia menoleh kearah junho yang menatapnya penuh kelembutan. Bisa ia lihat, junho tampak kurang baik dari kantung mata yang hitam. Sangat berbeda dari junho yang dulu yang selalu terlihat tampan dan sempurna di mata semua orang. "Makasih susu pisangnya" ujarnya.

Junho masih menatap eunsang, bibir si manis masih terlihat sedikit pucat dari biasanya. "Maaf atas semuanya…"

Eunsang tergelak, matanya bergerak cepat dan sedikit sesak ketika junho mulai mengungkit masalah mereka.

"Aku tau aku salah, aku ngerti kamu benci sama aku. Aku paham kalau kamu sulit buat maafin aku. Tapi aku mau ngejelasin sesuatu sama kamu--"

"Gak ada yang perlu dijelasin, semuanya sudah jelas" ucapan junho terpotong ketika eunsang menyelanya ditengah pembicaraannya. Di satu sisi, eunsang masih merasakan sakit hati ketika melihat wajah junho, namun di sisi yang lain ia ingin mendengar alasan dari junho juga.

Junho terdiam, ia menghembuskan napasnya pelan. Matanya tak lepas dari eunsang yang enggan melihatnya, "setelah ini kamu boleh benci aku, kamu juga berhak untuk gak maafin aku. Tapi kamu harus tau kalau aku benar benar sayang sama kamu"

"Dari awal memang niatku cuma jadikan kamu pacar sementara. Tapi jujur, setelah kita banyak menghabiskan waktu bersama, sedikit sedikit perasaanku ke kamu berubah. Awalnya aku gak mau ngakuin kalau aku jatuh cinta sama kamu, tapi ketika aku sadar semuanya terlambat. Aku mau ngakuin semuanya sama kamu suatu saat, tapi terlambat. Kamu tau semuanya dari orang lain, dan semuanya berakhir seperti ini. Maaf"

"Apa maaf bisa mengembalikan semuanya?"

Junho terdongak, menatap eunsang yang juga menatapnya. Bisa ia lihat mata didepan nya memerah dan berembun seperti menahan tangis. "Kamu percaya sama aku kan sang?"

"Gimana mau percaya sama junho, kalau baru kemarin junho mematahkan kepercayaan eunsang? Junho tau? Eunsang selalu percaya sama junho. Orang orang berbicara buruk tentang junho eunsang selalu percaya sama junho. Tapi kemarin, semuanya sudah selesai. Gak ada alasan lagi buat eunsang percaya sama junho. Memang sulit untuk maafin junho, tapi eunsang akan belajar memaafkan"

Eunsang tersenyum lirih, ia menatap sendu junho dengan lembut. Ia kira, ia akan berakhir bahagia dengan seseorang didepannya ini, namun keadaan berubah dengan cepat. Entah ia menyesali atau besyukur atas semuaa yang terjadi, menyesali karna mempercayakan hatinya kepada junho atau bersyukur ia bisa mengetahui semua kebusukan yang di sembunyikan darinya.

"Junho tau kalau kepercayaan seseoang sulit untuk didapat. Jadi eunsang mau bilang, kalau junho dipercaya sama seseorang untuk menjaga rahasia, barang, bahkan hati seseorang tolong jaga kepercayaan orang tersebut. Gak mudah untuk ngasih kepercayaan sama seseorang karna resikonya adalah kecewa."

Eunsang bergerak mendekati junho, ia melebarkan tangannya lalu memeluk junho, "sudah ya. Eunsang sudah maafin junho kok, gak perlu ngerasa bersalah lagi. Kita masih bisa berteman kok, hanya saja berbicara seperti layaknya gak pernah ada cerita cinta diantara kita sebelumnya, tertawa seperti sepantasnya seorang teman."

Junho menenggelamkan kepalanya di bahu sempit milik eunsang, ia terisak pelan disana. Bagaimana rasanya menjadi eunsang? Ketika dirinya sudah menyakiti sedalam ini namun masih berbaik hati kepadanya. Junho rasa ia benar benar menyesal. Ia menyesal menyakiti tulus hatinya eunsang.

Seperti ada lubang besar di hati ini. Terasa nyeri setiap kali bernafas bahkan berat rasanya untuk tidak menangis dan melampiaskan semuanya. Ternyata begini rasanya kehilangan...












*TBC*

Uhsiap, baru bisa update karna kemarin bener bener gak ada ide, mentok, otak gue gak bisa jalan. Ini pun ceritanya agak ngawur karna otak gue bener bener lagi macet:"(


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




fvckboy ; junsangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang