Galang Adhisti #14

446 30 0
                                    


Bab #14

Keesokan harinya, entah mengapa Adhisti memiliki mood yang tidak cukup baik untuk bersekolah. Rasanya tetep ingin rebahan

"muka lo lesu amat dek" tanya abangnya

"iya nih kak, kok suntuk amat?" Tanya adiknya juga.

"males sekolah gue" jawab Adhisti

"males sekolah apa males ketemu Galang?" Abangnya menggoda

Godaan abangnya sukses membuat senyum Adhisti mengembang. Ia ingin bertemu Galang.

"udah sini abang, dek, makan dulu baru berangkat" ajak bundanya

Adhisti duduk manis sembari siap menyantap makanan yang sudah disiapkan. Setelah selesai makan, Adhisti bersiap lalu berangkat.

Sebelum berangkat, Adhisti memohon pada abangnya biar bisa berangkat bareng. Abangnya menurutinya dengan malas.

"gue bareng ya bang"

"tumben amat"

"pengen aja, hemat duit"

"dih alesan, biar bisa tau rumah Galang"

"engga gitu kali"

"ngeles aja terus kek bajaj" lalu Abangnya pergi mengambil motornya.

Adhisti memekik girang saat Abangnya membolehkan Adhisti berangkat dengannya.

Diperjalanan, baik Adhisti maupun Dhimaz diam. Tidak berani memulai pembicaraan. Akhirnya bang Dhimaz tanya

"Gimana sama Galang?"

"hmmm" Adhisti bergeming "gue gatau bang, tapi jujur, gue suka sama dia. Dia sering banget nolongin gue. Seolah peduli sama gue. Perasaan gue salah ga ya bang?" Tanya Adhisti

"sebenernya, perasaan gaada yang salah, tapi penempatan perasaan yang bisa dibilang salah. Lo suka sama dia karena dia sering ngelindungin lo kan? Bisa aja dia nolongin karena ngepas aja"

"jadii.. Adekku yang paling cantik ini, jangan sampai salah tempat dan salah hati buat menyukai seseorang. Gue ga larang lo buat menyayangi siapapun, apapun itu gue selalu dukung lo dek. Inget, kalo dia macem macem, bilang sama abang. Ada gue" Ucap Bang Dhimaz panjang lebar

Adhisti lega. Dengan penuturan abangnya yang membuat hatinya melemas. Siapa juga yang ga suka sama abangnya gini? Udah ganteng, baik banget lagi.

Abangnya seolah menguatkan Adhisti dengan apa yang ia bakal hadapi jika ia suka dengan Galang. Adhisti siap untuk itu.

Adhisti sampai di sekolah. Dia berpapasan sama Jendra. Seperti biasa, Jendra menggoda Adhisti

"Selamat pagi tuan putri!" Sapa jendra girang

"brisik, gue mau ke kelas" Adhisti menolak mentah mentah.

"cih cuek amat jadi cewe, gadapet jodoh lo ntar"

"kata siapa?" Adhisti menghadap Jendra menantang

"kata gue dong, perkataan gue kan selalu benar"

"emang lo tau siapa jodoh gue?" Adhistu bertanya lagak meremehkan

"tau dong, jodoh lo kan gu--"

"gue" Galang datang dari belakang mengejutkan Adhisti.

"baru dateng?" tanya Galang halus

"i--iya ini mau ke kelas" Adhisti gugup setengah mati.

"perlu dianter?" Tanya Galang.

Adhisti menutup matanya, lalu menunduk. Ia malu, apa seperti ini rasanya cinta? 

"kalo diajak ngomong tu lihat yang berbicara" Galang menyindir Adhisti

Adhisti memasang muka melas. Ia benar benar deg degan saat ini. Tapi ia sangat mau ke kelas bareng orang yang ia sukai.

"kalo mau bilang iya, iya aja kali gausah gugup"

"eeh?" Adhisti merasa Galang bisa membaca pikiran orang. Seperti apa yang Galang lakukan tadi.

"Eh lo gabisa gitu dong, gue dulu yang ketemu kenapa lo serobot" Jendra menolak

"tanya sama cewek nya aja dia pilih siapa" Galang melempar pertanyaan ke Adhisti.

Adhisti diam, dan akhirnya ia memilih..

"gue ke kelas sendiri aja"

Lalu Adhisti melengang pergi. Jujur, Adhisti Dilanda gengsi. Galang dan Jendra tidak mengedipkan mata. Tak percaya dengan keputusan apa yang diambil.

Galang berlari menyusul Adhisti. Mensejajarkan langkahnya, lalu berkata

"lo gamau ke kelas bareng gue?"

'gue mau banget pliss lo jangan gini gue melelehh' batin Adhisti

"mau kan? Gue tau lo mau"

"Lo bisa baca pikiran?" Tanya Adhisti

"bisa gak ya?" Galang bertanya pada dirinya sendiri.

Penuturan Galang mengubah mood Adhisti. Adhisti mengerucutkan mulutnya sebal. Gimana sih ditanya malah tanya balik

"kalo gue bisa, emang kenapa?"

"lo bisa baca hati gue?" Tanya Adhisti.

"bisa"

"emang apa?"

"lo mau gue jauh jauh dari lo kan?" Galang mengada ngada

"HEH ENGGA GALANG GUE TU SUKA KALO DIDEKET LO NGAPA LO MBACA HATI GUE KAYA GITU SIHH" Adhisti berteriak spontan

"ooohh jadi gitu" Galang menggoda.

"eeh engga, eeh iih au ah Galang ngeselin" Adhistu malu.

"gausah malu, gue tadi bercanda" Lalu Galang tertawa

'subhanallah manis banget ga ketulungan' batin Adhisti

"gue baca hati lo, liat gue sini" Galang menatap Mata cantik Adhisti

"hmmm" Galang bergeming "Dihati lo, gue baca. Kalo lo itu..."

Adhisti menunggu jawaban Galang

"ciee nungguin" Galang menunjuk Nunjuk Adhisti

"apaan sih Lang"

"ahahahah engga bercanda tadi, gue baca hati lo, lo itu suka sama gue" Ucap Galang spontan.

Adhisti kaget. Benar apa kata Galang. Kalo dia suka dengannya.

"dan tadi lo bilang, kalo gue ketawa lo bilang 'subhanallah manis banget ga ketulungan' " Galang menirukan ala suara Adhisti

"AAAA GALANG GUE MALUUU" Adhisti berlari ke kelas

"DHIS!" Teriak Galang, Adhisti menengok.

"DIKELAS JANGAN MIKIRIN GUE YA, NTAR NALURI LO BISA BUAT GUE KETARIK KE KELAS LO" Teriaknya lagi

Adhisti menjawab dari jauh "GABISA, GUE GABISA NGGAK MIKIRIN LO LANG!"

Dari balik dinding koridor, ada seseorang yang mengamati mereka. Ia mengetik nomor ponsel, lalu menekan tombol telepon

"bang mereka makin deket, gimana nih?"

-Author part

CIE CIE BAPERRR AWOAWOK

AKU AJA BAPER IHIHI

Vote comment nya janlup ya ❤ support trs plis buat ini:) jangan lupa follow admin juga..

See u soon ❤

Galang AdhistiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang