Galang Adhisti #21

400 26 1
                                    

Bab #21

"Dhis?"

Adhisti sekarang sudah berkumpul bersama teman temannya di rumah Galang.

Sejak di mobil, Adhisti disiram pertanyaan yang begitu banyak dari Galang. Adhisti menebak Galang khawatir saat itu.

Tapi, apa emang benar Galang khawatir?

"lo diem bisa ga sih lang?"

"gue nanya serius"

"gue gapapa"

"gamungkin gapapa kalo muka lo seancur ini, acak acak an banget tau gak"

"trus kenapa kalo gini? Makin jelek kan?" Adhisti memuncak

"lo kok gitu sih Dhis?"

"gue gini karena ngerasa gue gapantes disamping lo. Lo anaknya tajir, gampang berteman, muka juga mendukung, ketua tim basket. Lo sempurna lang! Gue gapantes. Gue buluk, jelek, ga pantes sama lo" Adhisti terisak

"jangan nangis" Galang merespon hanya dengan 2 kata itu

"hiks hiks" Adhisti menitikkan air mata

"lo cantik" Galang memuji. Adhisti diam, menaikkan kepalanya menghadap Galang

"bohong"

"iya boong"

"GALANG NGESELIN IH" Adhisti memukul lengan Galang keras

"ahaha woy eh sakit tau" Galang mengelak

"lo denger gue" Adhisti diam. "kata kata gue semuanya gaada yang main main." Galang menegaskan

"trus? Hubungan kita apa lang?"

Hening sejenak.

"lo tunggu pada saatnya ya" ucap Galang menenangkan dan meyakinkan

"sampai kapan gue harus nunggu lang? Perlu gue jungker balik dulu baru lo mau ngasih kepastian?" Adhisti menegaskan.

Galang terkekeh geli dengan tingkah laku lucu dari Adhisti.

"lo kenapa ketawa sih" Adhisti mengerucut

Galang mengusap halus puncak kepala Adhisti "lo lucu, nanti bakal ada saatnya semua jelas Dhis"

"lama gak?"

"besok maybe?"

"ihh jangan besok belom siap" Adhisti menutupi mukanya.

"lo berdua kalo mau mesra mesraan jangan disini deh, keluar sono" teman teman Galang protes.

"Iri teros aja lo" Galang tak kalah.

Malam tiba, Jendra dan geng nya berada di suatu club yang memiliki bar paling luar biasa se kota. Bar yang dilengkapi pelayan yang sangat baik. Jendra sudah menjadi langganan disini.

"bang, bawain minum satu" Jendra mengacungkan tangannya mengode pada barista di situ.

"jend, lo serius mau ngelakuin ini?" tanya Bagas

"iya lah, kenapa lo?"

"Gue gayakin Galang bakal kalah kali ini" Rendy ikut angkat suara. Rendy salah satu Teman geng Jendra dari smp

"apa sih yang gabisa dilakuin Ketua Agraris ini?" Barista tadi membawa minuman yang dipesan Jendra sambil membanggakan pembelinya itu.

"thanks bro, ntar gue kasih tip" Jendra memberi imbalan

"sans, gue duluan ya" Barista tadi menepuk pundak Jendra.

"Gue bakal kalahin Galang gimanapun caranya. Jendra harus dapetin Adhisti pake cara apapun" Jendra bergumam lalu mengulum senyum jahatnya.

☀️☀️☀️

Adhisti kembali kerumah masih dengan muka kusutnya. Dirumah, ia ditunggu oleh Michelle, Jeehan, dan Astrid. Ketiga temannya itu memberi tatapan bertanya pada Adhisti

"lo kenapa ga bilang gue punya masalah diteror itu?" Astrid melipat tangannya didepan dada

"lo tau?"

"dikasih tau pacarnya Jeehan" Michelle bersuara

"hehe sorry gais, gue gamau ngrepotin kalian"

"jelas gabikin repot lah, lo pikir kita kita siapa? Patung? Kita sahabat lo Ti, apapun keadaan lo, lo harus cerita" Jeehan protes

"iya maafin guee yaa, lain kali kalo ada apa apa gue bakal bilang oke?" Adhisti mengeluarkan puppy eyes nya. Teman temannya pun mengangguk.

☀️☀️☀️

Esoknya disekolah

Galang seperti biasa nongkrong di kantin bersama teman temannya. Mereka dengan geng nya Jendra ada di ruangan yang sama.

"wahh kemaren kayanya ada kejadian seru ya gak?" Jendra bertanya pada temannya tapi seolah menyindir Galang.

"oohh kemaren yang jambak jambakan itu? Gila sih kalo marah begitu ya" Temannya ikut memanasi

"Agraris makan makan yok! Gue yang bayar" Jendra meloyalkan nama Gengnya.

"dia punya nama geng?" bisik Adit

"iya kali, Agraris agraris itu" Saka nyahut

"lang, buat juga kuy"

"ntar gue pikir, sans" ucap Galang santai.

Tak selang lama, Ponsel Galang berdering, menandakan telpon masuk tapi dari nomor yang tidak dikenalnya. Galang izin menjauh untuk mengangkat telfon.

"halo?"

Hening..
"iya gue galang, ini siapa ya?"

Teman temannya saling bertukar pandangan

"gausah ganggu hidup gue, lo siapa?"

Hening..

Galang memukul keras meja didepannya "BERHENTI MENCAMPURI HIDUP GUE BANGSAT!"

"Yeah, its time bro, see u" Lelaki dari arah jauh berbisik bangga.


-Author part

YAYY UP LAGI NIH BUAT KALIANN

THANK U SO MUCH YG UDAH SUPPORT INI YA!

Seneng bgt bisa 1k reads :)) pen nangis awoakwok gapapa ya alay dikit.

Tinggalin jejak kalian dengan Vote dan comment ya!

See u soon readers! ❤

Galang AdhistiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang