Pertandingan demi pertandingan berlalu. Baik Febi maupun Vivi bermain sangat baik. Sampailah keduanya di hari terakhir pertandingan.
Lawan mereka merupakan tim dari Indo-Japan International yang sebelumnya mengalahkan mereka sangat tipis.
Febi tertegun melihat para pemain dari lawannya, ia akan membalaskan kekalahan mereka kemarin, pikirnya.
Pemain Indo-Japan International diantaranya ada Nabila Fitriana atau Lala sebagai kapten, Azizi Asadel, Maria Desy, Shania Gracia, Shani Indira, dan Aninditha Rahma.
Febi yang melihat lawannya tersebut lalu meremas tangannya di pinggir lapangan tersebut, mengeluarkan emosinya atas kekalahan kemarin dengan meremas tangannya sendiri dengan kuat.
Vivi yang melihat Febi tersebut langsung memegang tangan Febi. "Biii" panggilnya.
Febi yang mendengar panggilan lembut dari kekasihnya tersebut melemahkan cengkraman tangannya sendiri. "Maaf ya aku emosi" Ucap Febi.
Vivi mencium pipi Febi kilat dan memberikan senyuman kepada Febi, Febi pun membalasnya dengan senyuman malu di wajahnya.
"Yuk semuanya siap ya, jadi untuk yang main sekarang itu ada Febi, Vivi, Chika, Eli sama Eri ya" Jelas Elaine. Semuanya pun mengangguk tanda setuju.
Mereka berlima bersiap setelah namanya disebutkan Elaine.
Waktu istirahatpun usai, kedua tim tersebut memasuki lapangan dan berjabat tangan sebelum pertandingan dimulai, lalu kedua tim kembali ke pinggir lapangan untuk mengatur strategi dan berdoa.
Setelah semua siap, kedua tim memasuki lapangan dengan kedua center di tengah, Eli dan Desy sudah berada di tengah lapangan untuk memperebutkan bola yang akan dilemparkan oleh wasit.
Priitt....
Pluit ditiup oleh wasit dan bola basket dilemparkan ke atas, Desy yang lebih unggul pada tingginya lebih dahulu mengambil bola yang turun setelah dilemparkan wasit.
Bola yang kini berada ditangan Desy sudah dioper kepada Lala. Lala dengan tenang mengatur tempo serangan timnya. Shani dan Gracia bergerak dari sisi kiri dan kanan, mencoba membuat pertahanan Akademi Bunga Matahari kebingungan. Lala kini berhadapan dengan Eri, beberapa kali Lala coba menerobosnya namun gagal. Tanpa diduga Eri, Desy datang dan membuat screen. Lala pun berhasil melewati Eri dan masuk ke inside box. Febi yang sadar akan hal itu segera menutup ruang Lala. Namun sayangnya Lala terlalu sigap, melihat Gracia yang tadi dikawal Febi sudah bebas ia pun mengoper bola kepadanya. Dengan cepat Gracia melakukan 3 pointer, dan berhasil. 3 poin pertama milik tim Indo-Japan International Highschool.
Pertandingan berjalan begitu sengit. Tampak kedua saling merebut poin. Kedua tim tidak ada yang mau mengalah. Atmosfir di lapangan pun terasa cukup panas. Bahkan sesekali ada insiden cekcok diantar mereka.
Febi yang biasanya bermain dengan tenang pun sesekali terlihat menahan amarahnya ketika Chika dilanggar oleh Shani.
Quarter 1 dan 2 pun berakhir. Tim Indo-Japan masih unggul dengan skor 27-21. Chika duduk sambil memegang kakinya, terlihat ada memar warna biru.
"Coach, Chika kayaknya gabisa lanjut" Ucap Febi yang kini sedang mengamati memar Chika.
"Gue gapapa kok Bi. Gini doang mah ga sakiiii~~ Aww Bi ngapain sih dipencet" Ucap Chika yang kesakitan ketika memar itu ditekan oleh Febi.
"See? Gausah maksain. Ini cuma turnamen persahabatan"
"Tapi ini turnamen terakhir gue, Bi. Gue masih mau main bareng kalian" Chika pun mulai menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenyataan yang Telah Ternoda
Fanfiction[18+] Febi, gadis SMA dengan sejuta misteri yang sangat dekat dengan Rifa. Teman teman mereka bahkan menjuluki mereka layaknya seperti pasangan. Karena keduanya selalu bersama bahkan terkadang terlihat mesra. Senyuman Febi hampir tak pernah hilang k...