30 Desember
Vivi tengah menyirami tanaman yang berada di halaman rumahnya. Bibirnya terus bergerak melantunkan lagu. "Kelingking kita berjanji, jari manis jadi saksi~"
Drrrttt...
Ponselnya bergetar. Vivi segera melempar selang yang ia pakai tadi kemudian berjalan ke arah keran mematikan aliran air. Ia merogoh sakunya melihat siapa yang menelponFebi.
"Halo?"
"Tahun baru jalan yuk?"
"Eh? Tapi.. kemana?" Tanya Vivi.
"Kemana kek, asal sama lo aja" Jawab Febi dari seberang telfon tersebut.
Vivi tak langsung menjawab, ia hanya terkekeh kecil mendengar jawaban pasangannya tersebut. "Yeh malah ketawa, mau gak?" Tanya Febi.
"Ah, iyaiya, iyaa aku mau kok" Jawab Vivi, semburat merah jelas terpancar pada pipinya. "Jangan gw elo gitu donk Bi. Masa masih belom bisa sih"
"Hehe iya maappp. Yaudah, sampai jumpa besok, muah" Jawab Febi kemudian mematikan telfon tersebut secara sepihak.
Vivi tersenyum mendengar Febi menciumnya, walaupun hanya lewat telfon. "Gila lo" Monolognya.
Setelah panggilan itu selesai, Vivi kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku, dan terik matahari sudah mulai memancarkan dirinya, Vivi kembali ke dalam rumahnya setelah selesai menyirami tanaman tersebut.
Ia duduk dan secara tiba-tiba ia memikirkan Febi. "Lagi apa ya dia? Sibuk gak ya" Monolognya.
"Duh kenapa gw mikirin dia sih, dia kan jelas baik baik aja, tadi barusan kan ngajak gw jalan" Lanjutnya, lebih baik ia menuju dapur agar menyiapkan makan siangnya.
******
Hari esok pun tiba, Febi yang akan pergi untuk menemui Vivi terlihat sudah mulai bersiap-siap sedari sore hari. Tidak seperti biasanya yang terkesan cuek dengan penampilannya, kini ia malah sibuk memilih outfit mana yang sekiranya akan cocok untuk ia pakai.
"Bii, ada temen kamu nih dateng. Turun dulu, Bi" Teriak Viny.
"Iya, Kak" Jawab Febi teriak dari kamarnya.
Febi keluar dari kamarnya dan mencoba menemui tamu yang dimaksud. Ia cukup bingung karena seingatnya ia tidak memiliki janji dengan siapa pun selain Vivi.
"Eh, Chikuy. Gue kira siapa? Ada apa?" Tanya Febi ketika bertemu dengan tamu tersebut.
"Iya, Bi. Gue lagi lewat sini terus iseng deh mampir. Lo sibuk ga? Sorry nih ganggu" Tanya Chika.
"Mau pergi sih, tapi masih tar malem. Ngobrol di kamar gue aja yok, lo naik tangga kamarnya ada di sebelah kanan pintu pertama. Lo duluan aja naiknya, gue mau ambil minuman ama snack dulu buat lo"
Chika pun mengangguk dan segera menuju kamar Febi sesuai dengan instruksinya. Febi sebenarnya cukup heran dengan kedatangan Chika. Mereka memang dekat, tapi hanya sekedar dalam tim. Untuk masalah di luar tim, Chika sering bercerita ke Febi. Namun tidak sering juga Febi acuh akan hal itu.
"Nih minum Chik, pasti lo haus. Di luar panas banget. Semoga malem ini ga ujan lah, tahun baru soalnya" Ucap Febi seraya menyodorkan kaleng susu rasa storberi.
"Thanks, Bi. Nah itu gue ada rencana mau ngumpulin anak-anak basket buat tahun baruan, menurut lo gimana?" Tanya Chika ke Febi.
"Yah, Chik. Lo mendadak banget. Gue udah ada janji malem ini mau pergi. Kalo lo mau tetep adain ya gapapa sih. Cuma gue ga akan bisa dateng mungkin"
"Emang lo mau pergi sama siapa?" Chika pun meminum susu kaleng yang tadi diberi oleh Febi.
"Vivi" Jawab Febi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenyataan yang Telah Ternoda
Fanfiction[18+] Febi, gadis SMA dengan sejuta misteri yang sangat dekat dengan Rifa. Teman teman mereka bahkan menjuluki mereka layaknya seperti pasangan. Karena keduanya selalu bersama bahkan terkadang terlihat mesra. Senyuman Febi hampir tak pernah hilang k...