31

2.4K 81 5
                                    

Beberapa menit mereka berjalan, mereka sudah sampai di taman dekat rumah Febi tersebut. "Duduk yuk, cape nih kaki gw" Ucap Jesslyn.

"Baru gitu aja capek, gimana si lo" Ejek Mira.

"Ya namanya ga bisa tidur, ga ada energi juga" Eluh Jesslyn.

Lanjutnya tak ada percakapan antara Mira ataupun Jesslyn, keduanya terlihat menikmati keheningan malam tersebut.

Beberapa menit kemudian..
"Dingin..." Bisik Jesslyn.

Mira yang mendengar hal itu lantas mendekatkan dirinya dan merangkul Jesslyn guna memberikan rasa hangat terhadap Jesslyn.

"E--Ehh?"

"Udah gapapa, gw tau lo kedinginan daritadi" Ucap Mira.

"M--Makasih" Bisik Jesslyn gemetar karena kedinginan.

Sudah 20 menit mereka duduk di bangku taman tersebut, Jesslyn mengusap kedua tangannya di pipi guna menambahkan rasa hangat pada dirinya.

"L--Lo gak dingin?" Tanya Jesslyn.

"Dingin sih, tapi bisa kok dapet hangat dari kaya gini" Ucap Mira seraya tersenyum.

Jesslyn menghangat dan mengeluarkan semburat merah di pipinya mendengar perkataan Mira tersebut.

"P--Pulang yuk? Udah larut banget ini" Ucap Jesslyn.

"Bentar lagi, lo udah kedinginan banget ya?" Ucap Mira.

Jesslyn menjawab pertanyaan Mira tersebut hanya dengan sebuah anggukan.

"Yaudah kita pulang, kasian lo nanti sakit" Mira membalikkan langkahnya kembali ke rumah Febi.

Selama perjalanan menuju rumah Febi, keduanya terus bergandengan tangan. Bahkan sesekali Jesslyn merangkul tangan Mira ke dalam dekapannya. Sesekali pun mereka tertangkap saling menukar pandang, dan ketika saling menatap hanya bisa tersenyum bahkan tertawa. Keduanya benar-benar seperti sepasang kekasih yang dimabuk asmara.

Kini keduanya sudah berjalan menuju dapur, mereka berencana membuat coklat panas.

"Loh kalian dari mana?" Tanya Febi yang ternyata sudah berada di dapur dengan segelas air di tangannya. Jesslyn dan Mira cukup terkejut, namun keduanya berusaha bersikap seperti biasa. Bahkan sama sekali tidak terlihat panik. Hal ini ditunjukkan dengan tangan mereka yang masih saling menggenggam.

"Dari luar, gabisa tidur kita" Jawab Mira. Febi merespon dengan ber-oh-ria.

"Gue mau ke wc dulu, kebelet" Ujar Jesslyn yang melepaskan tangan Mira kemudian beranjak ke kamar kecil. Mira pun mengangguk.

Mira berjalan menuju kabinet yang berada di dapur, mengambil 2 buah gelas dan 2 sachet coklat bubuk, kemudian menyeduhnya. Febi hanya duduk dan melihat apa yang sedang Mira lakukan.

"Gue liat-liat lo berdua makin akrab aja" Ujar Febi.

"Gausah cemburu lo, bukannya bagus ya? Lo ama Dey jadi gaada yang recokin" Kini Mira sudah duduk di meja makan sambil menunggu Jesslyn kembali.

"Ya, bagus lah. Berarti kesepakatan kita selesai ya. Lo udah ada yang baru juga kan?" Ujar Febi kemudian beranjak pergi ke kamarnya.

"Heh, jangan ngadi-ngadi lo enak aja" Mira setengah berteriak, entah suaranya didengar oleh Febi atau tidak.

"Kenapa?" Tanya Jesslyn yang tiba-tiba ada di belakang Mira.

"Eh, engga kok. Nih coklatnya" Mira menggeser satu gelas coklat ke sebelah kanannya, yang kemudian Jesslyn duduk di kursi sebelah Mira.

Kenyataan yang Telah TernodaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang