39

1.9K 76 7
                                    

Sesampainya di meja makan keduanya sudah disambut oleh keluarga dari Mira.

"Pagi Om, Tante" Sapa Jesslyn seraya tersenyum. Senyumnya tiba tiba memudar melihat orang yang duduk berada di sebelah lelaki yang ia tau adalah kakaknya Mira.

Gadis yang ditatap Jesslyn pun ikut terkejut. "Rifa"

"Jesslyn..."

Rifa menundukkan kepalanya, ia tak menyangka pagi yang ia harapkan tidak berjalan sesuai rencananya.

"R-Rifa?" Ucap Jesslyn lalu menutup mulutnya dengan tangan.

Rifa tak menjawabnya, ia menunduk dan mengepalkan tangannya di atas meja makan.

"Fa.. Ini beneran lo kan?" Ucap Jesslyn lagi. Rifa sedikit mengangkat kepalanya, ia menatap Jesslyn dan memberikan jawaban dengan anggukan.

"Loh, kalian saling kenal?" Tanya Mira.
Jesslyn tak menjawab pertanyaan Mira, menatapnya pun enggan, Jesslyn lebih fokus kepada Rifa dengan tatapan yang mengintimidasi.

"Fa.." Panggil Jesslyn.
Rifa kembali menunduk, ia tak berani menatap Jesslyn untuk sekarang.

"Rifa!" Jesslyn sedikit berteriak mencoba agar Rifa menatap ke arahnya, namun tak ada hasil. Rifa tetap menunduk tak berani menatap Jesslyn yang sedang emosi tersebut.

"Jee udahh, ga enak sama yang lain" Mira mencoba memeluk Jesslyn mencoba mencairkan suasana.

"Lepasin gw dulu Mir" Ucap Jesslyn dingin.

"Jeee, ga enak diliat yang lain" Ucap Mira lagi.

"Loh jadi kalian udah saling kenal?" Seketika suara tersebut menarik semua perhatian yang ada di meja tersebut.

"Eh, iya tante. Maaf bikin ribut" Jawab Jesslyn yang merasa tidak enak karena menyebabkan keributan.

"Je, duduk aja dulu. Makan. Abis itu baru nanti kita ngobrol" Ucap Rifa pelan.

Kemudian Jesslyn pun duduk tepat di depan Rifa, dan Mira ada di sisi kanan Jesslyn. Saat makan pun mata Jesslyn selalu terlihat menatap tajam ke arah Rifa. Mira yang menyadari itu pun cukup khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dan menatap Jesslyn dengan cemas.

Sekitar 20 menit sarapan pun selesai. Seperti janjinya, Rifa berjalan menuju taman belakang rumah Mira. Jesslyn cukup terkejut, karena Rifa begitu akrab dengan keluarga Mira.

"Jadi kamu mau tanya apa Je?" Tanya Rifa.

"Kayaknya lo udah tau apa yang mau gue tanyain. Mending lo sekarang jelasin semua ke gue"

Rifa pun menjelaskan tentang apa yang telah ia lalui semenjak pindah sekolah dan meninggalkan Febi.

Belasan menit berlalu...
"Ya itu... Jadi aku sekarang tunangan sama kakaknya Mira. Maaf ya ga pamit sama kalian. Aku ga sanggup liat Febi" Rifa menunduk selesai bercerita.

Jesslyn mendengus pelan sekaligus kesal. Ia berdecak bersandar pada kursi taman. Mira yang sedari tadi melihat keduanya di kejauhan pun akhirnya memilih mendekat. Rifa yang melihat Mira mendekat justru bangkit. "Duluan ya" Pamitnya.

"Rifa siapa?" Tanya Mira ke Jesslyn ketika Rifa mulai menjauhi keduanya.

"Dia mantan Febi"

"Eh?" Kaget Mira. Jesslyn mengangguk meyakinkan keraguan dari Mira.

"Jadi kamu ke Indo lagi gara gara abang kamu dinikahin sama Rifa ya?" Mira mengangguk. "Aku ga nyangka"

"Hahaha aku juga" Tawa Mira miris. Keduanya kembali diam. "Febi perlu tahu gak ya?" Tanya Mira pada Jesslyn.

"Dey perlu, Febi aku rasa juga perlu tapi..." Jesslyn mengerang pening. "Aku ga yakin bakalan ga ada apa apa"

******

Di kediaman Febi, Febi dan Dey sedang menikmati makan siang mereka, ia dan Dey tampak menikmati hasil masakan mereka.

Febi melihat Dey yang lahap menyantap makanannya tersebut.
"Enak?" tanya Febi.

"Ewnwak Bwanget" Jawab Dey sambil mengunyah makanannya.

Febi menyentil kening Dey, "Abisin dulu makannnya telen dulu baru ngomong" Ucap Febi melotot melihat ke arah Dey.

Dey lalu mengangguk sambil mengusap keningnya, kemudian menelan makanannya.

"Heheh maap, enak banget biii" Ucap Dey sambil mengacungkan kedua jempolnya kearah Febi, Febi merespon Dey dengan tersenyum, dan memegang pipi Dey secara tiba-tiba.

Dey mematung karena tangan Febi yang memegang pipinya tersebut, mengusapnya lembut. Dey melihat ke arah Febi yang sedang tersenyum, sedikit menahan tawanya.

"Kok nahan ketawa sih! Emangnya aku ada yang lucu?" Dey menatap mata Febi, menatapnya dalam dan memberikan puppy eyes yang menggemaskan.

"Apasih kamu, ga usah digituin juga kamu udah gemas" Ucap Febi lalu menepuk pipi Dey dan menariknya.

"Biii sakiittt astaga" Dey melepaskan pipinya dari Febi, Febi hanya tertawa renyah karena berhasil membuat bete kekasihnya.

"Btw, mau nonton film ga? Aku banyak stok film yang belum kira tonton" Celetuk Febi.

"Ayooo, bosen" Jawab Dey.

"Makan aja ga bosen kamu mah, ngasal aja bosennya" Febi menyentil kening Dey membuat Dey mengaduh kesakitan.

*****

"Hai, Vin. Gimana kabarnya?"

"Baik kok"

"Kok kayaknya suntuk gitu? Gak seneng ya ketemu aku?"

"Hmmm, ngga kok"

Kemudian Viny pun duduk di kursi yang berada di depan gadis itu. Ya, hari ini Viny akhirnya menemui Hanna. Setelah beberapa hari lalu terpuruk akan kandasnya hubungan asmaranya bersama Anin, dan konfliknya dengan Febi dan Dey. Satu per satu masalah sudah bisa ia selesaikan, maka dari itu Viny kini mencoba menyelesaikan masalah yang lainnya, yaitu Hanna.

Hanna, sesekali mengingatkan akan kenangan lalunya bersama Viny. Namun, reaksi Viny hanya tersenyum, nampak tak tertarik. Hanna menarik nafas panjang, merasa buntu dengan apa yang ia lakukan. Akhirnya tak mampu lagi bertahan dengan situasi seperti ini, Hanna pun segera mengambil langkah tegas.

"Vin, aku mau nanya serius sekarang" Tanya Hanna.

"Ya kan tinggal nanya aja, kenapa sih?"

Hanna pun menggenggam tangan Viny. "Kamu mau kan balikan sama aku?"

Tbc

Dikit aja ah biar stocknya gaabis

Bye

Btw
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
#DiRumahAja ya! Stay safe for evreyone!

Kenyataan yang Telah TernodaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang