44

1.9K 70 18
                                    

Paginya,
Mereka hampir saja terlambat karena Febi yang terlambat bangun, karena tugas yang harus ia kerjakan.

"Huhhh hampir aja telat" Febi mengatur nafasnya yang tidak teratur karena berlari mengejar waktu.

"Kamuhhh sihhh bangunnya telat" Dey membuka tasnya dan mencari air minum yang dibawanya, setelah dapat ia langsung meminum air tersebut.

"Malah minum, ayo masuk kelas nanti telat" Ucap Febi menarik pelan tangan Dey.

"Hmmhmmm" Jawab Dey.

"Ayoooo" Febi menarik tangan Dey sedikit berlari menuju kelas.

Dey cemberut karena Febi menariknya disaat tempat minumannya masih terbuka.

"Kenapa sih cemberutt?" Tanya Febi yang melihat Dey, baginya Dey sangat menggemaskan sekarang.

"Kamu tuh tarik-tarik, untung ga basah baju akuu karena tumpah" Dey semakin cemberut karena Febi hanya meresponnya dengan cengiran.

"Eh, baru keliatan nih batang hidungnya berdua, telat?" Ucap Jesslyn yang menatap ke pintu depan kelas tersebut.

*****

Pelajaran pun berlangsung seperti biasanya, tenang dan seluruh siswa terlihat fokus, kecuali Jesslyn. Pandangan matanya terus melihat ke arah Febi dan Dey secara bergantian. Sayangnya, tingkah lakunya ini tertangkap oleh mata Mira. Mira yang awalnya fokus pun menjadi sedikit cemas dengan perilaku kekasihnya ini.

Ketika jam pelajaran pertama berganti, Mira mendekatkan kepalanya ke arah telinga Jesslyn kemudian berbisik.

"Kamu kenapa?" Tanya Mira berbisik.
Jesslyn yang terkejut karena hembusan nafas Mira pun menjawab. "Kenapa apanya?"

"Ngeliatin mereka terus" Ujar Mira sambil menunjuk Febi dan Dey yang tengah bergurau.

"Jangan disini. Ke toilet yuk" Ajak Jesslyn pada Mira.

Lalu keduanya pun pergi menuju toilet yang berada di ujung lorong.

"Kepikiran Rifa" Jujur Jesslyn yang sudah sampai di toilet, kemudian keduanya terdiam beberapa saat sambil menatap cermin yang ada di depan mereka.

"Ehm, menurut kamu, aku harus bilang ga sih?" Tanya Jesslyn.

"Hmmm gimana ya? Sulit juga. Seberapa yakin kamu kalo Febi akan baik-baik aja ketika tau keberadaan Rifa? Dan seberapa yakin kamu kalo Dey ga akan kecewa kalo nantinya ngelihat Febi yang ternyata masih punya rasa sama Rifa?" Tutur Mira.

"Ya aku ga tau"

"Itu yang harus kamu pastiin dulu sebelum ngasih tau ke mereka. Karena kita gatau apa yang bakal terjadi sama hubungan mereka ke depannya. Termasuk hubungan kita"

"Kok jadi bawa-bawa kita?"

"Saat Febi nanti milih Rifa dan ninggalin Dey, saat itu juga mungkin kamu akan ninggalin aku buat milih Dey lagi" Ucap Mira tersenyum lemah.

Bunyi langkah kaki terdengar mendekat, Mira dan Jesslyn sama sama menoleh ke arah pintu masuk.

Rupanya Vivi yang masuk, ia tersenyum ke arah keduanya. "Pacaran sekarang di kamar mandi ya?" Ucapnya sembari berjalan ke sebelah Jesslyn, menyalakan kran lalu mencuci tangannya.

"Vi" Panggil Jesslyn.

"Hm?"

"Lo tau kan Rifa?" Mira membulatkan matanya mengerti apa yang akan Jesslyn katakan pada Vivi.

Ia segera menutup mulut Jesslyn. Lalu memberikan senyum pada Vivi. "Kita duluan ya" Ucapnya pamit pada Vivi yang masih terdiam berdiri disana.

"Kenapa tiba tiba Jeji nanya soal Rifa ke gue?" Tanya Vivi pada dirinya sendiri.

Kenyataan yang Telah TernodaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang